EPISODE SEBELUMNYA
Para kesatria semakin kagum ketika menyadari bahwa aura yang terpancar dari kedua anak itu begitu kuat. Meskipun masih dalam usia belia, Diandrei dan Andrei sudah menunjukkan tanda-tanda seorang pemimpin sejati. "Lihat aura mereka," kata salah satu kesatria, "Mereka memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang hebat di masa depan."
________🪐VEE🪐_________
Setelah beberapa waktu, latihan itu berakhir dengan kedua anak muda itu berdiri berhadapan, terengah-engah tetapi dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Mereka menundukkan kepala sedikit, sebagai tanda penghormatan satu sama lain. Para kesatria bertepuk tangan, memberikan penghormatan kepada bakat alami dan potensi besar yang mereka saksikan.
Salah satu kesatria senior, Sir Gregor, melangkah maju. "Kalian berdua luar biasa," katanya dengan suara berat yang dipenuhi penghormatan. "Namun, selalu ada ruang untuk perbaikan."
Diandrei dan Andrei memperhatikan dengan seksama, mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh kesatria senior.
"Diandrei, gerakanmu cepat dan lincah, namun kau harus lebih memperhatikan keseimbangan. Terkadang, kau terlalu maju sehingga membuka celah bagi lawan untuk menyerang balik. Cobalah untuk lebih menjaga posisi tubuhmu tetap stabil."
Diandrei mengangguk, menyadari pentingnya keseimbangan dalam pertarungan.
"Andrei," lanjut Sir Gregor, "Ketangkasanmu dalam menangkis serangan sangat mengesankan. Namun, jangan hanya bergantung pada pertahanan. Serangan balik yang kau lancarkan harus lebih agresif. Manfaatkan kekuatanmu untuk membuat lawanmu kehilangan ritme."
"Baik Sir, terimakasih" ucap Andrei tersenyum, menyerap nasihat itu dengan penuh semangat.
Kesatria senior lainnya, juga memberikan masukan. "Kalian berdua memiliki potensi besar, dan aura kepemimpinan yang kuat. Teruslah berlatih dengan keras, dan jangan takut untuk mencoba teknik baru. Ingat, seorang kesatria sejati selalu belajar dan berkembang."
Para kesatria lainnya mengangguk setuju, memberikan dorongan moral kepada kedua anak muda itu.
"Terima kasih, Sir Gregor, dan paman-paman" kata Diandrei dengan sopan. "Kami akan terus berlatih dan memperbaiki diri."
"Benar," tambah Andrei. "Kami akan mengingat semua nasihat ini dan menjadi lebih baik lagi."
Dengan semangat baru, Diandrei dan Andrei melanjutkan latihan mereka, sementara para kesatria senior terus mengamati dan memberikan arahan. Masa depan mereka sebagai kesatria sejati terlihat semakin cerah dengan setiap ayunan pedang yang mereka lakukan.
tatapan bangga seorang ayah terlihat jelas di wajah salah satu kesatria. Dia memandang Diandrei dan Andrei, dengan mata berbinar "Andai saja aku yang menjadi ayah mereka, aku pasti akan menyayangi dan mencintai mereka melebihi hidupku sendiri," celetuk kesatria itu, suaranya penuh dengan kekaguman yang mendalam.
Teman di sebelahnya menatap dengan heran, mencoba memahami ucapan rekannya. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan ragu.
"Kau pasti tahu yang aku maksud," jawabnya sambil tetap menatap ke arah Diandrei dan Andrei, wajahnya menunjukkan kebanggaan dan kekaguman.
Temannya yang melihat tatapan rekannya yang tak lepas dari kedua anak itu hanya diam. "Kau benar," ujarnya yang sudah mengerti maksud rekannya dengan wajahnya bangga dan sedikit cemburu saat mengingat bahwa kedua anak itu bukan putranya. "Mereka benar-benar luar biasa."
Siapa yang tidak bangga jika memiliki putra seperti mereka, Diandrei dan Andrei tidak hanya unggul dalam keterampilan bertempur, tetapi juga memiliki aura seorang kesatria yang kuat dan rendah hati.
Melihat mereka berkembang dengan pesat membuat siapapun merasa iri dengan keberuntungan ayah kedua bocah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The shadow of love behind the wall of darkness
RomanceArabella adalah manager di suatu perusahaan, dalam sebuah perjalanan bisnis dia mengalami kecelakaan naas yang membuat jiwanya memasuki tubuh orang yang memiliki nama sama seperti namanya yaitu Arabella Romanova Fedorov. Bella menjadi seorang grand...