Kilas XXII: "Sosok dan Pandangan"

29 10 3
                                    

"Joujou!"

Bersamaan dengan panggilan mengejutkan yang terdengar oleh indera pendengarnya itu. Jantung Jourel yang mendadak berdebar terlampau kencang sukses membuatnya merasa sesak napas. Sehingga refleks pertolongan diri yang dilakukan Jourel adalah memegangi dadanya sendiri yang terasa nyeri, di sela-sela pandangannya yang semakin mengabur dalam kegelapan.

"Joujou!"

Baru setelah Jourel mendengar kembali suara seseorang tampak memanggilnya dengan nada amat panik dan cemas. Di saat itulah kelopak mata Jourel yang sempat terpejam karena menahan nyeri di dada pun terbuka secara perlahan. Hanya untuk membuat manik oniksnya memandangi samar-samar sosok tidak asing di hidupnya, yang kini terasa mendekapnya amat kuat di dalam rengkuhannya.

"Joujou! Kau mendengarku?!"

"Ugh..."

Untuk kesekian kali memejamkan kelopak matanya dalam durasi terbilang singkat. Pada akhirnya Jourel yang merasa bahwa kenyerian yang ia rasakan tak lagi semenyakitkan sebelumnya. Maka, hal yang kini ia lakukan adalah mengatur napasnya agar kembali beraturan, di sela-sela fokus dari pengelihatannya yang semakin merekam jelas sebuah pemandangan, berupa gambaran dari wajah cemas dan ketakutan Jeane yang terbingkai nyata tepat di depan wajahnya.

"No-Nona... Xander...?" lirih Jourel memanggil Jeane pada akhirnya.

"Joujou!" balas Jeane dengan ekspresi lega seketika, usai mendapati kondisi Jourel yang mulai tersadar. "Syukurlah!"

"Ugh..." ringis Jourel untuk kesekian kali, diiringi kelopak matanya yang kembali terpejam ringan menahan pening di kepala. "Apa... yang terjadi...?"

"Apa maksudmu dengan apa yang terjad—argh!"

Mampu tertebak bahwa suara omelan barusan berasal dari Jasver, yang beruntungnya sempat dihentikan oleh Jeane dengan menghadiahi cubitan lumayan kencang pada paha Sang Junior.

"Awww!"

Mengabaikan Jasver yang berekspresi berlebihan hingga berguling-guling kesakitan di atas tanah. Jeane segera membantu Jourel untuk terduduk dengan benar dari tumbangnya, meski itu tak serta-merta membuat Jeane melepaskan begitu saja pegangannya pada Jourel dengan masih memeluknya ringan dari samping.

Tentu saja.

Bahaya sekali kalau secara mendadak Jourel tumbang untuk kedua kalinya di saat Jeane tidak menjagai Sang Pangeran Kedua Atlantis tersebut di sisinya kan?

"Joujou! A-Aku juga tidak begitu mengerti!" ucap Jeane dengan gugupnya karena masih mengkhawatirkan kondisi Jourel. "Tiba-tiba kau tumbang di hadapanku setelah mengamati bola anyaman itu!"

Mengikuti arah tunjukan Jeane pada seongok bola berbahan rajutan tumbuhan di sisi mereka. Jourel lantas memegang kepalanya erat, ketika secara tiba-tiba sekelebat memori asing terlintas begitu saja di kepalanya. Berupa gambaran kabur dari bayang-bayang Thea El Soule dengan senyum indah yang terukir di bibirnya ketika berucap.

"Joujou!"

Khas dengan aura penyambutan begitu hangat. Hingga berhasil membuat Jourel kembali oleng, saking sakit kepalanya saat ini bagaikan baru saja dihantam palu.

"Joujou!"

Beruntungnya. Untuk kesekian kali Jeane dengan sigap menahan tubuh oleng Jourel kembali ke dalam rengkuhannya. Sehingga Jourel memiliki waktu untuk menahan rasa sakit di kepalanya yang secara perlahan mulai mereda, di sela-sela napas terengahnya yang berangsur-angsur pula menjadi normal.

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?!" pekik Jasver pada akhirnya tak berperilaku sedefensif sebelumnya, usai merasa yakin bila kondisi Jourel memang sedang tidak baik-baik saja.

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang