12

46 2 0
                                    

Liam mendesah keras saat melihat nomor asing kembali mengirimkan pesan. Dia pun merilik sebentar kearah dapur dan belum menemukan atensi sang wanitanya.

"Apakah aku harus bertemu lagi?" guman Liam dengan ragu

Liam mendapatkan pesan lagi dari mantannya itu, dia berkata jika ingin bertemu dengan Liam untuk terakhir kalinya. Sepertinya mantannya itu sudah sadar dengan perkataan Liam kemarin

Zaylee datang dengan membawa nampan yang berisikan cappucinno dan teh. Dia pun duduk disamping Liam dan memberikan kopi kepadanya

"Terima kasih sayang" ucapnya saat menerima kopinya dan mulai menikmati kopi buatan kekasihnya

"Wah rasanya enak" pujinya dan Zaylee hanya merotasikan matanya

"Rasanya seperti cappucinno biasanya Liam, kau terlalu drama" ucap Zaylee dan Liam hanya terkekeh

"Hey aku berkata jujur. Kau tau jika di Korea kebanyakan dari mereka lebih suka americano tapi saat tiba disini aku malah ingin mencicipi racikan expresso mereka-

Tapi saat aku menyicipi itu, lidahku belum bisa menerimanya karena rasanya lebih pekat dibandingkan dengan yang ada di korea. Tapi kopi buatanmu ini rasanya enak, kau mencampurkan apa didalamnya?" tanya Liam antusias

"Ah itu cappucinno Viennese, campuran antara expresso, heavy cream, susu, coklat, dan kayu manis. Aku takut kau belum terbiasa dengan kopi hitam disini, sepertinya tebakanku sepertinya benar" jelas Zaylee sembari terkekeh

"Tapi aku merasakan rasa lain dikopi ini. Apa yaa.... Ah ada tambahan cinta didalamnya" gombal Liam, membuat Zaylee sedikit salting

"Apaan sih gombal" ucap Zaylee seraya memukul pelan dada Liam, dengan pipi yang sedikit bersemu

Liam yang melihat tinggah imutnya tak tahan untuk mencium kekasihnya itu. Berbagi rasa kopi melalui bibir yang saling bertautan




****

Pagi hari mereka dilalui dengan romantis seperti biasanya hingga

"Sebentar saja eoh. Setelah itu aku akan menjelaskan semuanya padamu" ucap Liam yang saat ini sedang memakai sepatunya

"Aku mencintaimu sayang. Aku akan segera kembali" pamit Liam dengan sedikit terburu-buru

Setelah bayangan Liam menghilang Zaylee yang sedari tadi hanya menatap Liam, sontak mengepalkan tangannya. Liam belum mengatakan semua kebenaran itu, dan dirinya juga belum bisa mengatakan yang sesungguhnya jika dirinya bukan seorang manusia.

Tak lupa juga, jika Zaylee belum bisa memutuskan hubungan mereka. Apa yang harus Zaylee lakukan

Dadanya tiba-tiba sesak saat membayangkan dirinya berpisah dengan Liam. Apakah jika mereka berpisah Liam akan melupakannya dan kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya?

Banyak sekali pertanyaan yang ada di otak Zaylee dan waktunya sudah hampir habis

Zaylee memutuskan untuk kembali ke kamarnya, dia mutuskan untuk membuat surat tentang semua kebenarannya. Dimulai dari sosok aslinya, dan keinginannya untuk mengakhiri hubungan

Tak terasa Zaylee pun terisak dan tenggelam dalam tangisnya setelah dia menyelesaikan suratnya.



*****

"Kau sudah memutuskan manusia itu?" tanya dewi Aphrodite kepada anaknya

"Belum" ucapnya lirih

"Tanpa kau putuskan sepertinya dia yang akan memutuskanmu lebih dulu" ucap Aphrodite membuat Zaylee mengkerutkan dahinya

Tangan sebelah dewi Aphrodite terangkat dan memperhatikan sosok Liam yang berpelukan dengan mantan kekasihnya

"Kau lihat itu. Bahkan seorang manusia yang posisinya rendah pun masih bisa mengkhianati kepercayaan seorang dewi" ucapnya dan Zaylee hanya menatap kosong kekasihnya itu

"Ayo kita kembali ke rumah, kau tak pantas untuk tinggal disini" ucapnya seraya memerintahkan kepada bawahannya untuk memegang kedua lengan putrinya untuk pergi ke tempat berkumpulnya para dewa

Zaylee yang dibawa mereka pun hanya pasrah dan menitihkan air matanya lagi

Selamat tinggal Liam, semoga kebahagiaan selalu menghampirimu. Ucap perpisahannya



*****

"Tidak, tidak mungkin" ucap Liam setelah membaca surat yang ditinggalkan Zaylee

"ANDWEE. ZAYLEE KUMOHON JANGAN PERGI" teriaknya kencang, bahkan mengalahkan petir dan gemuruh hujan yang tiba-tiba muncul saat dirinya memasuki rumah.

Liam pun segera keluar dari rumah itu, dan mencari sosok kekasihnya itu. Badan serta pakaiannya basah, tapi itu tidak menghentikan Liam untuk mencari ke sekitar rumah mereka. Liam pun memutuskan untuk menyelusuri belakang rumah, dia melewati kolam renang, bahkan berlari menuju padang rumput didepannya. Nihil dia tidak menemuka apa-apa

Liam hanya terduduk pasrah seraya meraung-raung karena ditinggal oleh kekasihnya

"Aku sudah tau semuanya Aylee"

"Aku sudah tau jika kau ini Dewi Cupid. Rasa cintaku ini tidak akan menghilang saat mengetahui itu semua"

"Bagaimana bisa aku bahagia, sementara sumber kebahagianku itu sudah meninggalkanku

"Aku tetap mencintaimu sayang. Saranghae" lirih Liam dengan tangisnya yang tertelan oleh derasnya hujan.





*****

Isi surat itu


Liam, awalnya aku ragu harus menjelaskan seperti apa. Tapi sepertinya aku harus mengatakan kebenaran yang sebenarnya

Liam, aku ini sebenarnya adalah Dewi Cinta, kau tau sosok Cupid? Itulah aku sebenarnya

Aku tau pasti kau akan terkejut saat mendengarnya. Maaf jika baru aku baru mengatakan itu kepadamu

Pertemuan pertama kita adalah saat kau berdo'a agar diberi pasangan yang setia. Aku mendengar itu semua, dan saat itu juga aku suka padamu

Konyol sekali bukan?

Tapi saat itu aku benar-benar mencintaimu, bahkan aku rela untuk melepas tanggung jawabku

Hubungan kita tidak direstui. Tapi aku memaksa, karena aku tidak ingin berpisah denganmu

Tapi sepertinya kau akan kembali ke pelukan kekasihmu

Tak apa, aku mengikhlaskan itu

Aku berharap semua kebahagiaan akan selalu ada disampingmu

Maaf sayang....



Dari kekasihmu yang selalu mencintaimu

Zaylee






Cupid Love Stories [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang