Kilas XXXV: "Ombak dan Perahu"

29 11 0
                                    

"Argh! Ini benar-benar tidak adil! Kenapa kalian pergi duluan sih?!"

Sejelas deru ombak yang teroyak oleh haluan perahu. Sejelas itu pula Reona menumpahkan segala raungan frustasinya pada seluruh penghuni kapal. Saking tidak terimanya ia dengan realita yang menyatakan, bahwa dirinya termasuk ke dalam golongan yang mengetahui segala perkembangan informasi dengan amat terlambat.

Semua itu berawal dari kisah yang diceritakan panjang-lebar oleh Sang Putri Lemuria alias Cherlyn El Owenn. Tepatnya setelah peristiwa yang menimpa dirinya berserta rekan-rekannya di Altar Kuil Soule, yang berujung pada tersedotnya tubuh mereka semua ke dalam lingkaran energi hitam di bawah kaki mereka. Hingga ketidakawasan mereka pada jebakan lorong teleportasi asing tersebut berhasil membawa mereka benar-benar keluar dari Wilayah Fraksi Soule.

Kala itu, Cherlyn yang masih berusaha memproses situasi yang menimpanya pun hanya bisa terdiam mendengarkan, di kala Hazelle menjadi orang pertama yang tampaknya berhasil keluar dari jebakan rasa kejutnya, akibat dari cepatnya peralihan waktu dan kondisi di sekitar yang telampau tiba-tiba.

Betapa tidak?

Hazelle ingat ini hanya bermula dari kekhawatirannya saat radar pelacak miliknya menangkap hal janggal dari arah kelompok Jourel. Sehingga membuatnya bergegas ke tempat kejadian perkara sebagai refleks. Berujung pada penemuan tak terduganya berupa sosok pensiunan Putra Mahkota Atlantis alias Heironn El Allerick yang terlihat tengah membantai habis-habisan sosok Jourel, di tengah seluruh usahanya untuk selalu memposisikan Jeane dan Jasver agar aman dalam perlindungannya.

Setelahnya, segalanya berjalan terlampau cepat.

Entah itu tentang Hazelle yang secara naluri langsung menggantikan Jourel berduel dengan Heironn.

Entah itu tentang Heironn yang Hazelle pikir benar-benar berduel dengannya karena mengakuinya sebagai kesatria sejati. Berujung dengan niat terselubung untuk menyerahkan nyawanya ke dalam tusukan tidak sengaja dari pedang Hazelle.

Entah itu tentang kemunculan sosok gadis bertopeng yang secara mengejutkan mampu memancing kewaspadaan Cherlyn. Berakhir dengan benda barter berharga yang kini ada di tangan Hazelle.

Sungguh.

Tak ada yang segera Hazelle lakukan setelahnya, selain memandangi satu-persatu wajah keempat Dreamis dan Jourel secara bergantian. Saking bingungnya ia dengan situasi mendadak yang sedang mereka hadapi bersama-sama ini.

"Apa... yang harus kita lakukan?" tanya Hazelle.

Dilatari kebungkaman berbagai pihak. Maju sosok Jeane untuk mendekat pada Hazelle, sebagai inisiasi perwakilan dari Lemuria dalam membahas bersama-sama keputusan terbaik macam apa yang harus mereka ambil pada situasi ini.

"Peta ini... kita memang membutuhkannya bukan?" balas Jeane.

"..."

Tak lantas membalas, Hazelle yang kini turut bungkam itu sedikit melirik ke arah Morey, ketika mendapati Sang Dreamis Keenam Lemuria tersebut turut mendekat ke sisinya.

"Segalanya menjadi sangat kompleks," ucap Morey seraya menepuk pelan pundak Hazelle. "Aku pikir tidak semua hal bisa kita putuskan sekarang juga."

Masih kukuh dengan kebisuannya. Hazelle hanya menyaksikan ketika sosok Jourel ikut mendekat ke arahnya, tepatnya terhenti di sisi Jeane yang otomatis membuatnya berhadapan dengan Morey.

"Tuan Nerro benar. Kecuali satu hal krusial," timpal Jourel turut mengemukakan pendapatnya. "Dari tiga syarat yang diberikan Gadis Bertopeng tadi, aku sangsi kita mampu melakukan syarat ketiga," lanjutnya. "Maksudku, bagaimana kita bisa memenuhi syarat pertama dan syarat kedua yang dia ajukan. Kalau syarat ketiga mengharuskan kita tidak memberitahukan apapun yang telah kita alami di Wilayah Fraksi Soule pada kedua pihak kerajaan?"

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang