DUA PULUH

2.5K 212 39
                                    

Invalidez, Paris, Juli 2024

Beberapa kali Chava mengembuskan napasnya, berusaha mengusir tegang yang mulai menyergapnya sejak menginjakkan kaki di venue cabang olahraga panahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa kali Chava mengembuskan napasnya, berusaha mengusir tegang yang mulai menyergapnya sejak menginjakkan kaki di venue cabang olahraga panahan.

Ia meregangkan otot-ototnya sembari menunggu gilirannya dengan peralatan yang sudah terpasang ditubuhnya.

"Chava!"

Chava menoleh ke arah suara. "Nonkel?" Setengah berlari ia menghampiri Romeo.

"Kami datang, untuk mendukungmu."

Mata Chava berkaca-kaca. Ia benar-benar tidak menyangka Romeo akan hadir untuk memberikan dukungan untuknya. Padahal Nathan sendiri tidak hadir karena akan menjalani laga pembuka malam nanti.

"Perkenalkan, ini mama Nathan." Romeo memperkenalkan wanita yang datang bersamanya.

Chava tersenyum kemudian mencium tangan Melinda. "Senang berkenalan dengan anda, Tante."

Melinda tersenyum. Ia membingkai wajah Chava dengan kedua telapak tangannya. "Senang berkenalan denganmu juga, sayang."

Chava menghapus jejak air matanya. "Ah, maaf, saya terlalu emosional," ucapnya.

Nathan, kejutan apa lagi ini? Tuhan... untuk pertama kali dalam hidupku, aku merasakan kehadiran seseorang.

Dari pengeras suara terdengar namanya di panggil, Chava menoleh ke belakang.

"Nonkel, Tante, Chava ke sana dulu ya."

"Doa kami besertamu, Nak," ucap Romeo sembari memberi berkat di kening Chava.

"Diberkati selalu, sayang." Kini Melinda pun menyentuh kening Chava.

"Chava akan melakukan yang terbaik," ucap Chava. Ia berbalik badan dengan kepala tegak. Seakan semangatnya bertambah beribu kali lipat.

Menempatkan diri pada jarak yang sudah di tentukan. Menyentuh kening, dada dan kedua bahunya. Chava sudah bersiap. Kali ini adalah penentuan akhir salah satu sektor yang diikutinya. Dalam laga final ini ia berhadapan dengan pemanah asal Korea, peraih medali emas sebelumnya.

Fokus dan tenang, Chava. Satu lagi. In the name of God. This is for You, God!

Chava merentangkan busur panahnya. Anak panah terakhirnya melesat dan tepat menancap di tengah papan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Summer In Paris || Nathan Noel Romejo Tjoe-A-OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang