Menyedihkan bukan, jika terpaksa berpisah dari orang yang kita cinta, tetapi itulah kenyataannya.
Ambil sisi positifnya, dari kisah itu Naila belajar bahwa mencintai tidak selalu harus memiliki. Selain itu, tidakkah dia menyadarinya, bahwa mereka berdua dipisahkan oleh jarak karena suatu alasan. Hingga satu di antaranya memilih menjauh untuk menjaga.
"Bohong, bohong jika aku mengatakan 'tidak ingin dekat dengannya. Kita saling mencintai, tapi kini dia menjauh dariku, entah karena alasan apa. Harusnya aku sadar bukannya semakin mengejar. Tuan, cintaku yang tak pernah ku utarakan ini, abadi dalam doaku".
Malam itu terasa begitu sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin yang berbisik lembut. Di hatinya, Naila merasa ada kekosongan yang sulit dijelaskan. Ia teringat momen-momen indah bersama Fauzan selama masa sekolah, dari perhatian kecil hingga kebersamaan yang singkat namun berarti.
Dia, Fauzan, seorang lelaki sederhana yang berkulit hitam manis dengan tinggi 170cm, berhasil membuat seorang wanita jatuh cinta, dialah Naila, wanita berkulit putih dengan tinggi 147cm. Perbedaan yang jauh, begitupun dengan jarak umurnya, yang hanya berbeda 2 tahun, dimana Fauzan jauh lebih tua di banding Naila.
-------------------
Naila duduk di kamar dengan hati yang penuh tanda tanya. Setelah mendengar berbagai cerita dan melihat sikap Fauzan yang kadang ambigu, dia memutuskan untuk mengetes perasaan Fauzan lewat chat dengan akun palsu. Dengan bantuan Khairun dan Amira, Naila membuat akun baru dengan identitas yang berbeda.
Saat pertama kali berkenalan dengan Fauzan, dia merasakan detak jantungnya yang berdebar. Namun, seperti biasa, Fauzan membalas dengan lambat dan teks yang singkat. Tak ada petunjuk apakah Fauzan tertarik atau sekadar sopan. Hari-hari berlalu dengan chat yang tak banyak memberikan jawaban.
Khairun dan Amira, yang selalu setia menjadi penasehatnya, memberi saran untuk langsung bertanya, "Sudah punya pacar?" Naila merasa gugup, tetapi dia tahu ini satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban yang jelas. Dengan jari yang sedikit gemetar, dia mengetik pertanyaan itu dan menekan tombol kirim.
Waktu terasa melambat saat dia menunggu balasan. Setelah beberapa saat, pesan masuk. Hanya satu huruf, "y." Hati Naila seolah melonjak. Bukan karena sedih, tetapi ada perasaan lega dan senang yang tak terduga.
"Dia bilang sudah punya pacar!" Naila menunjukkan pesan itu kepada Khairun dan Amira.
"Benarkah? Apa dia bilang siapa pacarnya?," Khairun bertanya dengan penuh rasa ingin tahu
"Dia tidak bilang siapa pacarnya, tapi aku yakin dia sengaja menjawab seperti itu," jawab Naila sambil tersenyum kecil.
"Sakit kau Nay?, aku turut bersedih," tambah Amira dengan suara empati.
"Tidak, emang kenapa? Tenang, ini akun palsu," Naila menjawab sambil tertawa kecil.
Naila terdiam sejenak, memikirkan kemungkinan itu. Apakah yang dimaksud Fauzan adalah dirinya? Apakah hati yang sedang ia jaga itu sebenarnya untuk Naila? Banyak pertanyaan berputar di kepalanya, tetapi satu hal yang pasti, Naila merasa ada harapan kecil yang menyala dalam hatinya.
------------------
SkipHari berikutnya, Naila memperhatikan Fauzan dengan lebih seksama. Setiap tatapan mata, dan tindakan kecil dari Fauzan seolah memiliki makna yang lebih dalam. Saat mata mereka bertemu, rasanya seperti tak ingin lepas dari itu, tetapi keduanya dengan cepat memalingkan wajah, lucu bukan?
"Mungkin ini hanya kebetulan, atau mungkin tidak," pikir Naila sambil tersenyum.
Malam itu, sebelum tidur, Naila merenungkan perasaannya. Dia tahu perjalanan ini masih panjang, dan banyak hal yang belum terjawab. Tetapi satu hal yang pasti, keberanian untuk mengetes Fauzan telah memberinya pandangan baru. Dia memutuskan untuk menikmati setiap momen bersama Fauzan, apa pun hasil akhirnya.
Dalam hatinya, Naila berharap bisa lebih dekat dan suatu hari, mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Sebuah harapan kecil yang tumbuh menjadi kekuatan untuk terus melangkah maju, dalam perjalanan mencari makna cinta sejati.
"Sabar itu sulit, tapi hadiahnya selangit. Ikhlas itu pahit, tapi akhirnya selalu baik" ~NailaKetika pengumuman kelulusan nanti, apakah akan menjadi hari terakhir mereka bertemu? Ataukah masih ada kebetulan lainnya yang membuat mereka bertemu kembali?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary: Author
ChickLitDalam novel ini, kisah cinta dua remaja yang dipertemukan oleh takdir di masa sekolah menengah. Ketika pertama kali bertemu selama Orientasi Siswa. Perasaan terpendam mulai tumbuh di antara mereka, meskipun cobaan dan rintangan terus menghadang. Nam...