Story 6

667 110 4
                                    

"Nii-sama bilang penjual permen apelnya kearah sana." Ayaka yang polos menunjuk kearah Chinju Forest. Mata ketiga anak berusia tujuh tahun itu berbinar senang. "Nii-sama sudah membelikannya untukku tadi."

(Y/n) sebagai anak yang masih kecil menganggukkan kepalanya dengan semangat. Melihat permen apel besar ditangan Ayaka mampu menggugah seleranya. Sejenak dirinya menelan ludah dengan kasar, matanya kembali melihat kearah Chinju Forest yang terbilang cukup gelap. Rumornya bahkan sinar mentari sekalipun tidak bisa menembus dedaunan lebat disana.

"Kalau begitu aku pulang dulu, selamat malam teman-teman!"

Ayaka pergi bersama Furuta gang sejak tadi menunggunya didepan pintu kediaman Kamisato.

"Ungh... Tempatnya gelap sekali..." Yoimiya sedikit mengeluhkan kondisi Chinju Forest yang gelap. Ditambah ini sudah hampir tengah malam juga. Waktu mereka untuk membeli permen apel hanya beberapa menit saja sampai para orang tua turun dari gunung Narukami.

"Bagaimana ini, aku mau permen apelnya..." (Y/n) memeluk kantong mora didepan dadanya.

"Aku tetap mau pergi!" (Y/n) kembali menumbuhkan keberanian. Matanya menatap Yoimiya yang ragu-ragu.

"Uh... Aku tidak mau masuk kedalam sana. Aku tidak jadi beli, aku mau pulang saja." Yoimiya berbalik meninggalkan (y/n) yang sendirian di pintu masuk Chinju Forest.

"Yah, tinggal aku sendirian." Sepeninggal Yoimiya, (y/n) awalnya kembali ragu. Kakinya melangkah menuju jalan setapak Chinju Forest yang sedikit berlumut. "Kazuha juga sudah pulang dengan paman."

(Y/n) sedikit cemberut. Kakinya yang mungil sebisa mungkin memijak tempat yang kering dan menghindari tempat berlumut dan basah.

Toori berwarna merah tegak dengan kuat disepanjang jalan setapak. (Y/n) menemukan rumpun bunga berwarna biru yang bercahaya halus. Tempat yang semula gelap setidaknya punya sedikit pencahayaan.

Kakinya terus melangkah, wajahnya terpesona saat menemukan aliran air terjun kecil yang membentuk kolam setinggi pahanya.

Cantik, (y/n) tanpa ragu melangkah masuk hingga tubuhnya limbung, kakinya terpeleset oleh daun-daun yang lembab dan basah. Kepalanya terbentur batu besar, membuat pandangannya memerah diikuti cairan kental yang menetes turun membasahi pipi hingga rahangnya.

"Ahaha! Gemuk, kau terlihat seperti tikus basah!"

Ayato keluar dari persembunyiannya. Anak laki-laki itu tertawa puas melihat (y/n) basah kuyup dari belakang.

"Kena kau jelek." Ayato bahkan tidak segan-segan memercikkan air ke kepala (y/n). "Sekarang kita impas!"

(Y/n) berbalik melihat Ayato dengan mata berkaca-kaca dan memerah. "Jahat."

Bibir (y/n) membiru karena dingin dan bergetar karena rasa tidak nyaman. Kepalanya pusing dan dia pun mulai menangis keras.

"Jahat! Ayato jahat!"

(Y/n) meraung hingga membuat Ayato terdiam. Bocah itu terkejut saat melihat wajah (y/n) yang berlumuran darah. Daripada takut, bocah itu justru terlihat syok dan segera berlari menangkap pergelangan tangan (y/n). Membawa gadis kecil itu keluar dari dalam kolam meskipun bajunya ikut basah karena air.

Ayato tidak tahu harus mengatakan apa. Dia terlihat sangat khawatir dengan darah yang terus menerus menetes dan menolak untuk berhenti keluar. Dengan lengan kimononya yang panjang, Ayato menyapu pelan luka (y/n).

"Sakit! Lepas! Dasar jahat! Kau mau menyakitiku juga!" (Y/n) berteriak tidak senang. Terlebih kedua tangannya dipegangi dengan erat agar dia berhenti menyeka luka di keningnya. "Lepaskan!"

Ayato mencebik tidak senang dan menarik (y/n) keluar dari Chinju Forest. Rasa bersalah menelusup masuk, tadinya dia hanya ingin mengerjai (y/n), tidak dia sangka gadis ini malah terluka.

"Maaf."

Ayato hanya mengatakan itu saat membawa (y/n) menuju kediaman Kamisato yang dekat dengan Chinju Forest.

"Furuta! Bawakan kotak kesehatan kekamarku." Ayato memerintahkan bawahannya dengan tenang. Wajahnya kembali datar seperti semula saat membawa (y/n) masuk kedalam kamarnya.

"Jangan memberontak, berhentilah menggusap dahimu. Kau bisa membuat lukanya infeksi!"

"Aku tidak mau, jangan memegangku, aku membencimu!"

Ayato semakin kesal, tangannya mencengkram pergelangan tangan (y/n) lebih kuat dari sebelumnya. "Diamlah bodoh! Aku hanya mau mengobatimu saja!"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: kan ngambek, Ayato sih 🗿

.
.
.

One-Shot Jiyan+Geshulin sama Calcharo juga AU nya Alhaitham bakalan ada di Trakteer sampe akhir bulan ini, kalau udah ga ada lagi masih bisa dibeli lewat WA San yg ada di bio ya 😘

.
.
.

.
.
.

23 Juni 2024

𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang