Hari terus berlalu, bulan terus berganti. Hingga tiba saatnya para kakak kelas lulus dan anggota OSIS mengadakan class meeting. Suatu hari, Naila melihat Fauzan sedang berbicara dengan salah seorang satpam sekolah ketika dia hendak pergi ke kelas untuk menemui teman-temannya.
Pak Satpam yang melihat Naila langsung menunjuk ke arahnya dengan isyarat mulut kepada Fauzan. Mereka berdua tiba-tiba tertawa kecil. Meskipun Naila merasa agak salting, dia berusaha untuk tidak terlalu peduli.
Setelah itu Naila dan teman-temannya pergi ke kantin dan ketika selesai makan, mereka kembali ke kelas. Namun, karena Naila yang paling akhir makan, dia tidak tahu di kelas mana teman-temannya berada. Dia menuju kelas Fauzan terlebih dahulu dan terkejut melihat Fauzan masih bersama Pak Satpam. Tanpa berpikir panjang, Naila segera pergi dari sana.
"Kupikir aku tak akan lagi peduli padanya,ternyata aku masih sangat menyukainya" Gumam Naila dalam hati
-------------------------
Hari itu, lomba permainan bola mini pun dimulai. Naila sangat fokus melihat Fauzan yang tengah bermain bola. Dia nampak tampan dengan baju kaos dan topi yang ia miringkan. Teman sekelasnya juga menggunakan setelan yang sama, membuat mereka terlihat kompak.
Amira tiba-tiba bertanya, "Nay, kalau kita menyemangati laki-laki pas lomba itu zina tidak?"
Naila menjawab sambil tersenyum, "Tidaklah, kan cuma menyemangati sebagai teman. Dan juga kita harusnya menyemangati mereka agar bisa memenangkan pertandingan, jadi gak apa-apa."
Amira mengangguk, tampak paham dengan penjelasan Naila. Mereka kemudian melanjutkan menonton pertandingan sambil berbicara tentang banyak hal. Bersama Amira dan Ainun, Naila merasa nyaman berbagi cerita sambil menikmati suasana pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary: Author
ChickLitDalam novel ini, kisah cinta dua remaja yang dipertemukan oleh takdir di masa sekolah menengah. Ketika pertama kali bertemu selama Orientasi Siswa. Perasaan terpendam mulai tumbuh di antara mereka, meskipun cobaan dan rintangan terus menghadang. Nam...