15

8 2 0
                                    

Hallo gimana nih kabarnya yang udah baca ceritaku. maaf ya klo alurnya masih awur awuran, aku baru belajar bikin cerita lagi. bantu support ya😄

~happy reading.....

seminggu berlalu setelah Jea dan Hendri putus, Jea mulai mendekati Gino, setiap pagi Jea selalu memberikan Gino bekal.

pagi ini Jea bangun sekitar jam 5 pagi, seperti biasa Jea memasak untuk bekal Gino.

"Je kamu jam segini kok udah berkutat di dapur aja?" tanya bunda Jea yang turun menuju dapur.

"Iya bun, mau bikin bekal double" jawab Jea.

"Buat Hendri ya?" tanya sang bunda sambil menggoda Jea.

"Engga Bun, Jea udah putus sama Hendri"

"Loh kenapa sayang? udah dari kapan kalian putus?" kaget bunda Jea.

"Gapapa Bun, Jea udah gak suka sama Hendri. kita putus dari seminggu yang lalu bun" tutur Jea.

"Huft yasudah, terus bekalnya buat siapa?"

"Buat cowo yang Jea suka bun, hehe" ucap Jea.

"Siapa dia?"

"Ergino Rahardika bun"

"Loh bukannya itu anak tante neya?" tanya bunda Jea.

"Bunda kenal?"

"Iya, kenapa kamu suka dia?"

"Dia ganteng bun" ucap Jea sembari senyum senyum sendiri.

"Oh" ucap bunda Jea. kemudian ia pergi dari dapur menuju ke kamarnya lagi.

"Bunda kenapa ya kok tumben kaya gitu" gumam Jea.

tak berlama lama ia melanjutkan masaknya.

skip

Jea sudah sampai di sekolah sekitar jam 6.10, kemudian ia menuju ke kelas Gino. tak disangka ia bertemu Gino di lorong depan kelas Gino.

"Kak Gino" panggil Jea.

"Iya kenapa?"

"Ini ada bekal buat kakak, mohon diterima ya" ucap Jea.

"Hmm ya makasih" setelah melontarkan kalimat itu Gino pergi menuju ruang OSIS.

"Yes yes diterima lagi" girang Jea.

Disisi lain

pukul 6.25 Hendri masih juga belum berangkat. ia sedang sibuk menata buku pelajarannya.

"Hen kamu gak berangkat? ini udah setengah 7 loh" teriak sang bunda dari bawah.

"Bentar bun, ini Hendri mau turun" balas Hendri.

kemudian ia turun menuju ruang makan.

"Kamu tumben akhir akhir ini berangkat siang?" tanya bunda Hendri.

"Gak jemput Jea kamu Hen?" lanjutnya bertanya.

"Hendri udah putus bun sama jea"

"Loh kenapa? ada masalah?"

"Gatau bun, Jea sendiri yang mutusin Hendri" ucap Hendri.

sang bunda pun hanya mengangguk paham.

"Papa mana Bun?" tanya Hendri.

"Udah berangkat tadi"

"Oalah gitu, yaudah Hendri berangkat dulu Bun" ujar Hendri.

"Kamu gak sarapan dulu?"

"Gak usah bun, nanti aja di sekolah"

"Yaudah" balas sang bunda.

kemudian Hendri menyalami tangan bunda nya.

"Hendri berangkat dulu Bun, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati hen"

Hendri pun mengeluarkan motornya dari dalam rumah dan bergegas menuju ke sekolah.

Disekolah.

Hendri memarkirkan motornya. disana ada Hesa, dan Garlan yang juga baru sampai.

"Woii hen" panggil Hesa.

"Apaan?"

"Gue mau ngasih tau sesuatu" ucap Hesa yang mampu membuat Hendri penasaran.

"Apa? sesuatu apa?" tanya Hendri.

"Gue tadi liat Jea ngasih bekal ke Gino, mana kotaknya sama kaya yang pernah dikasih ke lo" tutur Hesa.

"Yang bener lo hes?" tanya Garlan tak percaya.

"Yeu lu mah gak percaya sama gue bang"

sementara Hendri hanya diam saja tak ingin menjawab ataupun bertanya.

"Hen? lo gapapa kan?" tanya Hesa.

"Gue gapapa" ucap Hendri yang sadar dari diam nya.

"Udah ayo masuk ke kelas, bentar lagi juga bel" ujar Garlan yang diangguki oleh mereka berdua.

kemudian mereka menuju kelas masing masing. ditengah jalan Hendri berpapasan dengan Jea. mereka saling menatap satu sama lain, kemudian Jea mengalihkan pandangannya dan pergi begitu saja.

"Ternyata segampang itu ya lo ngelupain gue je" batin Hendri sembari tersenyum pahit menikmati kenyataan.

"Hen"

"Kenapa hes?" tanya Hendri.

"Lo masih belum bisa lupain Jea hen?" tanya Hesa.

"Gimana gue bisa lupain dia, dia orang pertama yang bikin gue jatuh cinta se jatuh jatuhnya hes" tutur Hendri dengan pandangan kosong ke depan.

"Gue paham kok hen apa yang lo rasain" ucap Hesa sambil menepuk pundak Hendri.

Hendri tersenyum tipis kepada Hesa. mereka berdua pun berjalan kembali menuju ke kelasnya.

bel sudah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran sudah dimulai.

sepanjang pelajaran Hendri tidak fokus sebab memikirkan perkataan Hesa soal Jea memberi bekal kepada Gino.

"Apa bener yang diomongin Hesa" batin Hendri.

"Hes" panggil Hendri pada Hesa yang ada di sebelahnya.

"Paan?" tanya Hesa.

"Lo ganggu orang nulis aja hen" lanjutnya.

"Sorry, gue cuma mau nanya doang"

"Apa bener yang lo omongin di parkiran tadi?" tanya Hendri penasaran.

"Iya, gue liat sendiri hen, Jea ngasih bekal dengan kotak yang sama ke Gino. Lo masih kepikiran soal itu?" ujar Hesa.

"Iya, gue masih gak nyangka aja dia secepet itu dapet pengganti gue" ucap Hendri sembari tersenyum miris.

"Sabar aja kata gue hen, eh iya ini tadi ada titipan dari anak IPA 1, katanya dia suka sama lo" kemudian Hesa memberikan sebuah kotak pada Hendri.

"Dari siapa?"

"Kalo gak salah namanya Angelina" jawab Hesa.

"Angelina... IPA 1?" gumam Hendri.

tak ingin memikirkan banyak hal, Hendri menyimpan kotak tersebut dan melanjutkan tugas nya.

~bersambung.......

Hai hai hai kembali lagi nih author
Jangan lupa di vote yaaa..

next? vote komen

Dipublish: 2 Juni 2024

tertanda : Aini. N.

𝙼𝚢 𝙱𝚎𝚜𝚝 𝙼𝚊𝚗 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang