Di sebuah kamar pasien di Rumah Sakit Kasih Hati...
Priska berdiri di samping tempat tidur Wina Gadis kecil itu mencengkeram tangan sang tante cantik sambil menatap kepala Wina yang diperban. Berbeda dengan tangisan palsu yang sering dia lakukan, kali ini kesedihan Priska benar-benar nyata. Air mata mengalir dengan jelas di wajah kecilnya Matanya menjadi merah seperti mata kelinci, dia terus menangis terisak-isak.
"Jangan menangis, Priska. Coba lihat, matamu sudah memerah seperti mata kelinci."
"Paman Lukas," gadis kecil itu menatap Lukas dengan tatapan sedih. "Tante cantik akan baik-baik saja, bukan?"
Hati Lukas terasa sakit melihat pandangan memohon keponakannya. Dia mengulurkan tangan untuk memeluk Priska dan berbicara dengan suara lembut, "Semuanya akan baik-baik saja. Kamu sudah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Paman Leo, kan? Tante cantik mengalami memar ringan dan sedikit gegar otak. Dia akan sehat kembali setelah beristirahat selama beberapa hari."
Kata-kata Lukas tidak bisa menghentikan tangis Priska, "Tapi tadi... Tante mengeluarkan banyak darah."
"Tidak perlu khawatir. Bukankah tante cantik sudah berhenti berdarah sekarang?"
Priska menangis lebih keras setelah mendengar perkataan pamannya, "Paman bohong! Si Snow, anjing peliharaanku mati setelah menabrak dinding dan mengeluarkan banyak darah! Kalian semua bilang Snow hanya tidur, tetapi dia tidak pernah bangun lagi! Hua huahua... Tante cantik terluka karena dia berusaha menyelamatkanku"
Gadis itu melepaskan diri dari pelukan pamannya dan menangis lebih keras di samping tempat tidur Wina.
Lukas menoleh ke arah kakaknya tanpa daya,
"Kak, aku menyerah. Coba hibur putrimu sendiri!"
Adrian berdiri di sisi lain tempat tidur, dan dia sekarang mengerutkan keningnya pada wanita yang terbaring tak sadar itu. Ekspresi wajahnya dingin.
"Lukas."
"Ya, Kak?"
"Ganti semua pengawal yang tadi bertugas untuk menjaga Priska."
Wajah Lukas langsung berubah menjadi serius, "Akan segera kulakukan!"
Hari ini putrinya menyelinap keluar dari kantor beberapa saat setelah audisi Wina selesai tanpa sepengetahuan mereka. Karena Priska memiliki pengawal yang selalu membuntutinya ke mana pun dia pergi, baik Adrian maupun Lukas tidak terlalu khawatir.
Tapi kelalaian kecil yang mereka lakukan hari ini malah fatal akibatnya.
Jika bukan karena gerakan cepat Wina Karta, gadis kecil itu pasti sudah mati.
"Ayah!"
"Kemarilah."
Sambil terisak, Priska berjalan perlahan ke pelukan Adrian, "Ayah, tante cantik akan baik-baik saja, kan?"
"Iya. Ayah janji, dia akan segera sadar."
Air mata gadis itu perlahan-lahan berkurang setelah mendengar janji ayahnya.
Lukas hanya bisa melongo menatap mereka, tak bisa berkata-kata.
Apa-apaan ini?
Dia telah berusaha keras untuk membujuk keponakannya sampai mulutnya hampir berbusa, tapi semuanya sia-sia. Kakaknya hanya mengatakan beberapa patah kata dan gadis kecil itu langsung diam!
Lukas tiba-tiba merasa ingin menangis juga.
Perbedaan perlakuan keponakannya terlalu
signifikan! Tidak lama kemudian, Wina terbangun, dia meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Yang Suka Memerintah
RomantizmDia dijebak oleh saudara perempuannya dan mengalami one night stand yang membuatnya hamil. Empat tahun kemudian, dia kembali bersama putranya. Seorang pria yang elegan dan suka memerintah tiba-tiba memasuki hidupnya. Sampai pria itu melihat anak kec...