ALRA|| 40

1.4K 51 11
                                    


Happy Reading 🦋

.................

Yang pertama kali Ara dapat lihat saat memasuki ruangan milik Alvin, seseorang yang tertutup kain diseluruh tubuhnya dan berbaring kaku di atas brangkar. Dengan pelan Ara berjalan ke arahnya.

Hati Ara masih menolak jika Alvin yang berbaring di atas sana. "Nggak! Enggak mungkin i-ini kak Al kan?!A-ra mohon hiks.. Bangunkan Ara dari m-mimpi ini!" lirihnya saat tepar berada di samping Alvin. Ara tak kuasa menahan tangisnya, ia menutup mulutnya saking tak percaya bahwa ini benar adanya.

Tangan Ara dengan pelan dan masih bergetar hebat mencoba membuka kain penutup wajah Alvin.

"A-ra mohon ini bukan kak Al," batin Ara memohon lirih.

Saat semua kain itu terbuka. Ara dapat melihat wajah Alvin dengan jelas. Wajah yang begitu pucat, tak ada lagi aliran darah yang mengalir di tubuhnya. Mata Ara membola dengan apa yang ia lihat. Tubuhnya seketika lemas, kakinya seperti jelly membuatnya tersungkur jatuh ke bawah.

"ENGGAK..!!" teriaknya dengan frustasi saat melihat jelas wajah milik Alvin. Sampai-sampai mereka yang masih di luar ruangan terlonjak panik mendengarnya.

Mereka semua tersadar dari pemikiran mereka. Leon dengan sigap bangun dari duduknya berlari masuk ke dalam ruangan. Dan juga diikuti orang tua Alvin dari belakang.

Sekuat tenaga dan dengan perasaan campur aduk, Bunda Vania memberanikan diri melihat sang anak yang sudah dikabarkan meninggal oleh dokter.

Ara menoleh ke seseorang yang baru saja masuk. Ia melihat abangnya dan orang tua Alvin.

"Bang Leon bohong! K-katanya ka Al baik-baik aja! T-trus yang di sana s-siapa bang?!" Ara terus memukul dada bidang Leon yang merengkuh dirinya dalam pelukan.

"R-ra liat Abang! Abang bukannya bohong sama kamu. Tapi lihat kondisi kamu kayak gini nanti bisa drop lagi dek!" balas Leon yang terus mengusap lembut surai milik Ara.

Ara mendengar itu menggeleng ribut dalam dekapan Leon. "T-tapi hati Ara sakit bang! Kak Al udah ng-ggak ada hiks.."

"Alvin tetap ada Ra..," Leon mengambil tangan Ara dan membawanya ke dada sang empu.

"Di sini Alvin berada. K-kalau adek abang nanti kangen sama dia, kamu ingat dia ada di hati kamu Ra..," balas Leon. Perasaan Leon juga saat ini begitu hancur. Ia kehilangan sosok sahabat dari Alvin. Dan sekarang adiknya terlihat begitu hancur dengan kepergiannya.

Masih di tempat yang sama, dengan langkah bergetar Bunda Vania berjalan ke arah samping Alvin.

"Yah, lihat Al ya Yah...! Dia pergi ninggalin Bunda.. Baru aja Bunda senang saat Al u-udah mulai nerima kita kembali. T-tapi kenapa Al harus ninggalin Bunda!" Arvin hanya bisa menguatkan sang istri. Perasaannya pun sama hancurnya melihat wajah yang begitu persis dengan dirinya dulu, pergi meninggalkan dia.

"Anak A-ayah udah bahagia ya di atas sana. M-maaf Al ayah sama Bunda belum pernah bahagiain kamu," ucap Arvin membatin menyesal mengingat dirinya begitu sibuk sampai melupakan anaknya.

Sementara Ara masih terus memikirkan ucapan Leon. "Benar kak Al a-ada di hati Ara. J-jadi Ara harus tidur dulu ya biar ketemu sama kakak. Sampai ketemu di mimpi ya kak, dengan kisah yang l-lebih bahagia dari sebelumnya," lirih Ara dan mata itu mulai redup menutup sempurna. Bersamaan dengan kesadarannya yang hilang.

*****


Setelah mengucapkan kalimat tadi seketika dirinya berada di taman yang begitu luas. Ara hanya dapat melihat banyaknya bunga tulip di sekitar dia.

"Ini Ara ada di mana?" tanyanya dengan heran. Tatapannya terus menyusuri ke setiap taman itu. Ia memicingkan matanya saat tak sengaja melihat seorang gadis yang berjalan menuju ke arahnya. Gadis itu memakai baju yang begitu terang. Sampai Ara tak bisa mengenali siapa dia.

"Hai Ra..," sapa orang itu saat berada di hadapan Ara.

Ara tersentak kaget dengan apa yang ia lihat. Putri?

"Loh Put? Kamu ngapain di sini? Oh ya kok Ara nggak lihat Putri di rumah sakit waktu itu?" tanya Ara beruntun.

Putri hanya tersenyum hangat melihat wajah heran dari temannya itu.

"Tempat aku bukan di sana Ra.. Yang harusnya nanya itu aku. Ngapain Ara ada di sini?" balas Putri semakin membuat Ara bingung.

AlvinAra [END] || TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang