Dua Belas

5.6K 497 221
                                    


Happy reading.

Flasback on.

Sasuke tahu hidup Uchiha Madara tidak akan lama lagi,dia memang bukan Tuhan tapi dia tahu kakeknya tidak akan bisa bertahan lama lagi ,sirosis yang dia derita menggerogoti tubuh tuanya seperti rayap membuat kesehatannya semakin memburuk

Uchiha Madara tentu bisa saja mencari donor hati untuk paling tidak sedikit memanjangkan umurnya tapi dia selalu menolak usulan Sasuke ,dia bilang dia lelah dan dia sudah siap untuk menjemput ajalnya dia ingin istirahat dan menemuai kekasih hatinya ,neneknya yang jauh telah lama meninggalkannuya ,sebuah pernyataan yang jujur membuat hati Sasuke terluka.

Yah dia terluka karena dia tak lagi memiliki siapapun selain kakeknya dan jika Uchiha Madara siap meninggalkan dunia ini Sasuke belum siap ditinggalkan kakeknya karena setelah kejadian beberapa bulan yang lalu dimana Madara telah menyerahkan seluruh asetnya untuknya tanpa meninggalkan sepeserpun untuk Ayahnya dan juga pamannya yang notabebe adalah anak kandungnya ,itu membuat kemurakaan Ayah dan pamannya .

Dan bagai api menyambar minyak rasanya tak aneh ketika kemurkaan ayah dan pamannya berimbas pada kebencian dan pengasingan dari seluruh klan Uchiha tanpa kecuali.

Dan saat hari itu tiba ,ketika Madara membisikkan kata terakhirnya pada Sasuke di penghujung usianya Sasuke hampir kehilangan keyakinan pada apa yang dia sebut keluarga.

Tapi dia tahu keluarga adalah keluarga,suka atau tidak suka mereka terikat oleh hubungan darah yang tidak akan lekang oleh apapun maka disanalah Sasuke berdiri untuk berjuang berdiri dengan sekuat kakinya menopang agar kembali mendapat sedikit saja tempat di keluarga besarnya ,dan Sasuke akan melakukannya dengan caranya.






.
.

Sakura setengah berlari tak perduli tatapan heran dari para pasien dan staf yang dia lewati dia hanya memberi senyum kecil dan terpaksa berhanti ketika berpapasan dengan para dokter karena dia belum siap kehilangan pekerjaannya ,dia tak mau mengambil resiko ada laporan tentang dirinya yang mengacau di UIH, kaki-kaki panjangnya yang ramping berbalut jeans abu-abu pucat terus bergerak dinamis menyusuri lorong Rumah Sakit.

Sakura juga tak perduli dengan riuh deru suara hujan yang biasanya menjadi musik favoritnya atau bau petrikor debu yang menyeruak berbagi dengan bau antiseptik yang menyeruak dari ruang-ruang rumah sakit yang bersih dan higienis.

Dia juga tak perduli ketika menyadari Yamanaka Ino berlari beberapa meter darinya membuat sedikit kegaduhan karena siapapunn pasti tidak akan pernah menyangka akan ada hari seorang super model yang paling diiinginkan di Konoha berlari-lari mengejar seorang dokter bak adegan dorama.

Yah Sakura benar-benar tak perduli karena dalam benaknya sekarang satu-satunya yang dia perdulikan hanya bertemu Uchiha Sasuke maka dengan segala asumsi bahwa ini masih jam kerja dan berarti Sasuke ada dikantornya Sakura berlari menuju lantai paling atas UIH dimana kantor Sasuke berada.

Langkah Sakura terhenti ketika dia sampai di sebuah ruangan besar yang dia yakini sebagai kantor dimana Sasuke berada dengan sedikit berjingkat dia melangkah masuk dan matanya langsung disuguhi ruangan besar yang di sket dengan bilik-bilik besar yang di tempati oleh para staf officer.

Sedikit bingung dia terus melangkah semakin kedalam mencoba menemukan dimana kira-kira letak ruangan Sasuke dan matanya menatap lebar ketika menemukan sebuah tulisan besar di sebuah pintu di ujung ruangan bertepatan dengan cengkraman tangan Ino yang masih terengah mengatur nafasnya.

Uchiha Sasuke.

Terengah -engah dengan peluh yang sialnya pada akhirnya membasahi tubuhnya Ino menatap Sakura yang memandang pintu ruangan Sasuke dengan tatapan mata berbinar.

Bond Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang