07. Feelings That Are Still Unclear

21 7 0
                                    

"Tidak semua harapan bisa didapatkan, dan tidak semua cinta bisa terbalaskan" ~Naila
-----------------------------------------------------------
.
.
.
.

Bulan September membawa banyak cerita dan tanda tanya dalam hidup Naila. Suatu hari, saat sedang bersama teman-temannya menonton video TikTok di HP, Naila yang berada paling belakang tidak bisa melihat dengan jelas. Dia bertanya pada temannya dengan harapan kakak kelas yang disukainya akan menjawab, "Supra auto, apa itu?"

Setelah beberapa detik tanpa jawaban, tiba-tiba Fauzan dengan senyumnya yang khas menjawab, "Supra auto pilot, kamu nanyanya ke saya?" Naila tidak bisa menahan senyuman walau terpaksa, karena dia menghargai perhatian dari Fauzan. Kakak kelas yang berdiri di tengah mereka melihat interaksi itu dengan senyuman tersendiri sebelum pergi bersama Fauzan, sementara Fauzan sendiri mendapat ejekan dari kakak kelasnya atas kejadian itu.

Beberapa hari setelah insiden lucu itu, Naila datang ke sekolah dan langsung menuju ke kelasnya. Dia mendapati beberapa teman laki-laki sedang bercerita di dekat bangkunya. Fauzan, yang tampaknya sudah menunggunya, dengan riang bertanya, "Mana bonekanya?" Naila hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Dia memang biasanya membawa tas yang dihias dengan boneka di bagian depan, namun kali ini dia tidak membawanya lagi. Alasannya simpel: kemarin, boneka hiasannya difoto oleh kakak kelasnya entah karena alasan apa, dan sempat disembunyikan oleh teman sekelasnya.

"Sialan, itu cukup membuatku kesal," gumam Naila dalam hati.

Kejadian itu membuat Naila mulai merasa bahwa dia mungkin sudah jatuh hati pada Fauzan. Tanggal 30 September menjadi titik baliknya, di mana perasaannya mulai terbuka lebih jelas.

----------
Skip

"Tau nggak, Khairun," ucap Naila pada temannya saat istirahat, "Tadi Fauzan bertanya soal boneka hiasanku. Padahal aku sengaja tidak membawa boneka itu karena kejahilan temannya. Sikapnya perhatian tapi kek bercanda juga"

Khairun tersenyum mengerti. "Emang Fauzan suka bercanda gitu, Nai. Tapi, bisa jadi itu juga cara dia buat deketin kamu, tahu nggak?"

Naila menatap Khairun dengan tatapan bingung. "Serius, Khairun? Aku pikir dia cuma bercanda aja."

"Ya, bisa jadi kok. Kan kamu juga sering banget bareng dia belakangan ini," jawab Khairun sambil memberi semangat.

Naila mengangguk perlahan. "Aku juga ngerasa gitu, Khairun. Tapi, gimana ya, masih ragu juga."

Khairun mengelus bahu Naila dengan penuh pengertian. "Tenang aja, Nai. Biarin waktu yang nentuin semuanya. Siapa tau nanti dia bakal ngungkapin sesuatu ke kamu."

Naila tersenyum kecil. Kata-kata Khairun membuatnya merasa sedikit lebih baik. Mungkin memang terlalu dini untuk membuat kesimpulan, tapi setiap kali bersama Fauzan, perasaannya selalu berbunga-bunga.

My Diary: AuthorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang