Jeritan terdengar menggema dikediaman Kamisato. Suara Ayato yang menanyai juga meneriaki para pesuruh dan pelayan karena terkejut kamarnya dihinggapi ratusan Onikabuto hingga menimbulkan aroma aneh di sana.
Ayato memucat, siapapun yang ada disekitarnya bergidik untuk segera membersihkan kamarnya dari Onikabuto beserta kotoran yang ada. Dia baru saja selesai mandi dan dihadapkan pada situasi ini, membuatnya yang tadi rileks dan nyaman mendadak marah.
Serangga kecil berwarna ungu mulai membentuk kelompok-kelompok besar diatas futon nya. Membuat kening Ayato mengernyit tajam.
"Buang futon-ku dan ganti dengan yang baru. Segera bersihkan kamar tamu, aku akan istirahat di sana sampai bau dari Onikabuto ini menghilang dari kamarku." Seekor Onikabuto bahkan bertengger di rambut biru mudanya.
Ayaka yang semula disibukkan oleh beberapa buket bunga Dendrobium kini menatap kearah kakak lelakinya yang terlihat kesal. Melihat kondisi kakaknya saat ini, Ayaka memilih mundur mengernyitkan hidungnya.
"Nii-sama?" Ayaka memanggilnya dengan lirih. Gadis kecil tujuh tahunan itu bersembunyi dibelakang pintu kamarnya usai mendengar teriakan Ayato tadi. "Ada apa?"
Hidung Ayaka terasa tergelitik, aroma khas bubuk yang sering dikeluarkan onikabuto tercium jelas dari kamar kakaknya.
"Ada puluhan... Kurasa ratusan. Ada ratusan onikabuto yang tiba-tiba saja muncul di kamarku." Ayato menjelaskan. Suaranya kini telah kembali rendah melihat ketakutan dan kekhawatiran dari Ayaka. Dia tidak mau membuat adik kesayangannya merasa takut padanya. "Entah darimana hewan ini bermigrasi. Sepertinya itu datang dari jendela."
"Jendela?"
"Ya, sudah. Lupakan, aku harus cepat bersiap-siap karena akan menggantikan Otou-sama dan kau juga akan menggantikan Okaa-sama, kan?"
Ayaka mengangguk bersemangat, wajahnya berseri-seri. Untuk pertama kalinya Ayaka dan Ayato akan pergi bersama menggantikan ayah dan ibu mereka di festival kali ini sebagai perwakilan Komisi Yashiro.
"Kalau begitu, aku akan meletakkan buket bunga didepan teras, Nii-sama."
Ayato menganggukkan kepalanya melihat Ayaka berjalan dengan semangat keluar sana. Kakinya kini melangkah menuju ruang ganti khusus miliknya. Disana terdapat beberapa pakaian formal dan nonformal. Tangannya mengambil kimono putih dengan beberapa lapisan lainnya. Dibantu oleh seorang pelayan, Ayato segera bersiap-siap menuju festival di kuil Narukami.
Ayaha dan ibu Ayato juga Ayaka hendak melakukan perjalanan ke Liyue hari ini hingga bulan depan. Keduanya menitipkan Kediaman Kamisato pada Ayato dan Ayaka.
Festival kali ini diadakan sekaligus untuk peringatan kemenangan atas perang. Sang Shogun sendiri juga akan hadir, pun dengan ketiga Komisi. Ayato benar-benar dibuat sibuk karena hal itu.
"Ayaka, kau sudah siap?" Ayato berjalan menuju teras. Teras kediaman Kamisato kini dihias oleh lilin dan buket bunga. Ada beberapa patung rubah yang sudah dibersihkan dan diletakkan di dekat kuil kecil di pojokan taman.
Ayato berdiri tak jauh dari Ayaka, mengamati bocah tujuh tahun itu menggengam sebuah bungkusan berisi ikan berwarna biru.
"Ayaka, darimana kau dapat ikan itu?" Ayato bertanya. Lagipula Ayaka bahkan belum ke festival hari ini. Tidak mungkin ada ikan yang tiba-tiba dia dapatkan begitu sajakan? Jadi siapa yang memberikan ikan itu di pagi hari ini?
"Oh ini, (y/n) tadi datang kesini, onii-sama." Ayaka mengangkat ikan berekor lebar seperti sutra itu kedepan wajahnya. "Lihat! Warnanya biru kuda seperti warna rambut onii-sama."
"(Y/n)? Kapan dia datang?"
"Tadi pagi, sebelum tou-sama dan kaa-sama pergi berlayar."
Ayato seperti mendapatkan pencerahan. Kini dia tahu siapa pelaku yang membuat kamarnya jadi sarang onikabuto. (Y/n), bocah kematian itu pasti balas dendam untuk ejekannya yang terakhir kali. Sialan! Ini tidak bisa dibiarkan! Ayato benar-benar geram dengan bocah petakilan itu.
"Begitu?" Ayato tersenyum tipis, didalam otaknya mulai keluar rencana demi rencana untuk membalaskan apa yang dia alami hari ini pada (y/n).
"Ayaka," Panggil Ayato. "Kalau kau bertemu (y/n) nanti sore, bilang padanya di Chinju Forest ada yang jualan permen apel."
"Permen apel? Dimana? Nii-sama, Ayaka juga mau permen apel." Ayaka menampilkan wajah memelasnya pada Ayato. Penuh harap pada Ayato yang mengatakan tentang permen manis yang terbuat dari apel yang dilumuri lelehan gula. Iler Ayaka seketika menetes ke tanah.
"Iya iya, nanti kakak belikan khusus untukmu, Ayaka." Ayato tertawa pelan. Betapa mudahnya menipu anak-anak manis yang masih polos begini. Apalagi (y/n) yang sulit menolak makanan manis, sudah jelas bocah berambut merah itu masuk kedalam perangkapnya. Ayato benar-benar tidak sabar melihat wajah ketakutan bocah itu nanti.
.
.
..
.
.T
B
C.
.
.San: kek bokem vs bocil ff njir 😭
.
.
..
.
.Wansut Jiyan+Geshulin sama Calcharo bakalan ada di trakteer sampai akhir bulan ini ya, kalau udah ga ada lagi di trakteer masih bisa dibeli lewat WA di nomor yg ada di bio San 😘
.
.
..
.
.16 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]
Fanfic"Bukankah kau temannya, Ayaka dan Yoimiya? Kenapa kau bisa berada disini?" "Ya? Ya! Saya kesini untuk mengajak, Ayaka memancing!" "...Memancing?"