Hari-hari mulai berjalan lagi seperti biasa. Hans tidak pernah muncul lagi. Hans hilang begitu saja. Helena menghabiskan waktunya untuk belajar sebelum ujian. Tentunya ditemani dengan Tomo dan Yoo Ra. Di kampus, Tomo, Yoo Ra, dan Helena seperti trio yang tidak terpisahkan. Selalu bertiga kemanapun mereka pergi.
Helena juga semakin dekat dengan Annie yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri. Annie membantunya dalam banyak hal. Annie mengajarinya cara menabung, berbelanja, dan memperbaiki segala perabotan yang rusak.
Helena mulai merasa bahagia dan lebih hidup.
Suatu sore, Tomo, Helena dan Han Yoo Ra berjalan di ke sebuah restoran. Han Yoo Ra mentraktir mereka di Restoran korea yang baru buka di kota itu. "Sepertinya makin lama kau makin cantik, Helena!" Han Yoo Ra tersenyum. Ia mengikat rambut panjangnya. "Wajahmu semakin cerah seperti bulan."
Helena tersenyum malu.
Tomo mengangguk. "Iya, aku turut senang." Tomo menepuk punggung Helena. "Aku tidak perlu terlalu banyak khawatir dengannya lagi."
"Kamu sudah seperti kakak laki-laki yang posesif!" Yoo Ra tertawa. Ia menyendok kuah sup yang baru datang ke meja mereka.
"Dulu dia itu judes sekali padaku!" Tomo mengomel. "Dia mengusirku berkali-kali."
"Wajar saja," Yoo Ra tersenyum. "Perempuan memang judes, tapi di awalnya saja."
Helena hanya tertawa kecil.
"Omong-omong," Yoo Ra menyeruput minumannya. "Hans tidak keliatan lagi?"
Helena dan Tomo terdiam.
"Ada apa?" Yoo Ra mengedipkan matanya. "Apa dia pindah atau pergi?"
Tomo mengangkat bahunya. "Dia pergi. Aku tidak tahu kemana."
"Kenapa?" Han Yoo Ra mengangkat alisnya. "Apa terjadi sesuatu?"
Helena dan Tomo tidak menjawab.
"Omong-omong," Tomo menunjuk leher Han Yoo Ra. "Tato di lehermu mirip dengan mirip Hans ya?"
Ketika rambut Yoo Ra diikat tato itu memang terlihat. Tato berbentuk bulan sabit. Han Yoo Ra segera menutup lehernya dengan tangannya. "Hmmm, benarkah? Aku tidak tahu kalau tatoku sama dengan Hans." Yoo Ra tersenyum. "Tato ini pertama kali dibuat saat aku masih SMA."
"Keren sekali." Helena berdecak kagum.
"Tapi," Tomo berkata lagi. "Mengapa tato itu bercahaya?"
Han Yoo Ra mengangkat alisnya. "Apa?"
Tomo langsung tertawa. "Ah, tidak." Tomo mulai menyendok makanannya. "Aku hanya bertanya-tanya, aku ingin membuat tato yang bisa bercahaya."
Han Yoo Ra tertawa. "Kau ini memang lucu, ya!"
Tiba-tiba, suasana restoran menjadi riuh. Mereka membicarakan berita di TV restoran. "Untuk seluruh warga diharapkan hati-hati, sudah hampir dua minggu ini, belasan warga kota ditemukan mati secara misterius. Semakin hari, semakin bertambah. Penyebab kematian pun tidak diketahui secara jelas. Mayat ditemukan mati membeku seperti patung dan kulitnya biru dingin seperti es. Sampai saat ini, masih belum diketahui apa sebab dan asal muasalnya. Menurut para ahli, sejauh ini cuaca musim dingin di kota tidak mungkin bisa mengakibatkan kematian seperti ini,"
Foto-foto mayat yang biru membeku ditampilkan di layar kaca TV. Pengunjung restoran makin ribut. "Menurut salah satu saksi mata, dia menemukan mayat sebelum mati dengan cara dibunuh oleh dua makhluk asing memakai baju hitam dan tinggi, berikut kesaksiannya,"
Kemudian, di layar muncul seorang pria berambut merah dan bermata cokelat. Umurnya mungkin masih belasan. Sepertinya anak SMA. Pipinya tirus dan penuh jerawat. Ia tampak sangat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTALUNE [END]
FantasyHelena Brooks, gadis sebatang kara yang harus menjalani hidupnya yang keras di musim dingin, berjalan di tengah malam di bawah sinar rembulan. Saat itulah, ia bertemu makhluk magis yang berdiri di bawah gelapnya malam. seorang pria tinggi dengan set...