-17 Pendapat

4.2K 250 3
                                    

EPISODE SEBELUMNYA

"Apakah tidak ada cara lain?" tanya Grand Duke lagi dengan nada putus asa.

"Kau seperti ingin memberikan posisi putra kesayangan mu itu dengan kedua Romanova itu saja Dimitri!!!!." Bukannya menjawab Gregor malah bertanya balik dengan terkekeh

_________🪐VEE🪐_________

Grand Duke Dimitri menghela napas panjang, matanya menatap tajam ke arah Gregor. "Kau benar," suaranya terdengar berat "Aku tidak bisa mempercayakan masa depan kediaman Valkov kepada Arkandy. Dia tumbuh menjadi anak yang jauh dari harapanku. Malas, nakal, dan sifatnya sering kali menyimpang dari yang kuinginkan. Jika dia yang menjadi penerus, kekaisaran ini bisa terjerumus ke dalam penderitaan yang tak terhindarkan."

Gregor menyeringai, bibirnya menipis dalam senyuman yang penuh ejekan. "Jadi ini yang kau khawatirkan? Bukankah ini hasil didikanmu sendiri, Dimitri? Dan sekarang, kau sendiri juga yang mengatakan dia tidak pantas ? Yang benar saja !!."

Grand Duke Dimitri menahan napas, menatap Gregor dengan tatapan yang berbahaya. "Kau memanggilku tuan, tapi di setiap kata-katamu tidak ada sedikit pun rasa hormat, Gregor."

"Cihh, apa peduliku? Aku sudah muak bersikap sopan kepadamu sejak aku kembali dari perbatasan," Gregor menjawab dengan nada pedas, menantang Dimitri dengan matanya yang bersinar tajam.

"Kau semakin berani menghina tuanmu sendiri." Peringat Grand Duke lagi.

Mendapat respon seperti itu, Gregor melangkah lebih dekat dan menyisakan jarak beberapa inci "Jika kau merasa aku tidak pantas lagi berada dalam pasukanmu, keluarkan saja aku! Ada banyak yang ingin menjadikanku rekan mereka. Kau bukan satu-satunya yang bisa memanfaatkan kemampuan ini, Yang Mulia Grand Duke" ucapnya sambil menatap tajam

Dimitri memejamkan matanya, berusaha menahan amarah yang hampir meledak, karna perkataan sahabatnya. "Gregor, apa yang terjadi denganmu selama ini? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya."

"Aku yang seharusnya bertanya, Dimitri," Gregor mendekatkan wajahnya ke arah Dimitri, nadanya penuh dengan kemarahan yang tertahan. "Apa yang terjadi denganmu? Mengapa kau begitu tega terhadap istri dan anak-anakmu? Aku hanya pergi lima tahun untuk menjaga perbatasan, dan saat aku kembali, yang kudapati adalah seorang sahabat yang telah menjadi monster terhadap keluarganya sendiri."

"Gregor, kau tidak tahu apa-apa," Dimitri berusaha meredam rasa sakit yang mulai menghimpit hatinya, namun suaranya terdengar seperti bisikan yang rapuh.

"Tidak tahu apa-apa?!" Gregor tertawa getir, kepahitan terukir di setiap kerutan di wajahnya. "Dimitri, aku sudah cukup mendengar omong kosongmu. Jangan pikir kau bisa terus menyembunyikan semua kebusukanmu dari dunia! Ingat kata-kataku, saat kau kehilangan mereka—keluargamu, anak-anakmu—jangan pernah datang kepadaku dengan putus asa, meminta belas kasihan."

Gregor menjauh, namun sebelum keluar dari ruangan, ia menoleh, menatap Dimitri dengan pandangan penuh kekecewaan. "Satu hal yang harus kau ingat, Dimitri. Kekuasaan bisa kau dapatkan kembali. Tapi cinta dan kepercayaan keluargamu? Sekali hilang, tak akan pernah kembali."

Tanpa menunggu jawaban, Gregor membanting pintu di belakangnya, meninggalkan Grand Duke Dimitri sendirian dalam ruang yang semakin terasa dingin dan sunyi.
___

Di sisi lain, Bella menatap langit yang bersinar cerah, pikirannya melayang memikirkan apa yang harus dia lakukan saat tiba di kediaman Romanova nanti. Beberapa potong ingatan pemilik asli tubuh ini masih dia ingat. Betapa Arabella yang asli dicintai dan disayangi oleh keluarganya. Bella tersenyum sendu, mengingat kehidupannya yang sebatang kara tanpa keluarga sebelum terlempar ke dunia entah berantah ini.

The shadow of love behind the wall of darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang