Story 21

725 120 2
                                        

(Y/n) sedikit membeku saat tangan Ayato mencapai rambutnya. Gerakan itu sangat tiba-tiba hingga bahkan membuat gadis itu membeku sesaat kala jemari ramping Ayato mengusap pipinya dengan lembut.

Matanya mencoba fokus, menghapus rasa jejak panas bekas sentuhan Ayato diatas kulit. Pipinya sedikit merona akibat ulah Ayato yang kini tersenyum dan dengan tenang meminum teh serta menggigit kue miliknya.

Apa Ayato tidak berpikir tingkah lakunya bisa membuat (y/n) kesulitan?

Rasanya kesal sekali, (y/n) meneguk teh dengan kasar sebagai pelampiasan. Dirinya harus tetap tenang, Ayato pasti hanya sedang bermain-main dengannya. Gadis itu mencoba meyakini bahwa sifat tengil Ayato masih sama seperti dulu. Hanya tertutupi oleh senyuman bangsawan milik pria itu. Sebuah topeng yang membuatnya sedikit gemas karena terus mengumbar senyum bisnis.

"Oh iya, aku akan mengambilkan katalog baju dulu. Silakan nikmati makanan dan minumanmu, Ayato." (Y/n) berdiri, meninggalkan Ayato disana tertegun menatap punggungnya.

"Aku boleh ikut?" Ayato terlihat sedikit bersemangat melihat (y/n) melangkah masuk kedalam tempat penyimpanan katalog dan barang-barang penting lainnya milik butik.

(Y/n) berbalik menatap mata Ayato, "didalam berantakan. Kau pasti risih melihatnya nanti."

Ayato tersenyum tipis dan berdiri mengikuti (y/n), "tidak masalah. Gudang keluarga Kamisato juga cukup berantakan dan aku cukup terbiasa memeriksa barang disana."

(Y/n) hanya menghembuskan nafas pelan dan membuka pintu ruangan. Tangannya menekan saklar lampu hingga menampilkan beberapa manekin yang masih mengenakan pakaian setengah jadi. Ada juga beberapa manekin rusak disudut ruangan yang ditata rapi dan ditutupi kain perca tipis agar tidak berdebu dan bisa diperbaiki lagi suatu saat nanti.

Ayato melihat ke sekeliling, memperhatikan ruangan yang dipenuhi pernak-pernik didalam kaca, rol-rol kain berwarna warni yang berada diatas peti kayu, peniti-peniti yang menancap di manekin, dan masih banyak lagi barang-barang yang cukup asing dimatanya.

Ayato berdiri didepan sebuah manekin yang memakai pakaian setengah jadi. Pakaian pria dalam balutan jas hitam dengan kemeja biru muda didalamnya. Bagian ujung lengan diberi kancing bulat dengan bagian tengah berbentuk dua pedang saling menyilang berwarna hitam dengan bagian lingkaran luar berwarna emas.

Didalam jas tertulis nama (y/n) sebagai penjahit. Diam-diam Ayato tersenyum tipis. Tangannya mengusap kerah jas dan merasakan bahan kain yang lembut di jemarinya. (Y/n) ternyata punya selera yang cukup baik dalam pekerjaannya ini.

Ayato kembali mengedarkan pandangannya, menemukan (y/n) yang tampak kesulitan meraih buku katalog di lemari. Ayato tertawa kecil saat gadis bertubuh mungil itu melompat-lompat untuk meraih buku berwarna coklat muda di deretan atas.

Ayato berjalan pelan, meraih buku itu dengan mudah dengan satu tangannya. Menyadari dirinya dan (y/n) kini saling berdempetan, Ayato menyusupkan satu tangannya ke pinggang (y/n). Ayato sedikit tertawa kecil merasakan tubuh (y/n) membeku. Matanya bisa melihat leher dan telinga gadis itu memerah. Terlalu dekat hingga Ayato bisa merasakan panas tubuh gadis itu di pelukan.

"Ini bukumu." Ayato berbisik pelan tepat ditelinga (y/n). Pria itu menyeringai tipis, dan meletakkan buku katalog yang diincar gadis itu ke tangannya.

Lucu sekali (y/n)nya ini, Ayato tidak tahan ingin terus mengerjai gadis itu hingga tidak bisa berkutik seperti saat ini. Ayato kembali menundukkan kepalanya ke telinga (y/n). Berbisik pelan dan melihat bagaimana wajah gadis itu perlahan berubah memerah seperti kepiting rebus.

"Kalau butuh bantuan, panggil saja aku."

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Ayato, aku juga mau 🤤

.
.
.

.
.
.

.
.
.

12 Januari 2025

𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang