Kilas X: "Pertanyaan dan Perandaian"

35 11 2
                                    

Sedikit terkejut dengan pernyataan Hazelle tersebut. Morey lantas berusaha mengunyah dua buah anggur di mulutnya secepat mungkin. Begitu pula dengan menelannya sebelum akhirnya kembali berkata.

"Kemana?"

"Wilayah Fraksi Soule," balas Hazelle seraya kembali mengambil sebuah anggur.

"Huh? Wilayah Fraksi Soule?" balas Morey dengan kernyitan di dahi. "Bukankah kedua kerajaan sudah sepakat akan membiarkan kita semua ke sana lusa nanti?"

"Terlalu lama," balas Hazelle seraya menyuapkan buah anggur tersebut pada Morey untuk kesekian kali. "Lagipula mengingat betapa asing Wilayah Fraksi Soule itu untuk kita semua, aku lumayan khawatir akan terjadi sesuatu yang berbahaya di sana. Setidaknya kalau kita berdua berkunjung terlebih dahulu, semua itu bisa kita ketahui dan kita cegah, kan?"

Tak lantas memberikan tanggapan. Morey justru melahap suapan buah anggur Hazelle ke dalam mulutnya, seraya mempertimbangkan ajakan Hazelle untuk pergi ke Wilayah Fraksi Soule tersebut.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, memang tidak ada salahnya mereka berdua pergi terlebih dulu ke sana.

Toh, setelah pertemuan resmi antar kedua kerajaan tiga hari lalu. Kerajaan Lemuria telah memberikan kebebasan bersyarat pada Kedua Pangeran dan Putri Atlantis untuk berkunjung ke pelosok Lemuria manapun, selama itu masih ada hubungannya dengan misi mereka menuju Atlantis. Apalagi, siapa tahu mereka justru menemukan sesuatu yang penting di sana tanpa harus menunggu lusa, sehingga waktu keberangkatan mereka ke Agartha bisa dipercepat?

Iya, mengapa tidak?

Semakin cepat dikerjakan, bukankah akan semakin cepat selesai?

"Kalau begitu, apa tidak masalah kalau kita pergi setelah aku menyelesaikan gulungan itu?" balas Morey seraya mengerling ke arah meja kerjanya.

"Tidak masalah," balas Hazelle seraya membersihkan remah ranting kecil yang ternyata masih tersemat kuat di pangkal anggur. "Aku bahkan berpikir kita akan pergi setelah kau memakan makan malammu dengan benar."

"Aku akan makan malam dengan benar jika kau menemaniku makan di kedai," putus Morey terdengar amat mutlak.

Hazelle terkekeh geli.

"Baiklah," balas Hazelle segera memberikan persetujuan. "Lagipula aku juga bosan melihat wajah Pangeran Jourel hampir setiap har—akh! Rey?!"

Perkataan Hazelle terpotong seketika, oleh karena Morey yang secara tiba-tiba ikut menggigit jemarinya, ketika sedang menyuapkan buah anggur berikutnya pada Morey.

Meski tidak terasa sakit. Reaksi Hazelle tadi murni karena ia merasa kaget. Terlebih ketika mendapati manik obsidian Morey memancarkan ketidaksenangan.

"Jangan membicarakan 'adikmu' itu saat kita sedang berdua saja," ucap Morey dengan tegas. "Aku tidak suka."

Oh...

Senyum Hazelle mengembang seketika, diiringi manik hazelnya yang membias penuh godaan pada Morey.

"Tuanku Morey El Nerro..." ucap Hazelle dengan nada bersenandung, seraya menusuk-nusuk pipi Morey dengan ujung jari telunjuknya. "...cemburu ya?"

Namun di luar dugaan Hazelle yang mengharap Morey akan bereaksi salah tingkah, semacam wajahnya yang mendadak merona merah. Hazelle justru mendapati Morey menangkap jarinya itu untuk ia genggam lumayan erat.

"Apakah itu perlu dipertanyakan?" balas Morey dengan lugas.

Terlampau lugas, sampai berhasil membuat Hazelle menjadi canggung seketika.

Astaga.

Sepertinya Hazelle menggodai Morey di waktu yang tidak tepat.

"Dia tumbuh bersamamu bahkan sejak kau terlahir di dunia," ucap Morey seraya menarik tangan Hazelle untuk tersemat di belakang lehernya. "Setiap hari, setiap jam, setiap detiknya, dia memiliki kesempatan untuk melihatmu, bertemu denganmu."

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang