Halooo, enjoy reading my story!
Jangan lupa tinggalkan vote atau komen kalau kalian suka dengan cerita ini^^
Pliss jangan jadi silent reader. One vote from you can make me happy.
╭┉┉┅┅┅┅┄┈┄┄┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
Date: Kamis, 23 Mei 2024
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┄┈┈┈┄┄┅┅┅┅┅┉╯"Gue ke toilet dulu," pamit Maven pada Ethereal lalu beranjak dari sana.
"Om, Om pasti tau 'kan Mamanya Maven ke mana?" Ethereal bertanya pada Algerien.
"Mamanya Maven udah gak ada," singkat Algerien.
"Die?" Tebak Ethereal.
"Mungkin. Jasadnya gak di temuin," balas Algerien.
"Kasian banget. Maaf ya, Om, harusnya Ethereal gak nanyain tentang itu."
"Gak papa. Wajar, sebelumnya kamu belum tau tentang itu 'kan."
"Om, maaf, kalo boleh tau, Mamanya Maven perginya pas kapan?"
"6 tahun lalu, saat itu Maven baru berusia 13 tahun."
"Kasian.."
"Semuanya yakin kalau Belleann has left us karena sampai sekarang Belleann gak pernah kembali," kata Algerien.
"Tapi Maven yakin kalau Mamanya masih hidup," lanjutnya.
"Kenapa Maven yakin Mamanya masih hidup?" Tanya Ethereal.
"Om gak tau. Mungkin karena dia gak bisa menerima kepergian Mamanya?"
Beberapa menit kemudian. Maven berjalan menghampiri mereka. "Udah selesai dari toiletnya?" Tanya Algerien.
Maven mengangguk. "Udah, Pah."
"Ven, temenin gue," ajak Ethereal. Maven mengernyitkan dahinya.
"Ke mana?"
"Buru!" Sewot Ethereal.
"Sabar woi! Lo yang ngajak, lo juga yang sewot." Maven menatapnya sinis.
Ethereal bangkit dari duduknya. "Ethereal pergi dulu ya, Om. Permisi," pamitnya dengan nada lembut.
"Hati-hati," kata Algerien. Ethereal mengangguk seraya tersenyum.
"Buruan!" Teriaknya pada Maven dengan mata melotot, lalu berjalan keluar rumah. Maven mengikutinya.
"Galak banget lo, marah-marah mulu," ucap Maven.
"Gue kalo sama lo tuh bawaannya pengen marah mulu, lo nya nyebelin," balas Ethereal.
"Tapi aslinya gue itu baik, ramah, murah senyum. Kecuali kalo sama lo."
"Gue biasanya liat lo di anterin sama supir, gue gak pernah tuh liat lo bawa mobil sendiri. Lo gak bisa nyetir ya?" Maven bertanya.
"Gue pernah ngendarain mobil ke sekolah tapi kayaknya waktu itu lo lagi bolos," ujar Ethereal, sinis. Maven yang merasa disindir, mendengus dingin.
"Gue lebih sering di anterin supir," lanjut cewek itu.
"Ternyata Rakun pemalas juga ya," ujar Maven, melirik Ethereal yang menatapnya sinis.
Ethereal mendengus sebal. Dia menatap serius pada Maven. "Gue gak pernah liat lo bawa mobil. Lo bisa nyetir gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVEN [HIATUS]
Teen Fiction"Ethereal?!" Matanya membulat saat melihat mobilnya yang sudah terbalik dan ringsek di beberapa sisi. Truk itu melaju pergi. Maven berlari menuju mobilnya yang mulai mengeluarkan percikan api. "ETHEREAL!!!" Teriaknya dengan suara yang sangat keras. ...