49.

12 1 0
                                    

4 bulan kemudian.


Gak kerasa udah tiba hari yang di nanti nantikan oleh semua anak sekolahan, tepatnya di sekolah tempat Eline menuntut ilmu. Kenapa?
Ya karna hari ini hari kelulusan kelas angkatan eline dkk.
-
-
-
-
-
-
-
Eline lagi berdiri di depan kaca full body dari satu jam yg lalu sambil memegang dadanya yg berdebar kencang.

Huh huh
Huh huh
Fhuh fhuh

Eline mengatur nafas nya.

"El lu pasti bisa." eline menyakinkan dirinya sendiri.

Baru hendak memutar arah tubuh, lagi lagu eline kembali menghadap cermin nya.

"Gak bisa! Gue gak bisa." geleng eline lemah. Sambil meremas ujung baju nya.

Ceklek

"El?"

Eline menoleh sebentar setelah mendengar panggilan dibelakang nya.

"Bang." Eline menatap jay dari pantulan kaca.

Jay memegang pundak eline. "Udah siap kan!? Yuk turun yang lain udah nungguin." ajak nya.

Eline termenung melihat pantulan dirinya dan jay di kaca.

"El?"

Merasa tidak ada sahutan, Jay memutar arah tubuh eline untuk menghadap dirinya.

"You okay?" Tanya nya khawatir.

Eline mengangguk patah patah. Jay tampak ragu percaya. "Ada sesuatu yg sedang dipikirkan hm?" Tanya nya terdengar lembut.

Eline memandang ke arah samping, tak sanggup menatap jay lebih lama.

Membuang nafas resah.

Lalu menatap lantai sambil memainkan jari jarinya random.

"Bang! Takut." cicit nya pelan.

Jay tentu saja mendengar, lalu menatap heran. "Takut? Emang apa yg eline takuttin?" Tanya nya penasaran.

"Takut gak sesuai ekspektasi nanti nilainya." gugup nya.

Tak lama setelahnya jay mengelakkan tawanya, membuat eline merengek karna tidak ada yg lucu baginya.

"Ih kok malah ketawa sih." eline cemberut.

"Hahaha kamu sih ada ada aja, mana mungkin nilai kamu turun, kalo pun turun tidak masalah kok itu artinya eline harus lebih giat lagi belajarnya." tutur jay sehabis tertawa.

"Tapi kan tetap aja takut." rengek eline.

"Udah udah percaya sama abang, nilai kamu pasti memuaskan." Jay mencoba menyakinkan.

"Tapi kalo nggak gimana?" Ragu eline.

"Ya gak mungkin, kalo pun Iya nanti abang sogok gurunya." candanya. "Ayo kebawah."

Jay langsung menarik tangan eline keluar kamar tanpa menunggu persetujuan eline.








"Lama betol lu bang disuruh panggil aja hampir satu jam." sewot Haruto, berjalan ke arah jay dan eline.

"Lama pala lo."

"Sudah sudah, ayo berangkat." lerai bunda sebelum Haruto menjawab perkataan jay tadi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mobil yg dikendarai abi masuk ke area halaman sekolah, disusul mobil anak anaknya.

Eline turun dari mobil Abi lalu diikuti saudara nya yg ikut serta melihat acara perpisahan angkatan eline.

"ELINE."

Aku, Adik ipar muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang