21

46 2 0
                                    

Eeughh...

Lenguhan berat dari seorang lelaki mengisi keheningan kamar. Sinar matahari pagi mulai menyinari kegelapan ruangan itu. Manik berwana hitam itu mulai terbuka secara perlahan.

Badannya sulit untuk bergerak, dan bagian dadanya hingga kakinya terasa berat seperti tertimpa suatu barang. Dia menundukan pandangannya, dan tepat diatas dadanya dia menemukan kepala seorang wanita dengan rambut pirang terurai sedang tertidur pulas dengan wajah menghadapnya. Dia tertidur dengan damai dengan posisi meringkuk seperti bayi.

Matanya memincing ke arah belakang wanita itu, dia dapat melihat sepasang sayap putih yang indah.

Dengan usaha beratnya dia mengangkat salah satu tangannya untuk mencapai wajah damai itu. Usahanya berhasil, dia pun mulai mengelus pelan pipi wanita itu dengan pelan berniat tidak ingin membangunkan tidur cantiknya. Matanya mulai berkaca-kaca

Ini nyata

Benar sekali, dia tidak sedang bermimpi

Orang ini benar-benar orang yang dicintainya

Tess... tes...

Air matanya lolos begitu saja, dia menggigit keras bibir bagian bawahnya agar tangisannya tidak mengganggu wanitanya.

Tapi usahanya tidak berhasil, wanita itu mulai membuka mata kelabunya, saat mendengar suara tangis tertahan. Dia menolehkan pandangannya kearah lelaki yang sedang merapatkan bibirnya, matanya yang berkaca kaca dengan sudut mata yang basah.

Wanita itu tersenyum hangat kepada lelaki itu, dengan sebelah tangannya dia merangkangkup pipi lelaki itu, ibu jarinya mengusap basah pipi lembut itu.

"Selamat pagi Liam, selamat datang kembali" ucap wanita itu



***

"Lihatlah mereka, aura kebahagian terpancarkan saat mereka bersama. Kau yakin akan memisahkan mereka berdua Aphrodite?" tanya seorang lelaki yang memiliki aura pemimpin yang kuat

Dewi Aphrodite selaku ibu kandungnya Zaylee hanya menatap dalam diam kearah gumpalan awan yang memperlihatkan putrinya sedang berada dipelukan kekasihnya, mereka menangis dan melepas rindu satu sama lain.

Dia memang tidak suka jika putri semata wayangnya menjalin cinta dengan seorang manusia, status mereka paling mulia dan putrinya pantas mendapatkan yang sepantaran dengannya

Dia hanya mengenal sifat luar anaknya sebagai sosok yang patuh, dan pekerja keras. Bahkan putrinya tidak mengeluh dengan semua itu. Namun, tanpa dia sadari, semua hal itu membuat putrinya seolah-olah boneka mainannya

Seiring bertumbuhnya usia, kehidupan putrinya semakin dikekang. Putrinya benar-benar seperti boneka, datar, dan tidak memiliki jiwa. Dia seharusnya sadar akan perubahan yang dialami putrinya.

Kehadiran lelaki itulah yang membuat jiwa putrinya kembali. Aura yang terpancarkan dari lelaki itu putih, dan bersih. Sebersih hatinya, dialah sumber kebahagiaan putrinya

Lantas kenapa dia harus membenci sumber kebahagian putrinya?

Bukankah seharusnya seorang ibu harus mendukung kebahagian anaknya?

"Kau benar sayang. Aphrodite, aku adalah saksi bisu dari semua perbuatan yang dilakukan lelaki itu. Pancaran matanya sama dengan isi hatinya, dia bersungguh-sunggguh mencintai putrimu. Aku melihatnya sendiri saat dia berdo'a di kuilku" ucap seorang wanita.

"Kalian benar. Seharusnya aku mendukung kebahagian putriku, aku adalah ibu yang buruk" lirihnya seraya menundukan wajahnya dan menangis

"Kau adalah masih tetap menjadi ibu yang terbaik bagi putrimu Aphrodite" hibur wanita itu seraya memeluk pelan dirinya

"Kau harus meminta maaf kepada putrimu dan lelaki itu Aphrodite. Kau juga harus merestukan hubungan mereka" ucap lelaki itu

"Anda benar dewa Zeus. Aku harus segera meminta maaf kepada putri dan lelaki itu" ucap Aphrodite seraya menghapus air matanya dan senyum tipisnya. Dia pun berpamitan kepada pasangan dewa itu dan pergi meninggalkan Olympus

"Kau yakin Cupid akan memaafkannya?" tanya dewi Hera selaku istri dari dewa Zeus

"Pasti, aku mengenal Cupid dengan baik. Dia itu orang baik dan pemaaf" ucapnya



***

Flashback

"Liammm" teriak Zaylee, dia berlari kearah kekasihnya yang sudah terlentang dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Kau urus kekasihmu, biar aku melawan makhluk menjijikan ini" seru Zefiros yang langsung menghabisi salah satu makhluk jahat di Hutan

Zaylee memangku wajah lemas Liam dia pun mengecek nadinya

Lemah, nadinya semakin lemah

Zaylee mengedarkan pandangannya kesekeliling dan menemukan buah aconite yang sudah tergigit.

Sial Liam sudah memakan buah beracun itu, batinnya

"Sudah tidak ada waktu lagi, hanya ini satu-satunya cara" gumam Zaylee seraya menatap wajah kekasihnya yang semakin pucat

Zaylee meraup wajah pucat kekasihnya, didekatkannya wajahnya dengan wajah Zaylee. Kemudian dia mencium ranum itu, menghiraukan bercak darah yang menempel di dagunya.

Sebuah cahaya tiba-tiba muncul dan menyinari mereka berdua. Kemudian Zaylee melepas ciumannya, dia mulai merasakan nafas Liam sudah kembali, kulit warnanya tidak memucat, dan degup jantung Liam sudah kembali.

"Aku sudah membereskannya Zaylee. Bagaimana dengan dia" tunjuknya kepada lelaki dipangkuan Zaylee.

"Dia selamat, Zefiros" ujarnya

"Syukurlah, kita belum terlambat" ucapnya lega

"Aku harus segera membawanya, disini sudah tidak aman" ucap Zaylee, dia mengatur posisi Liam diantara kedua lengannya, dan pun bangkit dengan menggendong badan lemah Liam ala bridal

"Baiklah, aku akan membereskan sisanya disini" ujar Zefiros, dan Zaylee mengucapkan terima kasih kepada teman baiknya itu sebelum terbang menuju kediaman mewahnya.



******





Cupid Love Stories [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang