"Melihat tanpa menyapa
Memandang tanpa berkata"
-----------------------------------------------------------
.
.
.
.Namun, kebahagiaan Naila dan Fauzan harus terhenti begitu saja. Fauzan adalah seorang santri, dan ia harus patuh pada perkataan sang pemimpin pondok untuk pindah ke sekolah lain bersama dengan teman-temannya. Anak-anak pondok sering kali harus menghadapi situasi di mana sekolah di luar kota menjadi satu-satunya pilihan karena keterbatasan dana dan tanah yang terbilang sempit.
Mereka hanya sempat bertemu beberapa kali setelah Fauzan pindah. Kadang hanya sekali sebulan, bahkan kadang-kadang mereka harus menunggu lebih dari dua bulan untuk bisa bertemu kembali. Kepergian Fauzan terasa seperti pisau yang menusuk hati Naila, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi dalam kehidupannya sehari-hari.
Fauzan berasal dari tempat yang jauh, dan ia datang ke desa tempat tinggal Naila hanya untuk menempuh pendidikannya sebagai seorang tahfidz. Meskipun jarak dan waktu memisahkan mereka, Naila tetap memikirkan Fauzan setiap hari. Setiap kali ia mengingat senyum hangat dan suara merdunya, Naila merasa bahwa perasaannya kepada Fauzan semakin dalam.
Namun, di balik rindu yang mendalam itu, Naila juga merasa bangga dan terinspirasi oleh tekad Fauzan untuk mengejar pendidikan agamanya. Ia tahu bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup Fauzan yang harus ia dukung sepenuh hati.
Dengan setiap kali mereka bertemu, meskipun jarang, Naila selalu menyambutnya dengan senyum dan harapan di hati. Meski demikian, setiap kali Fauzan harus kembali ke pondoknya, Naila selalu merasakan kehilangan yang mendalam. Namun, ia memilih untuk menyimpan kenangan indah mereka dan menjaga api cinta di dalam hatinya tetap menyala, menunggu saat mereka bisa bersama lagi.
"Entah suatu hari nanti akan bertemu lagi atau tidak, terimakasih atas pertemuannya, senang bisa mengenalmu" ~Naila
Flashback Off
Begitulah kisahnya...... Lanjut??

KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary: Author
ChickLitDalam novel ini, kisah cinta dua remaja yang dipertemukan oleh takdir di masa sekolah menengah. Ketika pertama kali bertemu selama Orientasi Siswa. Perasaan terpendam mulai tumbuh di antara mereka, meskipun cobaan dan rintangan terus menghadang. Nam...