Dua puluh delapan

720 85 18
                                    

Jika ada yang bisa dilakukan Naruto untuk membuat hatinya tidak gelisah pasti dia lakukan , tapi pertemuan yang dia minta dengan Sasuke tak ayal membuat perasaannya campur aduk . Dan segala yang dia lakukan tidak bisa membuat hatinya tenang .

Sebenarnya dia hanya menghubungi Gaara tadi tapi ternyata Gaara memaksa Sasuke untuk ikut dan Naruto tidak punya alasan apapun untuk menolak karena praktis ini bukan hanya tentang Gaara tapi juga Sasuke.

Tapi sungguh dia sebenarnya masih enggan bertemu mantan sahabatnya itu. Rasanya dadanya masih sakit saat melihat Sasuke yang terlihat baik-baik saja sehat dan bahagia bersama Sakura. Dia iri sekaligus marah kenapa dunia terasa begitu tidak adil padanya. Apa sih yang kurang darinya apa dia kurang mencintai Sakura tentu tidak , Sakura adalah satu-satunya wanita yang dia cintai.

Apa pengorbanannya kurang?
Lalu tahun-tahun yang dia lalui untuk menjaga gadis itu apa itu juga masih belum memenuhi syarat.

Naruto merasa hatinya sakit dan terluka , benar memang kata pepatah kadang orang yang paling kau sayang , orang yang paling kau cinta adalah orang yang paling bisa menyakitimu .

Tapi sungguh dia tidak bisa membenci Sakura. Seberapapun sakit yang telah Sakura torehkan dihatinya.

Naruto meneguk sedikit minuman yang ada dihadapannya membiarkan aliran alkohol sedikit mengalihkan perhatiannya. Ini bukan saat yang tepat untuk menjadi melankolis .

Apapun yang terjadi dia sudah bertekad untuk membuat semuanya lewat dia bukan pria jahat dan picik yang akan memanfaatkan situasai untuk keuntungan sendiri .

Tersakiti adalah resiko dari mencintai
bukan.

Hujan masih saja turun , Cafe begitu lengang hanya ada dia dan seorang pria tua yang menatap hujan dalam kesendirian di dalam Cafe , ketika  pintu Cafe terbuka Naruto mendongak pelan , dugaannya benar itu Gaara dan Sasuke ada seorang lagi dia tahu itu Shikamaru.

Mereka bertiga berjalan cepat menuju mejanya , dia memang sengaja duduk tepat lurus di pintu masuk Cafe dengan tujuan agar mereka bisa langsung bisa melihatnya saat memasuki Cafe.

"Naruto maaf apa kau menunggu lama? " Sasuke yang pertama menyapanya dengan sangat sopan. Naruto tertawa miris dalam hati , Sasuke memang pemuda yang sopan tapi tidak pada teman-temannya dia biasanya tidak bersikap formal. Yah   dia memang bukan teman Sasuke lagi kan.

"Tidak , aku baru 15 menit disini , duduklah "

Ketiganya duduk berhadap-hadapan .

"Jadi apa maksudmu dengan celah yang kau maksud Naru " Tanya Gaara to the point.

Naruto melihat Gaara yang nampak begitu antusias . Dia rasa Gaara sangat berharap pada solusi yang Naruto janjikan.

Naruto mendengus " Tipikal Gaara sangat to the point " Ujarnya sembari mengambil tas kerjanya yang dia letakkan di sebelahnya meraih sebuah kertas lalu meletakkannya di meja. "Ini adalah data percobaan kalian yang terakhir saat masih di laboratorium "

Gaara meraih kertas itu , lalu memeriksanya memperlihatkan pada Sasuke , dan Shikamaru.

"Yah aku ingat , saat itu uji coba terakhir kami di Lab , saat itu obat kami memang sudah 60 persen berhasil " Ucap Gaara.

"Aku melakukan pengujian dengan Kabuto waktu itu , dengan meminta profesor Orochimaru sebagai penguji sekaligus pengawas " Lanjut Shikamaru , pria itu mengernyit " Apa solusi yang kau maksud adalah..."

Naruto menatap Shikamaru sedikit menunggu dengan penasaran apa yang dipikirkan pria itu , apa dia sejenius yang dikatakan orang-orang.

" Profesor Orochimaru?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bond Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang