Happy Reading 🦋
...............
Masih berada di area kantin.
Setelahnya terlihat dari arah depan, keempat gadis berjalan ke arah meja Ara dkk. Salah satu dari mereka dikenal sebagai Queen bully. Yup siapa lagi kalau bukan Clara dan para entek-enteknya.Saat asik-asiknya makan, mereka kedatangan tamu tak diundang. Amel yang sangat tidak menyukai mereka beranjak dari duduknya.
Brakk!
"Mau apa lo ke sini? Ah atau lo mau buli teman gue lagi!" tanya Amel yang sudah emosi. Pasti mereka ingin cari gara-gara lagi.
"Santai dong lo!" balas Jesi salah satu teman Clara.
"Udahlah, gue tau maksud kalian! Jangan mentang-mentang kalian kakak kelas di sini bisa seenaknya sama kita!"
Mereka semua yang mendengarnya hanya menatap malas ke arah Amel, yang sedari tadi hanya menuduhnya.
"HE! Emang lo tau maksud kita dateng kesini?!" tanyanya.
Amel memutar bola matanya dengan malas. "Apa lagi kalau nggak ngebuli teman gue! Ya secarakan, noh teman lo nggak terima kalau Ara pacar kak Alvin."
"Sembarang banget sih lo!" nyolot Jesi yang mulai terbawa emosi. Saat ingin berjalan kearah Amel, namun dengan cepat di tahan oleh Clara.
"Apa sih Clar, nggak usah ngelarang gue! Nih anak ya maen nuduh aja, nggak tau apa niat kita ke sini baik!" lanjutnya tak terima.
"Udah, biar gue yang ngomong!" Kini tatapan Clara menuju Ara yang sekarang juga menatap kearahnya. Seakan bertanya maksud kedatangannya kali ini.
"Ra lo beruntung ya," ucap tiba-tiba Clara membuat semua yang mendengarnya mengerutkan kening pertanda tidak mengerti dari perkataan barusan. Tak terkecuali Ara sendiri m
"Maksud kakak?" tanya Ara heran, maksud dari kaka kelasnya ini.
"Maksud gue. Lo beruntung dicintai begitu hebat sama Alvin. Seseorang yang begitu gue cintai, jauh sebelum lo kenal ama dia," jelasnya.
"T-tap-."
"Biarin gue ngomong dulu!" potongnya saat Ara ingin mengangkat bicara.
"Lo tau? Perjuangan gue selama deketin dia nggak mudah Ra. Tapi lo dengan mudahnya masuk ke kehidupan Alvin. Jujur saat gue tau lo dekat ama dia, gue benci banget ama lo. Karena gue pikir lo ngerebut milik gue," jelasnya. Ara hanya terdiam mendengar penuturan Clara. Ia gak bermaksud ngerebut apapun itu.
Amel mengeram marah dan mengepalkan tangannya. Ia tak suka mendengar ucapan Clara seakan menyudutkan Ara.
"Tapi setelah gue liat tatapan Alvin ke lo waktu itu, tatapan yang belum pernah gue dapetin dari dia. Gue mulai sadar, bahwa cinta nggak harus dipaksain. Dan yang nggak bisa gue sangkal itu bahwa dia benar-benar cinta ama lo."
Sebelum melanjutkan ucapannya, Clara menarik nafas panjang, keputusan ini memang sulit baginya. "Jadi mulai hari ini gue nyerah Ra, lo pemenangnya. Dan gue harap hubungan lo ama Alvin kedepannya baik-baik aja ya," lanjut Clara sambil tersenyum hangat. Walaupun kenyataannya sakit tapi apa boleh buat.
Mendengarnya Ara mulai sadar gadis di hadapannya ini baik, walaupun dulu sempat membulinya tapi ada alasan di balik sikap arogannya waktu itu. Ia membalas senyum hangat Clara ke arahnya.
"Ara yakin terlepas dari semua ini. Pasti kakak bakalan di cintai hebat dengan orang tepat. Dan makasih ya kak udah ikhlas. Oh ya kak Clara mau nggak jadi kakak perempuan nya Ara? ucap polos dari Ara membuat semuanya terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlvinAra [END] || TERBIT
Teen FictionTERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING *VOTE AND COMENT YA* [Proses Revisi || Part masih lengkap] "Bahagia? Gue belum pernah ngerasain itu. Tapi entah kenapa memilikimu adalah anugerah tersendiri bagi gue!!" <Alvin "Percayalah bahwa setiap manusia akan be...