Story 2

489 95 2
                                    

"Ibuuu!"

Teriakan tangis dari bocah berumur tujuh tahun menggema dihalaman rumah Naoraka. Bunga peony yang mekar menambah kesan cantik dari latar tempat (y/n) meraung.

Para pelayan perlahan muncul melingkarinya. Tatapan bingung dan khawatir anak nyonya mereka kenapa-kenapa usai berhasil melarikan diri.

Topeng rubahnya ditenteng, tubuhnya dirangkul kedalam sebuah gendongan. (Y/n) masih terisak karena kesal dengan ucapan Ayato. Pelayan yang membawanya masuk kedalam rumah kini menempatkan dirinya dalam pelukan sang ibunda.

"Kau ini kenapa?" Ibunya dengan pandangan bingung mengusap punggungnya yang masih bergetar. "Habis menghilang pulang-pulang malah menangis seperti ini."

(Y/n) dengan ingus yang meluber ke kimono ibunya kini justru makin membenamkan wajahnya. Membuat ibunya tersentak merasakan basah dibahu.

"Hei, jangan mengelap ingusmu dikimonoku!" Ibunya sedikit kesal, namun tetap membiarkan (y/n) merengek disana. "Astaga, putriku ini."

"Ibuuu! Aku gendut, ya?"

Ibu dari (y/n) sekaligus pemimpin klan Naoraka seketika tergelak. Tangannya masih melingkar melindungi putrinya agar tidak terjatuh ke lantai tatami.

"Kenapa? Ada seseorang yang mengataimu gendut?" Ibunya malah berbalik tertawa. Menertawakan wajah (y/n) yang bengkak dan memerah karena menangis. "Iya, kamu memang gendut."

"Ibuuu!"

Ibu (y/n) malah tertawa terbahak-bahak, seolah menjahili putri semata wayangnya ini adalah kesenangan tersendiri.

"Jadi katakan, kemana saja kau selama satu jam ini? Para pelayan bahkan sudah mencarimu keseluru tempat." Ibunya meletakkan tubuh (y/n) keatas kursi rotan. Gadis itu masih sesekali menghirup ingusnya sendiri.

"Aku tidak kemana-mana."

"Bohong," Ibunya mencoba menjawil hidung (y/n) menggunakan sapu tangan. "Katakan dengan jujur, kau tahu ibu tidak suka orang yang berbohong. Apa kau pergi ke festival di kota?"

(Y/n) menunduk lesu, gadis itu menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban atas pertanyaan ibunya.

"Dasar anak nakal."

"Maaf..."

"Ibu sudah melarangmu karena ingin mengajakmu pergi, hah... Kalau begini jadinya kau harus ibu hukum untuk pendisiplinan."

"Jangan! Ibu, aku tidak mau dihukum!" (Y/n) sekali lagi merengek. Gadis kecil itu mencoba memeluk ibunya, merayu ibunya dengan kedua bola mata bulat miliknya yang berkaca-kaca.

(Y/n) tahu pasti kelemahan ibunya. Ibunya paling tidak tega kalau (y/n) sudah memohon seperti ini.

"Ugh! Tidak bisa! Sebagai putri dari klan Naoraka, kau harus disiplin!" Ibunya malah berbalas dengan tegas. Wanita dewasa berusia awal tiga puluhan itu kini menutup matanya agar tidak terpengaruh rayuan maut sang anak.

"Huwaa! Ibu jahat!" (Y/n) yang merasa kalah pun pada akhirnya turun dari kursi dan berlari memasuki kamarnya. Mengunci pintu kamar dari dalam agar tidak ada yang bisa masuk dan mengganggunya.

.
.
.

Ayato, sehabis kepergian (y/n) hanya tertawa kecil dan meringis memegangi dagunya.

Bocah kecil dengan rambut diikat dua itu selalu menjadi sasaran Ayato setiap kali keduanya bertemu. Tentu, Ayato tidak menyangka (y/n) akan membalasnya seperti ini. Tau begitu, Ayato lebih memilih menjaga jarak tadi agar tidak diseruduk.

"Nii-sama, kau baik-baik saja?" Ayaka tampaknya sangat khawatir. Tangan gadis itu menyodorkan sapu tangan rajutannya pada Ayato. Ayaka sedikit cemberut mengingat kakaknya ini sangat suka mengganggu temannya. "Sudah aku bilang jangan meledek temanku, lihat sekarang, Nii-sama jadi terluka, 'kan?"

Ayaka yang biasanya berperawakan manis dan lembut kini sedikit tegas. Gadis tujuh tahun itu membantu Ayato berdiri dan menyanggahnya.

"Ayo kita pulang, bibi bisa jantungan kalau melihat Nii-sama terluka seperti ini." Ayaka yang kecil mencoba menuntun Ayato yang dua kali lipat lebih besar dan tinggi darinya.

"Ayak, aku baik-baik saja. Yang sakit daguku, bukan kakiku." Ayato mencoba menyanggah, sedikit tidak nyaman karena dirinya jadi bungkuk karena paksaan Ayaka.

"Nii-sama diam saja, aku kuat!"

Yoimiya yang sejak tadi diam kini hanya menonton dua orang bersaudara itu berlalu menuju Kamisato Estate. Festival musim panas kali ini kacau, Yoimiya berbalik hendak pulang kerumahnya.

Tanpa (y/n) atau Ayaka, festival tidak terasa menyenangkan.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Ayaka yg mini itu membopong gapura kecamatan 😞

.
.
.

Wansut Avent, Dottore, sama Baizhu bakalan hilang di trakteer, awal bulan nanti trakteer bakalan dibuka oleh karakter cowok dari Wuthering Waves stay tune sayang 😻

.
.
.

.
.
.

30 Mei 2024

𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang