04.

652 64 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi.





Zeeran melihat keduanya yang sedang asyik bercanda, tak lupa menyaksikan beberapa perlakuan lembut kecil Zean pada sahabatnya dan melihat bagaimana Kimberly selalu salah tingkah di dekat Zean. Semburan merah pada pipinya, ia suka tetapi jika Kimberly menunjukkan untuknya dan bukan untuk sang kakak.

Ia mendekati keduanya, bergabung untuk makan siang yang sudah lewat itu. Karena hari memasuki waktu sore.

Kimberly berhenti tertawa dan melihat zeeran duduk di hadapannya dengan wajah masam.

“ lo kapan sampai? ” Kimberly bertanya tetapi tidak ada sahutan dari sahabatnya.

“ zeeran, gue nanya sama lo ya bukan sama patung. kenapa sih lo? males tau ga lihat muka lo. ”

“ gausah dilihat. ” ucapnya singkat.

Saat ingin mengambil piringnya, Kimberly lebih dulu merebutnya. Memperlakukan kakak beradik itu adil, ia menyendokan nasi dan lauk untuk zeeran dan memberikan pada nya.

“ makan yang banyak, lo jarang makan akhir-akhir ini. ”

Zeeran tersenyum sangat tipis, ia berhasil merebut perhatian kecil Kimberly dari sang kakak. Kemudian, memakan makanannya dengan tenang.

Kimberly dan Zean menyaksikan zeeran makan, karena keduanya sudah selesai sedari tadi.

Zeeran tak sadar dirinya makan seperti anak kecil, Kimberly mendekat dan duduk disebelah nya. Membersihkan sisa nasi yang menempel pada sudut bibirnya.

“ makan lo kaya anak kecil tau ga, yang bener zeeran lo udah gede. masih aja harus gue bersihin. ”

Zeeran menang lagi, ia melirik pada wajah Zean yang tidak bisa menyembunyikan raut tidak suka nya Kimberly perhatian padanya. Membuang muka nya ke arah samping, dan meninggalkan ia dan juga Kimberly.

“ loh Zean, mau kemana? itu martabaknya bukan habisin. ” teriak Kimberly memanggil Zean yang sudah pergi dari meja makan.

“ kamar. ” Zean membalas teriak.

Kimberly diam saja, lanjut menemani zeeran makan dan ia pun menghabisi martabaknya.

“ buruan makan lo, gue pengen ke kamar Zean minta tiket. ”

Zeeran mengabaikan ucapan Kimberly, dengan tenang menghabiskan makanannya.

Kini ketiga nya sudah berada di kamar Zean, mereka berkumpul. Sudah lama sekali tidak merasakan kehangatan ketiga nya, Zean yang berada di paha nya meletakkan kepala nya. Dan zeeran meletakkan kepala nya pada bahu nya.

Kedua sahabatnya itu selalu saja memonopoli dirinya, tidak membiarkan ia bebas duduk sendiri. Selalu menempel pada nya, tidak ada yang mau mengalah.

Ketukan pintu terdengar, sang bunda memasuk kamar si kembar Zean. Menyaksikan anak-anaknya selalu menempeli sahabatnya itu.

“ Zean, zeeran. kasihan loh itu kim nya kejepit, badan kalian kan berat. ”

“ haha gapapa tante, aku gerak dikit aja mereka nya ga mau lepas jadi yaudahlah pasrah aja. ”

“ kasihan kamu nya sayang. ”

“ bunda ngapain kesini. ” Zean.

“ mau panggil zeeran. ”

Zeeran menolehkan kepala nya pada sang bunda.

“ kenapa? ” jawabnya singkat.

Kimberly mencubit lengan nya. “ kebiasaan, yang sopan dikit sama bunda. ”

“ ck, iya kenapa bunda? ”

“ sana ke bawah dulu, bindi manggil. ” bindi adalah sebutan bunda shandi atau pasangan bunda celine, kepala keluarga dirumah nya.

Sang bunda meninggalkan kamar anaknya lebih dulu.

“ sana dipanggil, gausah lesu muka lo. ”

Zeeran pun menurut. “ awas berduaan lo sama Zean. ” Kimberly menatap heran. “ ga jelas. ”

Ia pun pergi meninggalkan sahabatnya bersama sang kakak.

Sedangkan kini Zean merasa puas, bisa berduaan dengan sahabatnya di kamarnya. Ia memeluk tubuh Kimberly dan mengusalkan kepala nya pada perut sahabatnya.

“ ngapain sih lo, zeeran lihat nanti diamuk lo. ”

“ berisik kim, gue kangen sama lo. biarin gue meluk, pengen tidur sambil peluk lo sebentar. nanti bangunin gue kalau lo mau pulang. ”

Kimberly diam saja, ia malu Zean selalu seperti ini saat berduaan dengannya. Ia sendiri bingung entah bagaimana.

Selalu suka saat Zean bermanja pada nya dan dirinya pun suka saat dimanjakan Zean. Satu sisi ia suka terkadang zeeran yang berlaku lembut padanya, memberikan perhatian kecilnya dengan cara nya sendiri. Tidak terang-terangan seperti zean.

Ia berusaha untuk adil pada kedua sahabatnya tanpa membedakan, terlebih pada zeeran yang memang sedari dulu selalu merasa diasingkan oleh orang tua nya. Lebih tepatnya bunda shandi yang selalu memperlakukan zeeran berbeda.



Vote and Coment yaa jangan lupa.

My Heart ( zeedel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang