03. Captured Moments

30 7 0
                                    

Setelah acara kelulusan selesai, suasana hati Naila campur aduk. Dia melihat banyak orang berfoto bersama dengan orang-orang yang mereka sukai, dan dalam hatinya, Naila juga ingin berbagi momen itu dengan Fauzan. Meskipun dia ragu untuk memintanya secara langsung, temannya, Khairun, akhirnya membantunya mengambil langkah pertama.

"Khairun, aku ingin berfoto dengan Fauzan, tapi aku ragu untuk memintanya," kata Naila, suaranya terdengar gugup.

Khairun tersenyum menenangkan. "Nay, ini kesempatanmu. Kalau kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu. Aku yakin dia tidak akan menolak."

Naila menghela napas dalam-dalam. "Tapi aku takut dia akan menolak"

Khairun menepuk bahu Naila. "Kamu tidak akan pernah tahu jika tidak mencobanya. Ayo, aku akan menemanimu."

Dengan dorongan dari Khairun, Naila mendekati Fauzan yang sedang berbincang dengan teman-temannya. Naila merasa jantungnya berdegup kencang, namun dia tahu ini adalah saat yang tepat.

"Boleh fotbar gak?," katanya dengan gemetar, mencoba menahan rasa gugup.

Fauzan menatapnya sebentar, membuatnya hampir menyesali keberaniannya, tapi kemudian dia tersenyum. "Iya, tunggu sebentar, disitu," jawabnya dengan suara lembut, yang membuat hati Naila berbunga-bunga.

Mereka berdiri berdampingan untuk berfoto. Awalnya, Naila berpikir dia akan berdiri jauh darinya, tapi Fauzan mendekat dengan ramah.
Rasanya seperti momen yang tidak terlupakan ketika mereka berdua tersenyum ke kamera dengan latar belakang perayaan kelulusan.

Khairun dan sepupu laki-laki Fauzan yang memotret mereka berdua. Naila jadi bingung harus melihat ke kamera yang mana.

Setelah itu,Fauzan berkata kepada mereka berdua, "Sudah, sudah." Lalu, Naila menghampiri Khairun, sementara Fauzan mendekati sepupunya.

Khairun langsung berteriak, dan Naila pun ikut berteriak, sampai ia tersadar bahwa Fauzan dan sepupunya masih berada di dekat mereka.

"Eh Naila, ini bagus dijadikan wallpaper," kata Khairun dengan suara nyaring. Naila ingin menghentikannya, tetapi Khairun terus mengulang kata-katanya. Naila tidak sempat mengucapkan terima kasih kepada Fauzan, karena Fauzan sudah pergi lebih dulu meninggalkannya.

Amira dan Khairun menjadi saksi bisu atas kejadian hari itu

Meskipun masa depan masih penuh dengan ketidakpastian, dia merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang, dengan kenangan indah dan harapan baru yang tumbuh di hatinya.

"Meskipun masa kita berakhir, tapi rasa cintaku tidak berakhir" ~Naila

My Diary: AuthorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang