18.

424 51 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi.





sayang, maaf ya hari ini aku ga bisa jemput kamu dulu. aku ada rekaman. ” sambungan telepon di sebrang sana.

“ iya gapapa zean, kamu semangat ya buat rekaman nya. aku gampang ko, nanti coba minta anter zeeran. ”

yaudah kamu hati-hati di jalan ya, kalau udah sampai rumah kabarin aku. nanti malam aku kerumah. ”

“ iyaa zean, udah ya aku tutup. see u. ”

I love you. ”

“ I love you too. ” ia langsung mematikan sambungan telepon nya.

Sekarang ia keluar dari kelasnya dan akan menghampiri zeeran ke kelasnya, namun saat ia ingin mendekat. Ia melihat zeeran jalan beriringan bersama marsha, entah mengapa ada perasaan yang begitu sesak melihat zeeran pertama kalinya berjalan selain dengan dirinya atau teman-teman nya sendiri.

Ia mengikuti dari belakang, ingin kemana mereka berdua. Mendengarkan percakapan kedua nya yang berbisik-bisik, ia sudah seperti penguping. Tapi ia sangat penasaran sekali kedua nya membicarakan apa dan akan kemana.

Saat sampai di ujung koridor, rupa nya keduanya ke arah parkiran gedung belakang dan melihat bagaimana zeeran yang memakaikan helm pada marsha. Melihat senyuman marsha yang sepertinya sangat senang.

Menatap nanar keduanya yang akan pulang bersama, ia langsung membalikan tubuh nya dan dirinya merasa di pergoki oleh chika yang kini ada di hadapan nya.

“ hayo, ngapain lo ngendap-ngendap? ”

“ kepo lo chik, minggir ah gue mau balik. ”

“ lah lo ga di jemput zean? ”

“ sibuk. ”

“ yaelah kim, coba sama zeeran. sampai ditungguin lo kelas malam pun sama dia, sekarang sama zean malah disuruh pulang sendiri. eh mau balik bareng zeeran, malah keduluan sama marsha. ”

“ berisik banget lo chika. ”

“ lah kan bener kim. ”

“ bacot. ”

“ eh kim mau kemana? woi kimberly. ”

Kimberly berlari dan tidak menghiraukan teriakan chika yang memanggil namanya.

Entah dasar apa ia menangis, melihat zeeran pulang bersama sahabat nya itu marsha. Ia berusaha menghapus air mata nya.

“ ih ngapain sih gue nangis? aneh banget lihat dia pulang bareng marsha sampai nangis gini. biarin aja lah kim. ” ia bermonolog pada dirinya sendiri.

Sekarang ia berada di post satpam, mencoba menghubungi supir rumahnya untuk meminta jemput.

“ neng, tumben pulang sendiri? ” satpam.

“ ah iya pak, ini lagi minta jemput orang rumah. ”

“ sini atuh duduk dulu. ”

My Heart ( zeedel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang