TIGA PULUH LIMA

2.5K 197 26
                                    

Nama : Chaviva Nathalia
Hobby baru : Fotoin Mas Bojo.

"Hadap sini, sayang!" pinta Chava. Ia pun terkekeh saat Nathan memutar bola matanya.

Nathan bergerak cepat kemudian berbaring di tempat tidur tepat di sebelah Chava. Tangannya yang panjang merebut ponsel di tangan Chava lalu mengambil swafoto berdua saat ia mengecup kening Chava.

"Jangan di posting!" panik Chava. Ia berusaha merebut kembali ponselnya.

Nathan meletakkan ponsel Chava di sebuah nakas sebelah tempat tidur saat sang istri berada di atas tubuhnya. Ia mendekap erat tubuh Chava.

"Biar seperti ini dulu. Aku butuh recharge tenaga," ucapnya sembari membenamkan wajahnya di ceruk leher Chava.

Chava tersenyum. Ia mengusap lembut surai Nathan dan juga memberikan pijitan pelan. Untuk pertama kalinya Nathan bermain full time setelah kembali ke Clubnya--Swansea City.

Tentu saja ia memboyong Chava pindah ke sebuah apartemen yang disewanya tak jauh dari Clubnya. Ia sungguh tidak terbiasa jauh dari Chava. Bagaimana dengan kuliah Chava? Ia memilih untuk mengambil perkuliahan online supaya bisa selalu menemani Nathan.

"Sayang... Kau akan membawaku ke Indonesia minggu depan?"

Nathan mengangkat wajahnya, kemudian menatap mata Chava. "Pertanyaan macam apa itu?"

Chava menggelengkan kepalanya namun kemudian tertawa kegelian saat Nathan menggelitik pinggangnya.

Chava bangkit dari posisinya kemudian menumpangkan kaki Nathan di atas pahanya. Ia mulai memijit seperti yang ia pelajari dari para therapist dan dokter di Club Nathan.

Sebuah senyuman terbit di bibir Nathan. Betapa beruntungnya dirinya memiliki seorang istri yang penuh pengertian dan cepat dalam mempelajari hal-hal baru.

"Sayang, kemarilah. Aku akan memijatmu," pinta Nathan dengan seringainya.

"Tidak." Chava mengulum senyumnya.

"Ck, ayolah."

Chava hanya pasrah saat Nathan menarik tangannya kemudian mulai mencumbunya. Mereka sudah menjadi candu satu sama lain.

"Kau membuatku batal memasak makan malam." Chava meletakkan kepalanya di atas dada telanjang Nathan. Detak jantung Nathan terdengar berangsur teratur.

"Aku sudah kenyang setelah memakanmu." Nathan mengecup punggung tangan Chava. "Kau tidurlah dulu," ucapnya sembari mengusap lembut lengan Chava.

Chava memejamkan matanya. Tidak menunggu lama napasnya terdengar teratur. Nathan mengecup puncak kepala Chava.

Perhatiannya beralih ke ponsel Chava yang tampak menyala. Ia beringsut perlahan kemudian mengenakan kimononya.

Melihat ke arah Chava sejenak saat ia melihat sebuah nomer tak dikenal menghubungi Chava. Nathan membawa ponsel Chava ke balkon kemudian mengangkatnya.

"Ha-halo... Benar ini nomer Lia?" Suara di ujung sana terdengar bergetar.

"Nyonya Dexter, untuk apa anda menghubungi istri saya?"

"Nathan? Bisakah saya berbicara dengan Lia?"

"Tidak. Katakan sekarang saja pada saya." Ada rasa geram dalam hati Nathan saat teringat peristiwa di rumah sakit. Sama sekali tidak terucap kata permintaan maaf dari mulut wanita itu.

Terdengar suara tangis di ujung sana. "Nathan, Alexa sangat membutuhkan bantuan Lia."

"Maksud anda?"

Summer In Paris || Nathan Noel Romejo Tjoe-A-OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang