Dua Puluh Dua

3.9K 351 39
                                    

Ada yang kangen cerita ini???


Happy reading...

Hyuuga Hinata menatap pantulan dirinya sendiri di cermin wajahn cantik yang selama ini dipuja banyak pria terlihat pucat matanya merah dan sembab dia memang cukup menangis semalam setelah bertengkar dengan Itachi yang sekarang disesalinya kenapa dia harus menangis ini bukan akhir dunia bukan.

Itachi marah yah dia sangat marah bahkan dia mengancam kata perpisahan tapi dia tidak perduli dia bukan orang dia cintai tapi Sasuke tapi kenapa semalam dia menangis .Hinata sendiri tidak yakin karena untuk sesaat jauh di lubuk hatinya dia takut Itachi akan meninggalkannya.Tapi sekarang dia sudah bertekad dia tidak perduli akan hal itu bila Itachi menginginkan perpisahan maka dia akan mengabulkannya tapi sebelum itu dia harus melakukan sesuatu sebelum dia benar-benar keluar dari keluarga Uchiha .

Dia mungkin tidak bisa mendapatkan Sasuke maka tidak seorangpun akan memilikinya.

Tersenyum pada bayangannya sendiri Hinata mulai menyisir rambutnya yang panjang memoles wajah pucatnya dengan sedikit make up agar tidak lagi pucat.

Lima belas menit kemudian Hinata selesai merias wajahnya . Dengan langkah penuh percaya diri Hinata melangkah keluar menuju ruang makan dimana biasanya pada jam ini Itachi dan kedua orangtuanya sarapan.

Langkah percaya diri Hinata sedikit terhenti ketika dia mencapai ruang keluarga dimana ketiga Uchiha sedang menyantap sarapan pagi mereka dalam diam nampaknya suasana malam tadi masih hangat terasa dari wajah-wajah tegang suami dan mertuanya.

Dengan langkah tenang dia menuju kursi biasa dia duduk disebelah Itachi yang langsung disambut tatapan dingin darinya.

Mengabaikan tatapan Itachi Hinata memberikan senyum terbaiknya pada mertuanya.

"Pagi Ibu Ayah.." Ucapnya .

Mikoto terdiam menatapnya dengan penuh kebencian. Sedang Fugaku menatapnya tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lakukan?!" Ucap Itachi ketus .

"Sarapan seperti biasanya Anata apalagi.. "Ucapnya tenang .

Itachi menghela nafas keras mencoba menahan emosinya.

"Kau benar-benar tidak tahu malu atau otakmu memang sudah rusak ! Setelah kekacauan ini kau masih b..."

"Aku hanya ingin sarapan apa itu salah Anata..." Potong Hinata halus menambah kegeraman pada Itachi.

Wajah Itachi merah marah . "Kau.."

"Itachi sudah cukup.. biarkan dia melakukan apa yang dia mau jangan buang energimu untuk wanita seperti dia.." Potong Fugaku tegas membuat Hinata mengernyit , sejujurnya dia tidak mengharapkan reaksi seperti itu dari Fugaku yang biasanya selalu membelanya.

Itachi dilain sisi hanya menghela nafas panjang meredam amarahnya ."Aku masih belum selesai denganmu Hinata kita akan bicara nanti dan jangan mencoba untuk menghindar lagi !!" Ucapnya marah masih ingat dengan kejadian semalam dimana Hinata menghibdarinya dengan mengunci pintu kamar mereka Itachi menatapnya marah lalu lbangkit dari duduknya berlalu meninggalkan meja makan selera makannya hilang seketika dengan kehadiran Hinata . Hinata sendiri hanya mendengus dan terus mengabaikan semua orang dengan tingkat keanggunan darah biru dia melayani dirinya sendiri. Keheningan mengisi hanya terdengar bunyi peralatan makan yang saling beradu.

Lima belas menit kemudian keheningan pecah saat Mikoto berdehem meminta perhatian.

Hinata mendongak dari sandwich dan baconnya untuk melihat tatapan Mikoto padanya yang nampak penuh kemarahan.

Bond Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang