Hujan tiba-tiba mengguyuri Hutan Chianti, padahal saat itu musim panas sedang berlangsung. Derasnya hujan seolah-olah memahami perasaan kesedihan Zaylee. Dia pun tidak beranjak dari tempatnya, tubuhnya dia biarkan basah begitu saja, dan ikut menyatu dengan bulir-bulir hujan. Bahkan pakaian serta sayap putihnya ikut basah oleh air hujan.
Wajahnya cantiknya terpejam, dan dia mulai mengendahkan kepalanya. Menikmati setiap rintikan hujan yang menusuk kulitnya secara perlahan.
Kemudian dia menundukan pandangannya, dan mengangkat sebelah tangannya. Sebuah crossbow kecil dengan anak panah muncul ditelapak tangannya. Dia melihat dengan seksama senjata yang selalu dia bawa disaat bertugas
Tugas memberikan rasa cinta kepada manusia selama ribuan tahun berlalu. Tugas yang awalnya dia banggakan kepada orang tuanya, karena dia bisa memberikan rasa kasih sayang kepada manusia dan membuat mereka saling melengkapi satu sama lain
Kekuatan rasa cinta yang selalu dia berikan kepada manusia selama sibuan tahun, tidak membuat dirinya merasakan cinta tersebut. Zaylee merasa bosan, karena setiap harinya dia hanyalah seorang penonton setia teater yang menampilkan setiap kisah cinta seseorang. Sementara dia sendiri tidak memiliki perasaan cinta itu
Tapi pandangannya itu berubah setelah dia bertemu sosok manusia itu.......
Detak jantungnya yang mati seakan hidup kembali, senyumnya yang sempat hilang mulai terpancar kembali, mata yang selalu memandang datar manusia yang berlalu menjadi binar.
Karena dia semua berubah
Semua itu berkat Liam
Dia ingin bebas untuk mencintai seseorang. Tidak memandang siapapun itu
Dia ingin merasakan cinta, seperti yang manusia rasakan juga
Zaylee melemparkan crossbow kecilnya kesembarang tempat, dan disaat bersamaan sepasang sayap di punggungnya langsung menghilang begitu saja.
Hujan yang membasahi dirinya seketika langsung terhenti, dan digantikan dengan angin kecil yang menghembus badannya
Zaylee menendahkan kepalanya kembali kearah langit malam yang mulai disinari oleh cahaya bintang. Melihat pemandangan yang begitu indah, dia mulai menampilkan senyumannya yang paling bahagia.
Keputusannya sudah bulat
Dia akan melepaskan semua tugasnya
***
Pagi yang cerah, mengawali aktivitas Liam. Setelah merapihkan semua baju dan memasukannya kedalam koper, dia mulai bersiap untuk pergi meninggalkan penginapan. Liam akan mengunjungi kota terakhir sebelum dia kembali ke Roma, yaitu kota Firenze.
Perjalanannya memerlukan waktu sektar 1 jam setengah dengan menggunakan bus, dan masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum jadwal bisnya berangkat. Liam memutuskan untuk menghabiskan waktunya disekitaran terminal bus untuk berfoto-foto, dan tak jauh dari sana terdapat sebuah alun-alun.
Mata bulat Liam langsung membinar saat dia sampai tujuan. Sebuah air mancur lumayan besar menghiasi tengah alun-alun, alunan musik terdengar merdu dari seorang yang pemusik jalanan ikut menghibur orang-orang yang sedang menikmati waktu paginya, dan beberapa orang mengunjungi café untuk menikmati secangkir expresso
Pemandangan ini membuat Liam bersemangat untuk mengabadikannya melalui kamera hanphonennya, dia mulai memotret setiap sudut alun-alun. Hingga saat dia membidikan kearah air mancur, dia melihat sesosok wanita cantik yang sedang membelakanginya. Bidikannya kamera yang awalnya berniat menvideokan suasana alun-alun, kini terfokuskan pada wanita itu, dia menzoom in ke sosok yang menarik perhatian
Siluet belakang wanita itu sangat cantik, dia mengenakan mini dress berwarna merah muda yang membalut tubuh rampingnya, kulit pucat khas wanita eropa, rambutnya yang berwarna perak tertutupi oleh topi lebarnya. Beberapa helai rambutnya tersapu oleh angin, dan membuat warna rambutnya semakin berkilauan.
Oh...ternyata dia memiliki mata kelabu yang sama senada dengan rambutnya, jika dia tersenyum matanya pun ikut tersenyum juga
Ehh tunggu?
Liam langsung kebablakan, bahkan dia memencet tombol stop rekaman video itu berulang kali. Dia baru tersadar jika wanita cantik itu sudah berbalik badan, dan menatap Liam.
Sial rasanya aku ingin menghilang saja, keluh batinnya
"Stai registrando il mio video?" ucapnya saat sudah dihadapan Liam, dan membuat dia tersentak. Tidak sadar jika wanita itu sudah ada didepannya
"Emm..sorry I can't speak Italian" jawabnya kikuk
"Perché non potere?" tapi wanita itu masih bertanya dengan bahasa italiannya
"Ehh... Aigo aku harus bilang apa lagi" Liam semakin frustrasi saat ini. Namun wanita itu terkekeh geli melihat wajah frustrasi lelaki dihadapannya
"Eoh, kau merekamku kan?" tanya wanita itu, dengan bahasa korea
"Kau bisa bahasa korea?" Liam terkejut saat si wanita menggunakan bahasa negaranya, dia seolah lupa sudah merekam seseorang tanpa ijin.
"Iya, boleh aku melihat?" tanya wanita itu seraya mengangkat sebelah tangannya
"J-Joesong habnida, aku tidak sengaja merekammu saat merekam sekitar alun-alun tadi" ucapnya terbatah sembari beberapa kali menundukan kepalanya.
"Gwaenchana, aku tak mempermasalahkan itu" ucap wanita itu menepuk bahu lelaki itu
"Selagi bukan video yang mesum aku tak mempermasalkan" gurau wanita itu dan Liam langsung menenggakan kepalanya dan menggeleng ribut
"Tidaklah. Mana berani aku memvideokan hal itu, apalagi saat berhadapan dengan wanita cantik sep-......ehh" potong Liam dengan mulutnya yang langsung dia bekap dan pipi yang terlihat bersemu. Secara tidak sadar dia mengungkapkan bahwa wanita depannya itu cantik
Wanita tersebut terkekeh geli melihat tingkah lelaki itu, dia berusaha mengalihkan rasa canggung lelaki itu dengan bertanya hal lain "Kau membawa koper besar, kutebak kau sedang liburan di kota ini"
"Kau benar. Kemarin aku sudah puas menjelajahi kota ini, dan hari ini aku merencanakan untuk pergi ke kota Firenze" tutur Liam bersemangat
"Wah itu kan, kota tempat kelahiranku. Kebetulan sekali, aku pun sedang dalam perjalanan menuju kampung halamanku" ucapnya wanita itu
"Benarkah? Dengan apa kau kesana?" tanyanya
"Aku mengendarai mobilku, tuh disebelah sana" tunjuknya ke salah satu mobil sedan hitam yang terparkir depan alun-alun
"Aku mampir sebentar untuk membeli bahan makan di supermarket sebelah sana" jelasnya
"Oh begitu" angguk Liam
"Kau mau ikut menumpang bersamaku? Kebetulan aku perlu teman mengobrol selama di perjalanan" ajak wanita itu
Liam merasa familiar dengan wanita ini, entah mengapa feelingnya mengatakan jika wanita ini tidak memiliki niat jahat sama sekali. Bahkan hawa sejuk yang sedari dulu ia rasakan, kini kembali terasa saat bersama wanita ini, dan dia pun tidak ragu mengiakan ajakan wanita itu
Setelah menaruh koper dibelakang bagasi, secara perlahan mobil bergerak meninggalkan pusat kota.
"Ngomong-ngomong aku belum tahu namamu. Jadi siapa namamu?" tanya Liam membuka percakapan
"Namaku Zaylee Will. Panggil saja aku Aylee" ucap wanita itu
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Love Stories [M]
Storie d'amore[End] Cupid itu dewa yang memberikan cinta kan? Tapi bagaimana jika cupid tidak percaya dengan cinta Zaylee, seorang dewi cinta yang tidak pernah merasakan rasa cinta. Dia hanyalah seorang penonton setia kehidupan romantis orang sekitarnya. Hidupnya...