Kilas XXXVI: "Tuduhan dan Kecemasan"

41 10 2
                                    

Maka, rencana yang telah disusun oleh Keempat Dreamis beserta Kedua Pangeran dan Putri Atlantis itu pun akhirnya berhasil menghantarkan mereka pada situasi saat ini. Berupa kepergian kelompok kerja sama antara Kerajaan Lemuria dan Kerajaan Atlantis mereka ke Agartha yang dipercepat dari waktu keberangkatan sebelumnya. Setelah Kedua Raja dari masing-masing Kerajaan yang dimaksud telah memberikan restu mereka dalam kurun waktu lumayan singkat.

Dengan demikian.

Reona yang kala itu belum tahu-menahu tentang segala informasi terbaru. Oleh karena perannya sebagai tabib handal dari Fraksi Kaysen yang akan selalu disibukkan dengan bermacam jenis pasien yang harus ia tangani. Sungguh nyaris jantungan ketika di pagi buta Jeane tiba-tiba muncul di hadapannya, lengkap dengan ekspresi sangat serius ketika meminta kepadanya untuk lekas bersiap. Sebab, rekan-rekan mereka yang lain telah menunggu kedatangan mereka di sebuah kapal layar buatan Neo Flyrokinesis milik Serene yang akan segera berlayar menuju Agartha.

Jangan tanya.

Reona yang merasa sangat kebingungan meski tubuhnya tetap bergerak untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Pada akhirnya tak kuasa untuk terus mengomeli Jeane di sepanjang prosesnya, lantaran ia benar-benar tidak memahami mengapa bisa kepergian mereka ke Agartha jadi memiliki kesan amat tergesa-gesa seperti itu. Terlebih Reona juga merasakan kegelisahan tak terhingga oleh karena dirinya yang tak bisa memikirkan dan menyediakan secara matang, segala kebutuhan medis yang pastinya akan berguna saat mereka mengalami hal-hal genting semacam bertaruh nyawa di Agartha.

Serius.

Segalanya merupakan kekacauan psikis dan emosi dalam benak Reona, yang sama sekali tidak membuatnya menyesal untuk terus ia luapkan pada Jeane, yang dengan kurang ajarnya malah begitu awet untuk membisu dalam keterbungkamannya.

Oleh sebab itu.

Reona yang awalnya kesal lantaran merasa diabaikan oleh Jeane yang bersikap demikian pun, niatnya akan mengganti target omelannya kepada seluruh rekannya di kapal layar. Andaikata kedatangannya itu tak disambut oleh hadirnya sosok Sang Raja Lemuria dan Sang Raja Atlantis di sana, lengkap dengan rombongan kecilnya yang terdiri dari beberapa jenderal khusus.

Selain kicep seketika, Reona yang merasa kecanggungan hebat pun hanya bisa menurut ketika Jeane menggiringnya untuk lekas berdiri di sisi Jasver, tepatnya sama-sama berbaris di belakang sosok Putri Cherlyn yang menjadi perwakilan dari kelompok kecil mereka, untuk menerima restu dan berkah raja agar perjalanan mereka menuju Agartha dipenuhi dengan kelancaran dan keselamatan.

Sama halnya dengan cara Lemuria dalam melepas kesatria mereka pada perjalanan penting nan panjang. Diam-diam Reona juga menyaksikan bahwa tak jauh dari tempat dimana para Dreamis menerima berkah. Tampaknya pihak Atlantis juga melakukan praktik serupa, berupa sosok yang Reona ketahui merupakan Putri Hazelle dan Pangeran Jourel tersebut, tampak berlutut dengan hormat di hadapan Raja Johniels untuk menerima berkah yang sama.

Setelahnya, Reona hanya bisa merasakan bahwa segalanya mengalir terlampau cepat tanpa halangan. Hingga pada satu titik ketika beribu tanya di benak Reona akan apa yang ia alami itu tak memiliki kesempatan untuk ia lampiaskan di atas kapal mereka yang telah sukses berlayar. Di saat itulah secara mengejutkan Hazelle alias Putri Atlantis yang tak begitu ia kenali sosoknya langsung berbicara kepadanya dan Serene. Lengkap dengan segala detail cerita mengejutkan yang terucap kemudian dari bibir Putri Cherlyn. Sehingga omelan Reona yang tadinya sempat tertunda pun tak kuasa untuk kembali membludak saat itu juga.

Betapa tidak?

"Bagaimana bisa kalian mempercayai omongannya begitu saja?!" raung Reona lagi seraya meremas surainya frustasi. "Bagaimana kalau buku dan peta itu juga palsu?!"

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang