-05 Salah paham

5.5K 362 7
                                    

EPISODE SEBELUMNYA

Walau Arabella dan kedua putranya adalah istri dan anak sah dari Grand Duke, namun mereka tidak pernah mendapat kehormatan bahkan dipanggil dengan gelar tersebut kecuali  oleh leon, karena larangan selir Anastasia yang mengancam akan membunuh para kesatria  dan pelayan jika mereka memperlakukan Bella dan kedua nya dengan baik.

"Bagus jika kau mengerti!". Ucap Grand Duke Dimitri walau merasa aneh dihatinya

________🪐VEE🪐_________

"Kita pergi temui mereka," sambung Grand Duke Dimitri sambil berjalan kearah Diandrei dan Andrei.

"Baik, tuan," jawab leon singkat, mengikuti langkah kaki tuannya.

"Kakak, bukankah itu ayah?" Andrei menunjuk ke arah Grand Duke yang sedang mendekat. "Kakak, cepat lihat! Apakah ayah akan mengobrol dengan kita atau memberikan kita..."

Sebelum Andrei menyelesaikan ucapannya, Diandrei langsung memotongnya perkataan adiknya. "Tidak akan. Dia tidak akan seperti itu. Apa kau lupa apa yang ibu alami karena dia?" Diandrei menatap sang adik dengan serius.

Andrei yang mulanya ceria dan senang saat melihat ayah mereka mendekat, kini merungut saat mendengar ucapan kakaknya. "Kau benar, Kak. Maafkan aku. Seharusnya aku tidak melupakan itu," ucapnya dengan wajah meyesal.

"Hmm."

Saat Grand Duke tiba di hadapan mereka, keduanya langsung berdiri dan memberi salam. "Salam, yang mulia Grand Duke," ucap mereka serempak, membuat Grand Duke terkejut. Biasanya, anak-anaknya akan berlari kegirangan dan memanggilnya "ayah", tapi kali ini, mereka justru menyebutnya "yang mulia Grand Duke."

"Siapa yang mengizinkan kalian memancing di danau kediaman ku?" tanya Grand Duke dengan nada marah. Dia merasa kesal karena kedua bocah itu yang berani tidak memanggilnya dengan sebutan "ayah."

Meskipun sebelumnya dia memerintahkan bahkan memaksa mereka untuk memanggilnya dengan sebutan Grand Duke, kini dia merasa sakit hati saat melihat mereka mematuhi perintahnya. "Kalian tidak boleh mengambil ikan di danau kediaman ku mulai sekarang. Kalian mengerti?" tuturnya, dengan nada suaranya tinggi.

"Baik, tuan," jawab Diandrei sambil menundukkan kepala tanda patuh.

"Tapi kak..." Andrei yang mendengar ucapan kakaknya dibuat kesal dan ingin protes.

Namun belum sempat Andrei meyelesaikan ucapannya, Diandrei langsung memotong ucapan adiknya.
"Andrei, cepat kembalikan ikan-ikan itu ke dalam danau. Kita harus segera masuk hutan untuk berburu. Ibu pasti sudah menunggu kita," kata Diandrei, berharap adiknya mengerti. Jika mereka terus berdebat di sini, ibu mereka akan kelaparan di rumah.

"Baik, Kak. Aku mengerti," jawab Andrei singkat, memahami tatapan kakaknya.

Setelah mengembalikan ikan-ikan itu ke dalam danau, mereka segera bergegas menghampiri sang kakak dan mengajaknya untuk masuk ke dalam hutan berburu. " Sudah kak, ayo kita pergi."

"Tuan, ikannya telah kami kembalikan ke dalam danau. Kami pamit undur diri," ucap Diandrei dengan sopan.

"Adik, ayo kita pergi," ajaknya kepada sang adik.

Leon yang melihat kedua bocah itu akan memasuki hutan hanya berdua merasa cemas. "Tuan, bolehkah saya menemani mereka untuk berburu? Hutan terlalu berbahaya bagi mereka yang masih kecil," izinnya kepada Grand Duke.

"Terserah kau," balas Grand Duke singkat, masih geram dengan kelakuan anak-anaknya.

"Terima kasih, tuan," jawab Leon sambil memberi salam sebelum pergi.

"Diandrei, Andrei, tunggu paman! Paman akan menemani kalian ke dalam hutan hari ini," ucap Leon sambil berlari kecil menghampiri mereka.

"Tak perlu, paman. Kami bisa sendiri. Terima kasih atas tawarannya," jawab Andrei dengan senyum manis.

"Tak apa, paman sudah meminta izin Grand Duke untuk menemani kalian hari ini," jawab Leon dengan tegas.

"Baiklah, terima kasih, paman," ucap mereka serempak.

"Bukan masalah. Ayo kita masuk," jawab Leon sambil menggenggam tangan kedua anak kembar tersebut.

Grand Duke Dimitri yang melihat ketiganya pergi bergandengan tangan merasa kesal di dalam hati. Seharusnya, di posisi itu, dia yang bersama anak-anaknya, bukan Leon.

"Huh, mungkin aku benar-benar kelelahan bekerja sehingga membuatku berpikir aneh," gumamnya pelan.

Sudah satu jam Grand Duke menunggu kedatangan ketiga anak itu, namun belum ada tanda-tanda mereka kembali. "Apa mereka mengalami kesulitan?" tanyanya dalam hati, gelisah memikirkan keselamatan anak-anaknya. Rasa menyesal muncul saat dia melarang mereka mengambil ikan di danau tadi.

Saat Grand Duke masih dalam lamunannya, tanpa dia sadari, seorang wanita cantik yang sedang hamil besar perlahan menghampirinya.

"Tuan, maaf, apakah anda melihat dua anak laki-laki di sekitar sini?" tanya wanita cantik yang tengah hamil besar itu lembut, yang tak lain adalah Arabella Romanova Fedora.

Panggilan itu membuyarkan lamunan Grand Duke. "Arabella," gumamnya kecil, tak seorang pun mendengar.

"Tuan, apakah anda..."

Belum sempat Arabella menyelesaikan ucapannya, Andrei muncul dari arah hutan dan berteriak memanggilnya. "Ibu, kenapa kau di sini? Ibu seharusnya tetap di rumah dan istirahat," ucap Andrei kepada ibunya dengan khawatir.

"Andrei," ucap Bella kaget. "Kalian belum pulang sejak tadi. Ibu mengkhawatirkan kalian, jadi ibu mencari kalian kesini," lanjutnya, tampak cemas.

"Ibu, maafkan kami membuatmu cemas," ucap Andrei menyesal.

"Tak apa, sayang. Tapi jangan ulangi lagi. Bukankah kalian tadi mengatakan ingin memancing ikan di sini? Kenapa kalian keluar dari dalam hutan?" tanya Arabella beruntun.

"Grand Duke bilang, kami tidak boleh mengambil ikan yang ada di danau, jadi kami masuk ke dalam hutan untuk berburu bersama paman Leon" jelas Diandrei.

"Benarkah? Apakah kalian terluka, sayang? Kemarilah, biar ibu lihat," ucap Bella cemas saat mengetahui anak-anaknya kembali dari hutan yang lebat.

"Paman Leon menjaga kami dengan baik, Bu. Ibu tak perlu khawatir. Paman Leon juga menangkap seekor rusa besar untuk ibu," jawab Andrei dengan antusias sambil menunjuk punggung Leon yang menggendong seekor rusa.

"Syukurlah jika kalian tidak terluka," ucap Bella lega. "Tuan, terima kasih telah menjaga anak-anak ku. Aku tidak tahu harus berterima kasih seperti apa, tetapi apakah tuan berkenan makan di rumah kami? Hitung-hitung membalas budi tuan," tanyanya, sangat bersyukur karena masih ada orang yang memperlakukan mereka dengan baik.

"Terima kasih, nona, tetapi..."

Belum sempat Leon menyelesaikan kalimatnya, Grand Duke Dimitri langsung memotongnya. "Kau benar-benar jalang! Berani-beraninya kau mengajak laki-laki lain ke dalam rumah saat suamimu ada di hadapanmu. Benar-benar wanita rendahan!" sarkas Grand Duke Dimitri dengan nada tajam.

"Apa yang tuan maksud?" tanya Bella dengan ekspresi kebingungan, namun dalam hatinya, dia sudah tahu bahwa laki-laki di depannya ini adalah suaminya sendiri, Grand Duke Dimitri.

"Apa kau tidak lelah bersandiwara seperti ini, Arabella Romanova Fedora?" tanya Grand Duke balik dengan sinis.

"Maaf, tuan?" jawab Bella, tetap mempertahankan ekspresi kebingungan.

"Beliau adalah yang mulia Grand Duke Dimitri, nona," ucap Leon, memahami kebingungan Arabella.

"Aah, maafkan hamba yang tidak mengenali anda, tuan. Hamba pantas dihukum," ucap Bella sambil memberi hormat.

DEG!

________🪐VEE🪐_________

The shadow of love behind the wall of darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang