45.

5 1 0
                                    

Mereka berdua eh ralat bertiga ada di salah satu mall yg cukup terkenal di daerah Jakarta, sesuai permintaan eline tadi disinilah mereka.

Di Timezone.

Ni-ki dan eline tidak main, hanya Kelly saja yang dari tadi sibuk cobain mainan yg menggoda iman nya tentu saja Kelly bermain dalam pengawasan 2 orang dewasa dari kejauhan.

Eline sebenarnya ingin ikut juga bersama kelly tapi dia tidak berani berkutik disaat pemuda disebelah nya tidak bersuara dari awal sampai mall.

"Kak?" Panggil eline. Dia sudah cukup lelah kalo terus diam saja begini.

Ni-ki sama sekali tidak menggubrisnya bahkan melirik saja tidak, seperti nya benda pipih di tangan nya lebih menarik daripada sosok perempuan disebelah nya.

Eline membuang nafas panjang sebelum kembali memanggil ni-ki.

"Kak. Kakak denger gue gak sih?!"

Ni-ki seakan tuli, dia sama sekali tidak terganggu dengan panggilan panggilan eline.

Karna eline udah muak diabaikan begini, tanpa pikir dua kali, eline mengambil paksa hp yg ada di genggaman ni-ki, lalu memasukkan ke dalam tasnya.

"Apa apaan ini?" Kesel ni-ki karna hp dia main asal rebut aja.

"Salah lu sendiri tidak menyaut panggilan gue." eline membuang muka, males melihat muka ni-ki.

"Lalu mau lu apa?" Tanya ni-ki. Intonasi nya sedikit tinggi.

Eline menolah, karna nada suara ni-ki berbeda dari biasanya. "Kok nada nya kek membentak gitu? Lu marah cuma gue ambil paksa hp lu?"

Ni-ki mengacak-acak rambut nya frustasi. "Tidak, gue gak bentak lu, cepat kembalikan hp gue." pinta ni-ki sedikit memaksa.

Eline tersenyum miring. "Kalo gue gak mau gimana?"

"Ayolah berikan hp gue, ada sesuatu yg penting." desak ni-ki.

"Sepenting apasih sampai sampai lu mengabaikan panggilan gue." kesal eline, tak berniat mengembalikan hp ni-ki.

'Dasar tidak peka, gue sedang marah pada lu eline huh'

Ni-ki membuang nafas kasar. "Oke oke! Lalu apa mau lu tadi memanggil kakak?"  ni-ki mencoba mengalah.

Eline menatap sinis. "kakak tidak sadar?!"

Ni-ki menyerngit kan dahi nya bingung. "Sadar? Sadar apa?" Tanya ni-ki seperti orang bego.

"Lu dari tadi diemin gue ni-ki.!" Bentak eline, kelepasan.

Beruntung mereka berada jauh dari orang orang jadi tidak ada yg mendengar suara eline.

Ni-ki tersentak ketika eline berdiri didepan nya.

"Apa lu mau tau kenapa gue diemin lu?"

Eline mengangguk. "Tentu saja, padahal gue gak ngelakuin kesalahan apapun."

Ni-ki menarik tangan eline meminta nya untuk duduk kembali. "Gue kesel karna lu gak menjelaskan apa apa setelah kita tiba disini."

"Menjelaskan apa?"

Ni-ki tidak menjawab, tiba tiba terlintas sesuatu di kepala eline.

'Anjir sampai lupa gue cuk, tapi masa cuman gitu ni-ki sampai segitunya.'

Eline tersenyum bodoh setelah tau maksud ni-ki. "Ngomong dong, gue kan gak tau! Ini malah diam doang."

"Kakak pikir lu cukup peka, ternyata tidak." sindir ni-ki.

Eline sebenarnya tidak terima tapi ya sudah lah.

"Katakan."

Eline noleh. "Katakan apa?"

Aku, Adik ipar muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang