3

47 2 0
                                    

Zaylee saat ini sedang di café yang sama saat dirinya memperhatikan Liam, memandang arus kendaraan dengan tatapan kosong. Sepasang kekasih salah satu pengunjung café terlihat sedang bertengkar, memecah atensi Zaylee.

"Maafkan aku, kita memang tidak bisa melanjutkan hubungan ini" ucap lelaki itu dan membuat wanita yang merupakan kekasihnya itu murka

"Kenapa? Kenapa kau tiba-tiba memutuskan hubungan kita" serunya

"Karena status kita berbeda Lisa. Keluargaku tidak merestui hubungan kita" jelasnya secara perlahan

"Bukannya kau bilang jika kita akan terus berjuang. Kenapa kau tiba-tiba menyerah secepat ini Hans?"

"Maafkan aku" hanya kata itu yang bisa diucapkan si lelaki

"Kau benar-benar pengecut Hans. Kau menghancurkan hubungan 5 tahun kita" tuturnya tak percaya

"Maaf, aku tidak bisa melawan orang tuaku lagi. Maaf Lis" mohonnya seraya berlutut dihadapan sang kekasih, si wanita pun hanya bisa menangis putus asa namun dia iyakan saja keinginan kekasihnya dan pergi begitu saja dengan air mata yang tak bisa ditahannya. Sementara si lelaki hanya bisa menundukan kepalanya seraya menahan tangis.

Zaylee melihat semua kejadian itu, dirinya seolah-olah sedang berkaca. Posisi Zaylee sama dengan lelaki itu, sedangkan Liam berada diposisi wanita itu. Bukan hanya status yang memisahkan antara Liam dan dirinya, namun lebih dari pada itu karena dirinya ini adalah seorang dewi yang secara status dan makhluk sangatlah berbeda, dia tidak akan bisa bersanding dengan seorang manusia.

Hatinya merasakan sakit, saat membayangkan perpisahannya dengan Liam. Jantungnya seolah berhenti berdetak, jiwa raganya seolah menghilang dari badannya, dan dia mulai tersadar. Dia belajar hal lain dari perasaan cinta. Cinta membuatmu bisa berdampingan dengan pasangan, sedangkan jika kau perpisah dengan pasanganmu maka itu dinamakan dengan patah hati.



***

Setelah puas menyelusuri berbagai museum yang berada di kota kecil ini. Liam memutuskan untuk beristirahat semalam, sebelum melanjutkan perjalanannya mengunjugi kota lain.

Badannya yang letih itu dia hempaskan ke ranjang empuknya, dan matanya serasa berat perlahan mulai tertutup

Hembusan angin masuk melalui celah-celah jendela balkonnya. Seolah terbius obat, Liam tidak menyadari hembusan angin itu semakin kencang, dan membukakan pintu yang terhubung ke balkon kamarnya.

Zaylee dengan sayapnya muncul saat pintu itu terbuka, dengan arahan tangannya dia mengeluarkan kekuatannya untuk menutup pintu balkon. Keadaan kamar yang agak remang, tidak menghalangi Zaylee untuk mendekati Liam yang sedang tertidur pulas.

Zaylee yang masih mengenakan gaun tidur hitam pendeknya hanya berdiri diam dibawah kaki Liam. Saat pikiran kalutnya mulai kacau, dia pun mulai merangkak diantara tubuh Liam. Matanya menelaah setiap jengkal sisi tubuh dari sesosok yang akhir-akhir ini membuat perasaannya kacau. Saat wajahnya sudah sejajar dengan dada bidang Liam, tangannya secara lembut menyentuh bagian itu dan merasakan ritme jantung Liam yang mengalun lembut di pendengaran Zaylee.

Tangannya mulai terangkat keatas dan mulai menyentuh rahang kokoh Liam. Dipandanginya pahatan wajah yang tak kalah tampan dengan dewa-dewa yang ada olympus, rambut berwarna hitam pekat dengan mata bulat dengan manik gelap yang selalu berbinar bak langit malam bertabur cahaya bintang, sepasang hidung mancung, dan sebuah ranum yang sedikit berisi. Sangat tampan sekali, pancaran pesonanya membuat Zaylee enggan untuk berbagi. Dia hanya menginginkan Liam untuknya sendiri

Setelah puas memandangi Liam, wajah Zaylee mulai mendekatkan kearah wajah Liam. Matanya berfokus kepada ranum kemerahan yang sedari tadi menggodanya, setelah jaraknya diantara mereka hanya terpaut beberapa senti saja. Zaylee menempelkan ranumnya itu, dan mulai menutup matanya. Zaylee mulai memainkan bibir menggoda itu. Manis, seperti seperti kudapan yang sering dimakannya saat pesta minum teh, bahkan ini terasa lebih manis.

Setelah puas dengan bibir menggoda itu, Zaylee melanjutkan kecupannya itu kearah pipi kemerahan dan rahang tajam Liam. Bibirnya pun beralih ke leher jejang Liam, menghisap lembut dan mungkin akan meninggalkan bekas. Tangan lentik Zaylee juga ikut bermain dan mulai membelai bahu lebarnya, hingga mengarah ke dada bidang Liam, dia hendak membuka satu persatu kancing piyama Liam. Hingga

Tuk....Tuk....Tuk

Suara ketukan jendela menghentikan kegiatan intim Zaylee, dia melihat seekor burung merpati putih sedang mengetuk jendela kaca menggunakan paruhnya.

Sebelum beralih ke arah Liam, secara tak sengaja Zaylee melihat pandangan mereka berdua kesebuah cermin disamping ranjang. Pantulan cermin tersebut hanya menampilkan sosok Liam yang sedang tertidur, tanpa ada bayangan dirinya di cermin itu.

Hal itu menyadarkan Zaylee sepenuhnya, dia pun beranjak dari tubuh Liam, dan mendudukan dirinya di samping ranjang sambil tertawa rilih, tawa yang penuh kepedihan saat salah satu air matanya lolos dari mata cantiknya.



***



Cupid Love Stories [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang