30.

394 58 3
                                    

Cerita ini hanya fiksi.





“ maksud kamu apa shandi? kamu mau pisahin aku sama anak aku hah?! kamu ga pernah ngerasain ngandung zeeran selama sembilan bulan, aku dari dia masih dalam kandungan sampai besar kaya sekarang ga pernah ada niatan ngebenci anak sendiri. buka mata kamu lebar-lebar shandi, jangan pilih kasih sama anak. jangan remehin anak yang sekarang kamu buang, kamu bakal nyesel seumur hidup karena zeeran udah sumpah di kaki kamu. zeeran itu cerminan kamu shandi, kamu bakal nyesel nanti nya lihat kelakuan kamu dulu sama kaya zeeran. aku paham kenakalan yang zeeran buat, takut bikin dia gagal karena kamu pernah gagal kan? jangan sama ratakan dia sama kamu dulu, bisa jadi nasib dia lebih bagus. kalau bukan permintaan zeeran, aku ga sudi bertahan dan hidup sama iblis kaya kamu. jangan tidur di kasur yang sama, aku bakal pindah ke kamar zeeran. ” celine langsung pergi meninggalkan shandi yang terdiam.

Shandi terdiam, ia tidak bisa bertengkar dengan celine. Mengejar ke kamar untuk menjelaskan sebisa mungkin membujuk celine agar tidak marah pada nya.



Zean pulang, melihat kondisi rumah yang begitu sepi. Seketika telinganya mendengar suara isak tangis berasal dari kamar tamu, ia mendekat untuk memastikan siapa yang menangis.

Saat ia membuka pintu, di kejutkan dengan bunda nya yang kini menangis. Kondisi kamar yang sangat berantakan dan sembab pada wajahnya juga memerah, ia memeluk tubuh sang bunda. Mengusapnya dan membubuhkan kecupan guna menenangkan.

“ zean hikss, tolongin adikmu. bunda ga sanggup anak-anak bunda tinggal ke pisah kaya gini, bujuk bunda shandi mu zean. ” - celine.

“ bun, ngomong pelan-pelan ya. jelasin sama zean sejelas-jelas nya, maksudnya bunda apa? ” zean melepas pelukan nya, ia menghapus air mata yang terus mengalir pada pipi sang bunda.

“ adik kamu di usir dari apartemen yang kakek kasih, di usir juga dari rumah. bunda mu hapus nama zeeran dari kartu keluarga, semua aset atas nama zeeran ga ada sayang. bunda ga mau anak-anak bunda tinggal ga sama-sama kaya gini, sakit hati bunda zean. Senakal-nakalnya zeeran, dia tetep anak bunda, dia adik kamu. walaupun zeeran bilang ke bunda gapapa, tapi tolongin adik kamu zean. kasihan zeeran, hidup dimana. ” celine terus menangis.

“ bunda tenang ya, zean janji sama bunda bakal pastiin zeeran baik-baik aja. zean emang bukan kakak yang baik, tapi zean bakal usaha buat jadi yang terbaik sebagai anak dari bunda dan kakak buat zeeran. zean bakal bantu zeeran sebisa zean ya bun? kita bantu zeeran diem-diem aja tanpa bunda shandi tau. bunda tenang ya, ada zean disini. jangan nangis lagi bun, zean sedih liat bunda kaya gini. ” zean kembali memeluk celine.

Menemani bunda nya yang masih menangisi adiknya, ia pun sama sedihnya dan menangis memikirkan nasib sang adik. Walaupun ia bertengkar karena sang sahabat namun, untuk masalah keluarga seperi ini ia akan kesampingkan dan berusaha menjadi kakak yang baik. Ia akan mencari zeeran dan memberikannya tempat tinggal sebisa nya.

Hari mulai malam, zean sedari tadi menghubungi zeeran tetapi satu panggilannya tidak di angkat. Ia mencoba menghubungi kimberly, mantan kekasihnya itu pun tidak mengetahui keberadaan sang adik.

Terpaksa meminta izin pada sang bunda untuk pergi menemui zeeran, pilihan terakhir tujuan biasa yang selalu zeeran sebut rumah itu. Tempat zeeran berkumpul dengan teman-teman nya.

* Markas

Zean melihat kesekeliling, ia pertama kali lagi menginjakkan kaki nya di tempat sang adik yang biasa ia sebut tempat ternyaman nya. Tanpa permisi memasuki tempat tersebut.

Sepi. Ia tidak melihat siapa-siapa disana, sampai dimana ia melihat gundukan besar pada sofa itu yang terbungkus kain. Dengan hati-hati membuka nya dan mendapati zeeran tertidur. Ia merasa iba melihat kondisi sang adik.

“ zee, ini gue. ” ia membangunkan zeeran dengan hati-hati.

Zeeran sendiri merasa seperti ada yang membangunkan dan mengintip, terkejut kembarannya menemui nya dan ia langsung terduduk. Sedikit menggeser tubuh nya.

“ duduk. ” ucap zeeran. “ ngapain lo kesini? ” tanya nya.

“ pulang, bunda celine khawatir sama lo. gue juga sama khawatir nya. ” ucap zean.

“ kalau lo kesini cuma nyuruh gue pulang, mending lo aja yang pulang. sampai kapan pun gue ga bakalan sudi lagi buat injekin kaki yang lo sebut rumah barusan. ” - zeeran.

“ jangan egois zee, bunda celine butuh lo. gue butuh lo, pulang aja sekali biar bunda ga khawatir sama lo. nurut sekali sama bunda shandi emang susah buat lo? ” - zean.

Zeeran sedikit emosi dan bangkit dari duduknya, ia menghadap zeeran dan berkacak pinggang dihadapannya.

“ egois kata lo? lo ga pernah ngerasain di posisi gue zean, coba sekali tukeran peran. lo jadi gue dan gue jadi lo, dipikir enak dibanding-bandingin sama kembaran sendiri? lo selalu dapet apresiasi dari bindi, lo di banggakan bahkan atensi lo dirumah dibutuhkan banget sama bindi. coba gue? sejak kapan sih bindi bangga sama gue, sejak kapan bindi selalu apresiasi apa yang gue capai? atensi gue pun dirumah ga pernah dia butuh, kehadiran gue cuma hama buat bindi. kalau bisa milih, gue lebih baik ga lahir di keluarga ini dan ga jadi kembaran lo. gue capek ze, mending lo pulang aja sekarang. takut dicariin bunda lo, salam sama bunda celine. titip maaf gue ga bisa nurutin mau nya bunda. ” - zeeran.

“ sorry, bukan gue ngeremehin usaha lo. setidaknya ini buat bantu lo hidup sebelum dapet kerjaan, ini kartu gue dan pin nya. pakai sepuas lo, ada beberapa uang juga dari bunda celine buat lo. dan itu ada alamat apartement yang deket sama kampus lo, please zee terima bantuan dari kembaran lo ini. gue juga pengen di butuhkan sama lo, gunain bantuan gue sebagai saudara kandung lo. gue mohon sama lo zee, please. ” - zean.

Zeeran merasa tidak enak dengan kedatangan zean yang berniat baik membantu nya, bagaimanapun ia sadar penuh. Atas nama saudara kandung akan selama nya saling membutuhkan, tidak munafik pun ia sekarang memang butuh bantuan setidaknya untuk hidup dan biaya kuliahnya. Ia menerima nya dari tangan zean.

“ thankyou ze, gue terima. kalau gue udah bisa dapet penghasilan, sedikit-dikit gue balikin ke lo. gue pakai tempat yang lo kasih ke gue, lo sama bunda kalau mau ketemu gue mending disini aja jangan di tempat yang lo kasih ke gue. lo tau sendiri seberapa pengaruh nya bindi, thankyou sekali lagi mau nolongin gue. titip salam sama bunda celine, sorry ya zee. ” ia mendekat dan menarik zean kedalam pelukannya, ia memeluk erat.

Zean pun membalas pelukan zeeran tak kalah erat, kesempatan dapat memeluk sang adik dan bisa membantu nya yang selama ini selalu sulit untuk saling mengakui kehadiran masing-masing. Ia menangis, sakit hati nya harus tinggal berpisah. Bagaiamana pun ia sering bertengkar dengan masalah lain, tetap zeeran adalah keluarga nya.

“ udah ah bangsat, balik lo. cengeng amat hahaha, lebay. ” - zeeran.

“ babi! gue balik ya zee, jaga kesehatan. kalau butuh apa-apa atau kurang duitnya langsung telepon gue aja. gue juga minta maaf. ” - zean.

“ iya bro, hati-hati lo. ” - zeeran.

Zean pun pergi meninggalkan zeeran seorang diri.





































































































Hi, hehe

My Heart ( zeedel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang