SEMBILAN BELAS

2.4K 192 26
                                    

Aku mulai tidak terbiasa tanpa notifikasi darinya. Bahkan itu yang selalu ku tunggu. Apa ini yang dinamakan menakar rindu lewat jarak?

***

L'Île-Saint-Denis, Paris, 24 Juli 2024

Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua puluh dua jam, Chava dan kontingen cabang panahan sudah sampai di Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua puluh dua jam, Chava dan kontingen cabang panahan sudah sampai di Paris. Mereka menuju ke sebuah tempat yang letaknya di pinggiran utara Paris, hampir 5,8 mil atau setara dengan 9,4 km dari kota Paris. Sebuah kota yang dijadikan sebagai wisma untuk para atlet yang akan berlaga.

Acara pembukaan masih dua hari lagi, namun team memutuskan untuk berangkat lebih awal supaya masih ada waktu rehat untuk para atlet.

Rasa penat membuat Chava langsung merebahkan tubuhnya di kasur single yang selama beberapa hari ke depan menjadi peraduannya.

"Chav, lo sama Aga-" tanya Pita.

Chava mengangkat telapak tangannya. Rasanya enggan sekali untuk membahas masalah itu lagi. "Udah nggak perlu di bahas, Mbak. Masing-masing saja."

Pita terdiam dan kepalanya mengangguk. Kali ini ia setuju dengan yang lain, ucapan Aga sungguh keterlaluan. Rasa cemburunya sudah melewati batas.

"Chav, lo nggak lupa bawa beras kan?" Ratri mengalihkan pembicaraan.

"Ada. Bentar, Mbak."

Ratri sudah mengeluarkan alat penanak nasi mungilnya, sedangkan Chava mulai membongkar isi koper. Mereka bertiga sudah mendapat jatah barang bawaan masing-masing untuk kebutuhan darurat.

"Rendangku lolos sensor," Chava terkekeh pelan. Ia mengeluarkan beberapa lauk instan dalam kemasan dan semua perbekalannya yang lain, kemudian meletakkan sebagian di lemari pendingin kecil di sudut ruangan.

"Wuihhh asik, stok pangan melimpah," seru Pita.

Perhatian Chava beralih ke ponselnya yang bergetar setelah ia mengaktifkan data roaming. Bibirnya membentuk sudut lengkung setelah membaca nama yang tertera di sana.

Nathan
Kau sudah sampai?

Chava
Ya, baru saja.

Nathan
Katakan, dimana kamarmu?

Chava
Di blok G lantai 3 kamar nomer 23

Nathan
Baiklah, beristirahatlah dulu. Aku masih menemui seseorang.

___

Chava menghela napasnya setelah membaca chat dari Nathan.

Kirain mau nyamperin ke sini. Seseorang? Siapa? Arghh! Chava, kamu kenapa?

Chava kembali merebahkan badannya. Menenggelamkan kepalanya di bawah bantal.

Summer In Paris || Nathan Noel Romejo Tjoe-A-OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang