Story 1

583 121 3
                                    

Naoraka (Y/n), 7 tahun.

Kamisato Ayato, 15 Tahun.

. . .

Gadis mungil dengan rambut yang dikepang dua di samping kepala tampak bergerak lincah menghindari kejaran bawahan sang ibu.

Kaki-kaki mungilnya tampak berlari dengan bebas melintasi tatami yang tersusun dengan rapi dibawah sana. Bersembunyi disebalik karung kentang, gadis itu mengeluarkan dua potong kue manis dari saku lengannya.

Para pelayan bahkan tampak menunduk mengambil nafas dalam-dalam. Terlihat jelas bagaimana mereka kesulitan mengejar putri semata wayang sang nyonya kediaman Naoraka.

Kepalanya menyembul di sela-sela karung kentang. Dengan senyuman yang menampakkan gigi yang tidak utuh karena sering copot. (Y/n) berjalan keluar, mengendap-endap seperti mata-mata hingga mencapai pintu taman samping.

"Ketemu!"

Sebuah lubang anjing berukuran tiga puluh senti meter berhasil ditemukannya disebalik semak bunga popi. Dengan cepat gadis tujuh tahun itu berhasil mencapai batas luar kediamannya.

Dengan kain tudung penutup kepala dan rambutnya yang mencolok, gadis itu kini bersiap menuju festival Rakyat Watatsumi yang diadakan di kota utama Inazuma.

Berbekal beberapa ribu mora yang dia kantongi, gadis itu sampai. Ribuan topeng dengan berbagai macam rupa. Oni, rubah, dan hewan-hewan lainnya.

Topeng rubah kecil yang menutupi seluruh wajahnya terasa pas. Kini gadis itu telah siap menikmati pekan festival.

"Paman! Dango milknya dua!"

Mengacungkan jari telunjuk dan tengah, gadis itu bercengkrama dengan seorang pria penjual Dango milk. Minuman susu dengan butiran Dango didalamnya. Diminum dengan disedot lewat tutupnya. Meski sedikit kesusahan, (y/n) mendapati dirinya merasa senang, puas atas apa yang dia beli.

Kaki kecilnya yang berbalut sepatu kain kembali bergerak. Tidak masalah dengan sepatu mahalnya yang terkena debu serta kotoran, kini dia tengah menonton pertandingan antar Onikabuto.

Laki-laki oni bernama Itto mengadakan pertarungan Onikabuto disalah satu stand penjualan. Ada cukup banyak anak-anak yang ikut menonton. Termasuk teman kesayangannya, Yoimiya!

"Yoimiya!" Gadis itu berseru. Bersemangat serta berlari cepat menuju teman karibnya yang asik menonton bersama yang lain.

"(Y/n)-chan!" Yoimiya ikut tersenyum. Pemilik marga Naganohara itu bergeser sedikit untuk memberikan tempat bagi (y/n) menonton pertandingan Onikabuto.

"Woah! Siapa pemenangnya?" (Y/n) mengeluarkan Dango milk dari dalam saku dan memberikannya pada Yoimiya. "Ini untukmu. Aku beli dua tadi."

"Terimakasih! Kau tau saja aku sedang lapar!" Yoimiya dengan logat khasnya segera membuka tutup Dango milk dan meminumnya. "Yang menang bukan Itto tentunya. Itto masih saja kalah bahkan sudah lewat tiga babak."

Yoimiya tampak menepuk perutnya yang sudah berisi Dango milk. "Ngomong-ngomong, kau kesini dengan siapa? Jangan bilang kau kabur lagi dari kediamanmu?"

(Y/n) menganggukkan kepalanya dengan cepat, seolah itu adalah prestasi luar biasa. "Tentu saja aku kabur. Ibuku bahkan tidak akan menyangka aku berada di festival saat ini!"

"Wah! Tapi apa kau tidak takut ibumu memukuli pantatmu lagi seperti terakhir kalinya?" Yoimiya berdiri bingung. Gadis pemilik mata emas itu menatap kebelakang tubuh (y/n). "Ah! Ayaka!"

"Eh? Ayaka? Dimana?" (Y/n) turut berbalik mencari keberadaan teman mereka.

Nona dari kediaman Kamisato itu sangat sibuk, bahkan untuk sekedar ke festival sekalipun selalu saja ada alasan Ayaka tidak bisa ikut. Entah itu pembelajaran tata krama lah, pembelajaran merajut lah, dan lain sebagainya.

Pernah sekali Yoimiya dan dirinya menghasut Ayak untuk membolos pembelajaran. Ketiganya berakhir dihukum tentunya.

(Y/n) dihukum oleh ibunya, membuat gadis itu tidak bisa duduk seharian penuh. Pantatnya kebas!

Dipukul menggunakan sapu lidi rasanya nyut-nyutan. Bahkan Yoimiya juga dikurung oleh ayahnya dan tidak boleh menyentuh kembang api selama satu minggu.

Ayaka adalah yang terparah, gadis itu tidak bisa ketemu dengan (y/n) juga Yoimiya selama satu bulan penuh! Bangsawan Inazuma sangat ketat!

"Itu dia-- tunggu! Dia bersama kakaknya!" Mendadak Yoimiya dan (y/n) yang tadi berisik memanggil nama Ayaka segera diam dan bersembunyi dibalik panggung pertarungan Onikabuto.

"Ah! Aku tidak suka kakaknya." (Y/n) memanyunkan bibirnya. Masih teringat dulu, Ayato mengatakan dirinya gendut hanya karena memakan lima donat manis!

Bajingan gila! (Y/n) masih dalam masa pertumbuhan dan beraninya dia mengatai (y/n) gendut!

"Ugh~ Mulut Ayato terlalu tajam. Aku takut dia akan berkata menyakitkan lagi..." Yoimiya dan (y/n) berjongkok, saling hadap-hadapan untuk menghindari tatapan orang-orang. "Tapi masa kita harus menjauhi Ayaka? Itu tidak adil. Sekalipun dia seorang putri, dia tetap butuh teman!"

(Y/n) mengangguk setuju, "iya itu benar! Jadi apa kita akan mencoba mencari cara menyingkirkan si tukang julid itu?"

"Siapa kau sebut tukang julid?"

"!!!" (Y/n) dan Yoimiya mendadak membeku. Keduanya berbalik melihat Ayato berdiri berdampingan dengan Ayaka.

Terlihat jelas wajah datar dan pandangan tajam Ayato tertuju pada mereka berdua.

"Bukan siapa-siapa..." Yoimiya kicep dan mencoba menjelaskan. Berbanding terbalik dengan (y/n) yang merungut kesal.

"Dilarang menguping pembicaraan orang lain, memangnya kau tidak diajarkan oleh gurumu, ya?"

"Oh, ya? Dasar bocah gendut. Kau berani menantangku?"

"Aku tidak gendut! Dasar tiang listrik!"

"Lemak berlapis!"

"Jempol catengan!"

"Pendek!"

Mendengar kata pendek, (y/n) langsung marah. Kakinya menghentak kesal kearah Ayato dan menubruk dagu Ayato dengan kencang hingga membuat Ayato menggigit lidahnya hingga berdarah.

"Dasar jahat!"

Dan (y/n) berlari menembus lautan orang-orang yang menikmati festival. Usai membuat Ayato terjatuh dan mendaratkan pantatnya diatas tanah keras.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: yahahaha gelud duo cimit 🤣

.
.
.

.
.
.

29 Mei 2024

𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang