Story 22

549 85 3
                                        

Tiga puluh menit lamanya (y/n) mengamati katalog desain. Beberapa bagian sudah ditandai Chiori untuk festival beberapa hari kedepan. Juga ada nama dimasing-masing desain, yang menunjukkan siapa yang akan memakai desain itu nanti.

(Y/n) yang fokus membuat Ayato merasa terabaikan. Pria itu mengetuk-ngetuk ujung jarinya keatas meja. Memperhatikan wajah serius gadis itu dari dekat membuat jantungnya berdebar-debar.

Jemari lentik yang mengusap dan mengganti lembar per lembar katalog. Hidung mungil yang terkadang berkedut pelan memikirkan desain yang cocok untuk dirinya.

Dari tempat dia duduk, Ayato bisa melihat bulu mata gadis itu yang panjang dan melentik. Rambut merah tua seperti bunga Kamelia.

Terlebih lagi, bibir ranum yang berwarna merah muda. Kecil dan basah. Membuat Ayato diam-diam meneguk ludah kasar dengan wajahnya yang hampir memerah.

"Kau terlihat sangat serius, (y/n)." Ayato bergumam pelan. Tenggorokannya terbatuk pelan untuk menjernihkan suara. "Apa kau sudah menemukan desain yang cocok untukku?"

(Y/n) menghela nafas pelan, gadis itu menampilkan wajah yang sedikit lelah. "Sejujurnya, aku belum menemukan desain yang cocok untukmu." (Y/n) meletakkan katalog diatas meja.

"Coba lihat kesini," (y/n) membuka katalog itu. "Ada beberapa desain yang punya tema Inazuma, tapi tidak yakin kau akan menyukai warnanya"

"Oh ya? Apa saja warnanya?" Ayato menjulurkan kepalanya, melihat beberapa warna yang memang tidak biasa.

"Ada warna kastanye, ungu tua, dan merah muda." (Y/n) menunjuk ke tiga desain. "Kau tidak cocok dengan warna selain biru muda, tua, hitam, putih, dan abu-abu. Selebih itu akan menabrak warna rambut dan matamu. Jadi aku sangat tidak menyarankannya."

"Oh!" Ayato seperti mengerti. Pria itu juga sering mendengar beberapa warna tidak cocok untuk dirinya dari para penjahit di Inazuma. Tidak dia sangka (y/n) juga mengatakan hal yang sama persis seperti itu.

Bukankah itu berarti (y/n) sudah bisa diandalkan? Ayato berpikir untuk membeli lahan nanti di kota Inazuma, untuk membuatkan (y/n) sebuah butik.

Itu bukan ide yang buruk. Dia bisa berperan sebagai suami yang mendukung hobi istri.

"Aku akan mencoba untuk mencari desain lain, mungkin dengan tema Fontaine yang khas berwarna biru agar cocok denganmu. Bagaimana?" (Y/n) tersenyum tipis menutup buku katalog.

Ayato mengangguk, "iya, aku tidak masalah dengan baju bergaya Fontaine."

"Baiklah," (y/n) menatap keluar, diluar toko sudah banyak orang yang beraktivitas. Mengingat hari sudah sore dan bertepatan dengan jam pulang kantor orang-orang. "Oh, sudah sore rupanya. Aku akan mengantarmu keluar, Ayato. Dimana kau menginap?"

Ayato ikut berdiri, pria itu tersenyum tipis dan berjalan dibelakang gadis itu. Melihat (y/n) yang hendak membuka pintu keluar toko, membuat tangannya bergerak begitu saja menutup kembali toko.

"Tunggu sebentar," Ayato berbisik pelan. Mengundang tatapan bingung dari (y/n) mengarah ke dirinya.

Ayato menunduk, menghilangkan jarak diantara mereka dan mendaratkan bibirnya leher gadis itu. Hanya sebuah kecupan halus, namun itu berhasil membuat wajah (y/n) memerah padam.

"Aku bisa kembali sendiri, jangan membuat dirimu lelah dengan mengantarku." Ayato berbisik pelan. "Sampai bertemu lagi, (y/n)."

Ayato pergi, membuka pintu dan menutupnya dari luar, meninggalkan (y/n) yang tubuhnya meleleh dibelakang pintu dengan tangannya yang memegangi leher meresapi kehangatan yang ditinggalkan Ayato di kulitnya.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: udah berapa lama aku ga up, gaes? Aku hampir lupa alur wkwkwkwk, maap yaaa 😭

.
.
.

.
.
.

03 Februari 2025

𝓢𝓲𝓷𝓰 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓛𝓾𝓵𝓵𝓪𝓫𝔂, 𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼𝓼 [K. Ayato x F. Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang