Kilas VII: "Harapan dan Tipuan"

43 11 1
                                    

"Maafkan kelancangan kami, Yang Mulia Putri Hazelle. Namun Yang Mulia Raja Johniels masih tidak bisa menerima kunjungan dari siapa pun untuk saat ini. Mohon maafkan kami."

"..."

Siang menjelang sore hari yang sendu. Dalam balutan gaun toska elegan yang melekat amat menawan pada tubuh semampainya, Hazelle hanya bisa menatap dalam diam pada sepasang sosok penjaga, yang masih gencar membungkukan badan penuh penghormatan bercampur rasa bersalah amat pekat, akibat memberikan jawaban yang pastinya mengecewakan Hazelle untuk kesekian kali.

Walau demikian. Masih dengan ekspresi kalem yang terukir di wajahnya, Hazelle yang paham bila situasi berulang saat ini bukanlah salah sang penjaga pintu. Kini mengubah ekspresi wajahnya menjadi permohonan maaf sebesar-besarnya ketika pada akhirnya bibir ranumnya mengucap sepatah kata.

"Tidak perlu meminta maaf..."

Tak hanya berbicara dengan nada amat pelan. Sebelah tangan Hazelle yang sejak awal kedatangannya di perpustakaan pribadi milik Sang Raja Atlantis ini telah tersemat hormat di balik belakang pinggangnya. Secara diam-diam mulai memancarkan cahaya redup kehitaman dari gelang yang melingkar di pergelangan tangannya ketika kata-kata kembali terlontar di bibirnya penuh rasa sesal.

"...karena memang sejak awal ini semua adalah salahku."

BRUK!

Bersamaan dengan itu. Tiada hujan, badai atau petir sekalipun untuk mendukung sebuah adegan tak terduga. Berupa tumbangnya sepasang penjaga pintu di hadapan Hazelle dalam keadaan senyap, diikuti tubuh keduanya yang terselimuti cahaya kebiruan tak kalah redup, yang mengiringi melayangnya tubuh mereka ke sebuah sudut lorong gelap nan tersembunyi dalam keadaan tak sadarkan diri.

Yah, meski Hazelle tahu bila semua itu tak cukup menyembunyikan "tindakan kriminal" yang ia lakukan itu dalam kurun waktu selamanya. Setidaknya itu amat cukup untuk menyelesaikan masalah saat ini. Berupa Hazelle yang pada akhirnya tak mampu lagi bersabar dan menunggu kesempatan baginya demi menerobos masuk untuk menemui Sang Ayahanda secara empat mata.

Sosok Johniels El Allerick yang segera dapat Hazelle temukan usai dirinya berhasil melangkah masuk ke dalam perpustakaan besar nan elegan tersebut. Dalam kondisi tubuh tegap nan gagah Sang Raja Atlantis yang memunggungi dirinya berbekal wajah yang terfokus sepenuhnya pada sebuah buku di salah satu tangannya.

 Dalam kondisi tubuh tegap nan gagah Sang Raja Atlantis yang memunggungi dirinya berbekal wajah yang terfokus sepenuhnya pada sebuah buku di salah satu tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan suasana perpustakaan yang amat hening dan sedikit redup. Sudah seharusnya langkah kaki Hazelle yang terdengar menggebu mendekat pada Johniels itu akan terdengar dengan begitu jelasnya.

Dan, memang seperti itulah kenyataannya.

Karena pada akhirnya Johniels terdengar bersuara, meski posisi tubuhnya sama sekali tidak berubah untuk tetap memunggungi Hazelle yang langkahnya telah terhenti dengan jarak yang tak begitu jauh dari dirinya saat ini berada.

"Aku bertanya-tanya akan seberapa lama kedua penjaga menyedihkan itu mampu menahanmu," ucap Johniels tampak tenang seraya menyibak selembar halaman buku di tangannya. "Ternyata lumayan lama dari tebakanku semula. Sungguh  Putri Atlantis amatlah baik hati."

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang