Kilas XXX: "Bumerang dan Duel"

24 9 0
                                    

Diiringi persetujuan seluruh pihak. Sambungan Interaktif Visual itu pun terhenti setelahnya. Sekaligus menjadi saksi dari seluruh Krymeric Jourel yang kembali berkumpul ke tempat asalnya. Tepat ketika Jeane menghadapkan tubuhnya ke arah kuil, meski dengan wajah yang masih tertoleh ke arah Jourel.

"Ayo."

Mendengar ajakan singkat dari Jeane tersebut. Jourel lantas mengangguk seraya mulai berjalan menyusul langkah kaki Jeane di sisinya, diikuti oleh Jasver yang juga segera mengekor keduanya di belakang.

Dengan demikian.

Masuklah secara resmi Kedua Dreamis Lemuria dan Sang Pangeran Kedua Atlantis tersebut ke dalam Kuil Utama Fraksi Soule. Yangmana di setiap langkah yang mereka ambil itu terasa melambat, oleh karena sosok Jourel yang entah mengapa semakin jarang berjalan, seiring dengan semakin dalamnya mereka memasuki kuil tersebut.

"Uh..."

"Joujou?"

Bahkan.

Saking lambatnya Jourel tidak sadar bahwa langkahnya tertinggal dan terhenti di belakang kedua Dreamis. Hingga akhirnya suara Jeane yang memanggilnya itu membuat Jourel tersadar, bahwa dirinya bahkan sampai tertunduk dengan telapak tangan yang telah menutupi wajahnya sendiri.

"Maafkan kelancanganku."

Terdengar celetukan Jasver yang juga ikut menghampiri Jeane yang telah berada di sisi Jourel.

"Tapi aku sangsi kau bisa lanjut memasuki kuil ini, Yang Mulia Pangeran?"

Bukan tanpa alasan.

Karena bahkan Jeane pun tak bisa mengabaikan kondisi Jourel saat ini, yang terlihat sama sekali tidak baik-baik saja, seiring dengan langkah kaki mereka yang semakin merangsak masuk ke dalam kuil bernuansa sunyi namun rapi dan bersih tersebut.

Jourel sendiri pun tak cepat-cepat membantah celetukan Jasver. Karena pada kenyataannya benak dan kepalanya terasa semakin memberat. Seolah-olah seluruh sel di tubuhnya begitu meresapi rasa familiar yang menghujani dirinya, di setiap langkah yang ia ambil dalam panduan Jeane dan Jasver menjelajahi kuil yang besar dan luas ini.

"Aku tak memungkirinya," balas Jourel terdengar pasrah, karena tubuhnya semakin merasakan hal yang tak mampu ia deskripsikan. "Tapi aku juga tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," lanjutnya seraya melirik ke arah Jeane. "Lagipula kita juga harus segera bertemu dengan mereka bertiga."

Mendapati betapa gigihnya Jourel yang terlihat kukuh dengan keinginannya. Jasver tak kuasa menghela napas.

"Kalau begitu langsung pada intinya saja."

Seraya menggantikan Jeane dalam menopang tubuh Jourel, Jasver kembali berkata.

"Kita pergi ke Altar Kuil Soule dan menunggu rombongan Putri Cherlyn menemukan kita di sana."

"Jasver benar," ucap Jeane langsung setuju, tanpa menolak inisiatif Jasver untuk menopang tubuh Jourel yang terasa berat untuk lebih mudah melanjutkan perjalanan. "Lagipula aku rasa tidak akan sulit menemukan Altar Kuil Soule."

Bukan tanpa alasan mengapa Jeane begitu yakin dengan ucapannya tersebut. Sebab, pada kenyataannya. Pondasi, material, ukiran, bangunan dan tata letak dari Kuil Utama Fraksi Soule ini kurang lebih sama dengan Kuil Utama Fraksi lain di Kerajaan Lemuria. Sehingga membuat Jeane sadar bahwa dirinya dan Jasver yang telah terbiasa dengan seluk-beluk tempat seperti ini akan lebih mudah membawa mereka menuju ke tempat yang diinginkan.

Maka.

Kini giliran Jeane memimpin langkah rombongan kecil mereka semakin mendekat ke Altar Kuil Soule, yang seharusnya berada di tengah-tengah titik tertinggi kuil tersebut, khas dengan pilar-pilarnya yang menjulang tinggi. Seolah-olah mengukuhkan betapa luas dan lenggangnya tempat yang menjadi inti dari sebuah kuil tersebut.

Soul: Lemuria & AgarthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang