IX

1 0 0
                                    

new character unlocked!

new character unlocked!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Yoo Ra

***

Yoo Ra mulai membaca buku yang ada di depannya. "Apa kalian sudah mengerjakan tugas Profesor Ludwig?" Ia bertanya.

"Apa kau sejurusan dengan kami?" Tomo bertanya.

"Aku jurusan Fisika." Han Yoo Ra tersenyum.

"Benarkah?" Tomo membulatkan matanya. "Aku tidak pernah melihatmu?"

Han Yoo Ra kembali tersenyum. "Aku sering melihat kalian, tapi kalian tidak tahu aku." Ia tertawa kecil. "Tapi, aku maklum, kelas kita berbeda. Aku di kelas B."

Tomo mengerutkan dahinya. "Aneh sekali, aku tidak pernah bertemu denganmu."

Helena mengangguk. Ia juga tidak pernah melihat Han Yoo Ra. Atau memang maklum juga ia tidak tahu, karena bahkan ia tidak mengenal Tomo.

Han Yoo Ra kembali tertawa kecil. "Tidak perlu dipikirkan," Yoo Ra menangkupkan tangannya. "Ah, musim semi mendatang adalah ujian akhir semester, kita perlu mempersiapkan banyak hal."

"Iya, memang," Tomo menghela napas. "Entah kenapa aku memilih jurusan ini." Ia memijit pelipisnya.

"Santai saja, kita pasti bisa," Yoo Ra mengalihkan pandangan ke Helena. "Disini kan ada Helena Brooks."

Helena tersentak kaget. "Aku tidak sepintar itu."

Han Yoo Ra tertawa. "Benarkah? Coba ajari aku rumus yang ini."

Helena melihat rumus yang diberikan Han Yoo Ra. "Oh, kau harus mengerjakan yang ini dulu sebelum memakai rumus yang ini..."

*

Seharian, mereka belajar dan menyelesaikan tugas di perpustakaan sampai tidak terasa sore hari pun tiba. "Helena, sebentar lagi shift kita bekerja," Tomo mengingatkan. "Kita harus berangkat."

"Wah, kalian sudah mau pergi ya?" Han Yoo Ra pura-pura cemberut. "Apa besok kalian mau datang lagi kesini? Aku ingin diajari beberapa hal lagi."

"Tidak masalah," Helena tersenyum. "Aku akan kesini besok siang."

"Terimakasih, Helena," Yoo Ra memegang tangan Helena. "Maafkan aku merepotkanmu."

"Aku senang kita bisa belajar bersama." Helena ikut tersenyum. Mata hijaunya mengkilat. Hatinya sedang senang.

*

Sesampainya di tempat kerja, Helena dan Tomo disambut oleh Annie. "Hai!" Mata Annie berbinar seperti biasanya. "Loh, dimana Hans?"

Helena ikut bingung. "Apa dia tidak kesini?"

Annie menggeleng. "Tidak." Ia mengerutkan alisnya. "Ada apa?"

Helena merasa hatinya bergetir karena khawatir. "Ah, tidak apa-apa." Ia segera masuk ke dapur dan memakai celemeknya.

Annie menatap Tomo. "Ada apa?"

ALTALUNE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang