Zaylee sedang membersihkan piring sisa mereka makan malam, dan Liam hanya duduk sembari menatap indah Zaylee dari belakang.
"Sayang kenapa kau diam saja, saat makan malam?" tanya Liam
Memang saat dia pulang dari berbelanja, Zaylee kebanyakan diam dan hanya menjawab singkat jika Liam menanyakan sesuatu kepadanya
"Ah aku tidak apa-apa" kata Zaylee seraya melanjutkan acara membersihkan piringnya
"Bagaimana perasaanmu saat pertama kali berbelanja di Italia?" tanya Zaylee asal untuk mengalihkan perhatian Lia,
"Kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa Italian, aku bahkan ingin menangis saat kasir terus menanyakanku menggunakan bahasa italian"
"Untung saja ada seorang kakek-kakek yang bisa berbahasa inggris. Aku tertolong olehnya" oceh Liam
"Lalu?" tanya Zaylee penasaran
"Kasir itu ternyata menawarkanku menggunakan box karena barang belanjaanku yang banyak hehe" ucap Liam geli mengingat tingkah konyol dirinya
"Setelah itu?" lanjut Zaylee
"Yaa setelah itu aku langsung pulang" ujar Liam.
Tangan Zaylee gemetar, saat mendengar kebohongan Liam. Dia ingin mendengar kejujuran Liam, namun Liam menutupinya
"Kau langsung pulang dan tidak mampir kemana-mana kan?" tanya Zaylee yang sedang mencuci tangannya setelah menyimpan piring bersih
Liam yang mendengar pertanyaan itu terdiam beberapa saat dan menjawab "Tidak, aku langsung pulang"
Sontak pertanyaan itu membuat mata Zaylee berkaca-kaca, namun dia tahan dengan senyumannya seraya berbalik kehadapan Liam
"Oke, aku sudah selesai. Ayo kita ke ruang tengah, aku ingin dimanja" ucap Zaylee dengan senyuman palsunya dan meninggalkan dapur duluan
Liam menyusul dari belakang seraya menatap sendu punggung Zaylee
Mianhae Zaylee, ucapnya dalam hati
****
Flashback
"Liam!" teriak seseorang yang membuat Liam tidak jadi membuka pintu mobil
"Kenapa kau bisa disini?" tanya Liam datar
"L-liam a-aku" ucapnya terbatah-batah karena takut akan tatapan tak biasa Liam
"Kita sudah tidak ada hubungan lagi Elena" peringatan Liam, dia pun berbalik dan hendak membuka mobil. Namun, tangan orang lain menghentikan pergerakannya
"Liam, beri aku waktu sebentar saja. Ada yang harus aku sampaikan" mohonnya dengan mata berkaca-kaca
Liam jengkel dengan kelakuan mantan kekasihnya itu, Liam berpikir jika dia terus mendiami mantanya maka hidupnya akan terus tidak tenang. Maka lebih baik untuk mendengarkan kata-kata omong kosongnya seraya menegaskan sekali lagi hubungannya itu
"Baiklah, akan kuberi waktu sebentar untuk mendengarkan omongan kosongmu" ucapnya sinis
****
"Sebelum itu aku ingin bertanya kepadamu kenapa kau bisa menemukanku disini?" tanya datar Liam seraya menyilang tangannya didepan dada
Saat ini mereka sedang di café samping supermarket. Liam yang memutuskan untuk kemari karena tidak mungkin mereka akan mengobrol di parkiran yang saat itu sedang ramai
"M-mihanae liam" ucap Elena seraya menundukan pandangannya
"Berhentilah meminta maaf. Aku hanya butuh penjelasan darimu" tegas Liam
"A-aku meminta seseorang untuk melacak nomormu" gumamnya, namun bisa didengar Liam
"KAU GILA" bentak Liam dan Elena hanya terus meminta maaf.
Liam pun memejamkan matanya sebentar untuk mengatur emosinya yang sedang meluap luap
"Jadi untuk apa kau menemuiku lagi?" tanya tenang tapi dengan sorot mata tajam
"Aku hamil"
"MWO?" sontak Liam membelalakan matanya. Elena yang mendengar suara keras Liam sontak mengangkat pandangannya kearah Liam dengan mata yang berkaca-kaca
"Aku hamil Liam" ucapnya sekali lagi
"Siapa? Siapa ayahnya?" tanya Liam
"Andrew" ucap pelan Elena dan dia pun mulai menangis pelan. Mendengar nama sahabat pengkhianatnya sendiri, Liam tertawa ejek
Heol ternyata mantannya ini sudah berselingkuh terlalu jauh, bahkan sepertinya mereka sudah lama berselingkuh
"Hahaha bahkan kalian sudah sejauh itu?" ejeknya
"L-liam aku mohon, aku ingin kau bertanggung jawab atas anak ini" mohon Elena dengan air mata yang mengalir
"MI CHEO SSEO....!!" bentaknya, membuat sebagian pengunjung café mengalihkan pandangan kearahnya
" YAK. Dia bukan anakku Elena bahkan aku tidak pernah berhubungan badan denganmu" ucap Liam dengan mata yang sedikit kemerahan karena emosinya yang benar-benar sudah diubun-ubun
"Kenapa kau tidak meminta pertanggung jawaban ke ayah kandungnya"
"Andrew tiba-tiba menghilang begitu aku memberitahu tentang kehamilanku. Aku tidak bisa beritahu yang sebenarnya ke orang tuaku-
Hanya kaulah satu-satunya harapanku. Kau orang baik Liam, aku mohon padamu" mohon Elena seraya merapatkan kedua tangannya kearah Liam
"Kau gila Elena. Kau benar-benar sudah gila"
"Pastinya aku tidak mau. Kau harus jujur kepada orang tuamu Elena, atau anakmu lah yang akan menderita" tegas Liam, seraya bangkit dan menginggalkan café. Dia bisa gila jika berlama-lama disini.
****
Malam harinya sepasang kekasih itu sedang tidur bersama dengan sang lelaki yang memeluk kekasihnya yang menidurkan wanitanya didekapannya.
"Kau harus tau jika aku benar-benar mencintaimu sayang. Tak peduli siapapun itu, aku tetap mencintaimu" ucapnya lirih seraya mencium pelipis wanitanya dan tertidur
Si wanita mendengar apa yang dikatakan kekasihnya
Aku juga cinta kepadamu Liam, batinnya
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Love Stories [M]
Romantizm[End] Cupid itu dewa yang memberikan cinta kan? Tapi bagaimana jika cupid tidak percaya dengan cinta Zaylee, seorang dewi cinta yang tidak pernah merasakan rasa cinta. Dia hanyalah seorang penonton setia kehidupan romantis orang sekitarnya. Hidupnya...