"Ada seseorang yang sedang kutunggu, meski sepertinya dia tidak tahu bahwa aku menunggunya" ~Naila
-----------------------------------------------------------
.
.
.
.Tahun berganti, Naila melihat Fauzan memberikan kekasihnya sejumlah makanan ringan yang dibentuk menjadi hati. Ainun tertawa sambil berkata, "Pintarnya dia buat. Saya juga mau, tapi sneknya saja." Ainun lalu menoleh ke arah Naila, "Bagaimana, Nay? Kau juga mau, kan?"
Naila hanya tersenyum tipis, tidak yakin apa yang seharusnya ia katakan. Kemudian, Naila beranjak pergi ke luar. Ainun langsung beralih bertanya pada Aisya, "Kenapa Nay seperti itu?"
"Entah," jawab Aisya sambil mengamati Naila yang pergi dengan ekspresi cemas. Amira hanya diam, tapi matanya memperhatikan semua yang terjadi dengan tajam.
Di luar, Naila berusaha menahan diri agar air mata tidak jatuh di hadapan banyak orang. Aisya mengerti situasinya dengan baik, dan dia segera menyusul Naila keluar untuk menemaninya.
Saat Naila berada di luar, ia melihat beberapa kali Fauzan dan kekasihnya berpegangan tangan sambil saling bertatapan dengan penuh kasih sayang. Meskipun begitu, Naila juga melihat Fauzan sesekali memperhatikannya.
"Apa yang harus kulakukan? Perasaanku campur aduk. Fauzan tidak tahu bahwa aku menyimpan perasaan untuknya. Karena yang ia tahu aku menyimpan rasa pada kakak kelas yg merupakan teman baiknya. Satu-satunya yang tahu adalah Khairun, teman baikku yang selalu memberi dukungan."
"Berusaha untuk tetap tegar
Nyatanya sudah terjatuh sejak awal" ~Naila
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary: Author
ChickLitDalam novel ini, kisah cinta dua remaja yang dipertemukan oleh takdir di masa sekolah menengah. Ketika pertama kali bertemu selama Orientasi Siswa. Perasaan terpendam mulai tumbuh di antara mereka, meskipun cobaan dan rintangan terus menghadang. Nam...