-12 Warrior

4.7K 293 7
                                    


EPISODE SEBELUMNYA

"Tapi tuan muda Arkandy tergolong lumayan jika dibandingkan dengan anak-anak keluarga bangsawan lain seusianya diluar sana. walau pun dia agak manja dan menjengkelkan sih." Salah satu pelayan menyela

"Apa gunanya itu ? Jika dia sendiri tidak bisa mengimbangi saudaranya sendiri, bahkan dia sangat tertinggal. Tuan muda kembar memiliki bakat bak seekor monster dan tuan Arkandy bagaikan semut yang rapuh jika dibandingkan dengan mereka." Balas yang lain

________🪐VEE🪐_________

"Jika saja tuan muda kembar menunjukkan bakat mereka di depan publik, aku yakin orang-orang akan semakin segan pada Grand Duke dan tuan muda Arkady sama sekali tidak akan di lirik siapa pun" ujar seorang pelayan dengan penuh keyakinan.

"Sudah... Sudah... Kita sudah terlalu lama berbicara di sini, ayo sekarang kita selesaikan pekerjaan kita dan istirahat," potong pelayan lain dengan nada tegas.

---

Setelah pertengkaran sengit di ruang makan antara Grand Duke Dimitri, Selir Anastasia, dan Arkady, suasana di kediaman Grand Duke utara terasa tegang. Arkady merasa marah dan pada ayahnya, sementara Grand Duke sendiri merasa kecewa dengan sikap putranya yang terus bermalas-malasan dalam berlatih dan bersikap tidak sopan.

Di sisi lain istana, Bella dan anak-anaknya, Diandrei dan Andrei, menikmati pagi dengan penuh keceriaan. Mereka tidak menyadari betapa suramnya suasana di ruang makan utama. Bella merasa hangat dengan kebersamaan keluarganya.

"Ibu, lihat aku bisa melompat tinggi!" seru Andrei sambil melompat-lompat di taman.

"Bagus sekali, sayang," puji Bella sambil tersenyum. "Diandrei, kamu juga mau mencoba?"

Diandrei yang lebih pendiam hanya mengangguk sambil tersenyum kecil, kemudian mencoba melompat setinggi adiknya.

Tanpa sepengetahuan mereka, Grand Duke Dimitri mengawasi dari balik jendela di lantai atas. Matanya memperhatikan dengan seksama setiap gerakan Diandrei dan Andrei, merasa bangga dengan bakat alami mereka. Ia tak ingin kehadirannya diketahui, memilih untuk mengamati dalam diam.

Di dalam kedamaian, Arkady yang marah berjalan cepat menuju kamarnya. Sesampainya di sana, ia duduk di samping jendela, menatap keluar dengan pikiran yang kacau. Selir Anastasia datang untuk menghiburnya, mencoba meredakan amarahnya.

"Sabarlah, Arkady," ucap Selir Anastasia dengan lembut. "Jangan dengarkan ucapan Grand Duke Dimitri. Kau tahu sendiri, kan, bahwa kau adalah kebanggaan ibu dan ayahmu."

Arkady menoleh, tatapan matanya penuh dengan perasaan campuran antara kebencian dan ketidakadilan. "Dia selalu membandingkanku dengan kedua anaknya itu, Ibu. Aku sungguh kesal. Apa rencana kita tidak bisa dipercepat, Bu? Aku sudah tidak tahan lagi dengannya," sambungnya dengan wajah memohon.

Selir Anastasia mengusap lembut bahunya. "Bersabarlah sayang, ayah dan ibu sedang berusaha mempercepat rencana kita. Sekarang kau bersiap-siaplah pergi ke barak militer terlebih dahulu sebelum kemarahan Duke semakin besar. Ibu berjanji, dalam kurun waktu satu minggu ibu akan melenyapkan anak kembar itu."

Arkady yang mendengar penuturan ibunya itu langsung berbinar. "Benarkah Ibu?" tanyanya dengan wajah gembira.

Anastasia yang melihat anaknya tidak memperlihatkan wajah murung lagi pun sangat senang. "Iya sayang, ayah sudah mendapatkan racun anggrek hantu untuk membunuh mereka," jawab Anastasia terkekeh.

"Ayah memang yang terbaik. Aku akan berlatih dengan keras hari ini agar ayah bangga padaku."

"Ini baru anak ibu. Baiklah, ayo sekarang kau bersiap-siap."

The shadow of love behind the wall of darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang