halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
Tunggal dan yang lainnya langsung pulang, tidak seperti saat berangkat yang harus berkumpul. Mereka langsung pulang dan membubarkan diri. Hanya tersisa empat motor yang melaju kearah yang sama.
Begitu sampai di kost Dimas, Robby dan Wisnu langsung masuk sedangkan yang terakhir masuk adalah Banyu. Dia terdiam sebentar, melihat Tunggal yang masih diam di tempatnya, menatap kearah rumah penjaga kost.
"Jangan di lihat mas nanti makin sakit." Banyu menutup mata Tunggal dengan tangannya.
Banyu memandang ke arah dua orang yang baru saja keluar dari rumah penjaga kost. Itu Denis dan suaminya, Tunggal mungkin terlihat baik-baik saja, tapi jelas sekali jika dia masih merindukan Denis.
Banyu tidak ingin melihat Tunggal kembali murung, jadi dia memilih untuk mengajak Tunggal masuk kedalam kost. Tidak perlu berlama-lama memandang Denis, yang ada nanti akan semakin sakit.
Tunggal duduk di ruang tamu dengan linglung, dia masih diam tidak mengatakan apapun. Entah apa yang ada di pikirannya, Banyu sendiri tidak tahu. Dia lebih suka dengan Tunggal yang mengumpat kesal dibandingkan berdiam diri seperti ini.
Tunggal tidak mengatakan apapun, bahkan saat Banyu mengajaknya untuk masuk dia hanya diam dan mengikutinya. Banyu jadi pusing sendiri, karena tidak mengerti Tunggal memikirkan apa dan apa yang dia rasakan.
"Mas kalo butuh sesuatu bilang aku ya." Banyu berusaha mengajaknya bicara.
"Gue butuh pelukan Bay," Tunggal berkata dengan lirih.
Saat ini Tunggal benar-benar butuh pelukan, jika sebelumnya dia baik-baik saja karena memang masih emosi dengan penghianatan Denis. Tapi sekarang dia benar-benar patah hati, dia masih mencintai Denis dan hari ini dia melihat Denis bersama dengan pria lain.
Bertingkah mesra dan tersenyum bahagia, semua yang selama ini Tunggal impikan jadi milik orang lain. Dan dia hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Hati Tunggal benar-benar hancur, rasa sakit yang tidak terlukiskan membuatnya sesak nafas.
"Nangis aja mas kalo emang sakit." Banyu memeluk Tunggal dan memberikan elusan lembut di punggungnya.
Tunggal menahan air mata uang yang ingin keluar, tidak etis jika lelaki sepertinya harus menangis karena putus cinta. Tunggal tidak boleh terlihat lemah, tapi kali ini dia benar-benar ada di titik paling rapuh.
"Mas jangan ditahan, semua yang mas rasain keluarin aja. Aku bakal dengerin semuanya," kata Banyu.
Banyu terus membujuk Tunggal, agar mengeluarkan semua uneg-uneg yang dirasakan.
Banyu tau jika selama ini Tunggal menyimpan semuanya sendiri, Banyu cukup sadar diri untuk tidak memaksa Tunggal bercerita. Selama dia masih bisa tersenyum bahagia, setiap kali di ajak jalan-jalan mengelilingi Jogja itu sudah cukup.
Banyu tidak bisa membatu banyak, setidaknya dia membuat Tunggal merasa lebih baik dengan mengunjungi tempat yang ingin dia datangi. Banyu hanya akan menemani Tunggal melakukan hal yang dia inginkan di Jogja, sehingga luka yang dia rasakan sembuh perlahan.
"Aku tau mas sekarang nahan buat gak nangis, mas aku gak tau apa yang mas rasain tapi kalo emang sakit nangis aja." Banyu terus membujuk Tunggal dengan suara yang lembut.
Tunggal yang terus mendapatkan bujukan lembut, akhirnya tidak bisa menahan tangisnya. Dia benar-benar tulus mencintai Denis tapi kenapa dia malah mendapatkan penghianatan yang begitu menyakitkan.
"Gue gak pernah macem-macem selama pacaran, gue pikir semua perjuangan gue bakal berakhir indah tapi kenyataannya gue harus nerima kalo Denis nikah sama orang lain." Tunggal kali ini benar-benar melepaskan semuanya dia menangis seperti anak kecil.
"Semua itu takdir mas, mas emang sudah melakukan yang terbaik tapi kalo emang mbak Denis bukan jodoh mas ya gak akan bisa bersama," balas Banyu.
"Gue benar-benar sayang sama dia, gue sadar kalo gue orang yang cuek dan gak banyak omong tapi gue berusaha buat berubah demi dia," kata Tunggal
Tunggal tidak mengerti kenapa Denis memilih untuk bersama dengan orang lain, tanpa memikirkan dirinya yang sudah berusaha untuk jadi yang terbaik. Tunggal mau berubah jadi orang yang perhatian, dia selalu berusaha untuk membahas semua pesan yang Denis kirimkan, selain itu dia juga menyempatkan waktu untuk vidio call atau menelfon Denis.
"Cinta yang tulus memang tidak semuanya berbalas dengan ketulusan mas." Banyu tidak banyak bicara dia hanya mendengarkan semua keluhan Tunggal.
Tunggal terus menangis dan memeluk Banyu, butuh waktu untuk meluapkan semua yang dia tahan selama ini. Setelah beberapa saat menangis Tunggal akhirnya merasa lebih baik, dia melepaskan pelukan Banyu dan duduk dengan benar.
"Mata mas bengkak, aku ambil es buat kompres matanya," kata Banyu.
Banyu tidak tega melihat mata Tunggal yang sembab dan merah. Besok pagi pasti Tunggal tidak bisa membuka matanya.
Banyu membawa es dan sapu tangan bersih, dengan telaten dia memasukkan es batu kedalam sapu tangan. Dia menarik wajah Tunggal agar menghadap kearahnya dan mulai mengompres matanya.
"Jangan nangis lagi mas, nanti jadi jelek," kelakar Banyu.
Banyu mengatakan nya agar Tunggal merasa lebih baik. Agar Tunggal bisa sedikit tertawa.
"Gue orang ganteng mau kayak gimana juga tetep ganteng." Dengan suara yang masuk serak Tunggal membalas cibiran Banyu.
"Mas jelek banget tau, matanya bengkak, hidung meler sama warnanya merah," balas Banyu.
Banyu langsung mendapatkan pukulan setelah selesai mengatakan itu.
Tunggal memukul Banyu dengan main-main, setelahnya dia diam. Banyu sendiri tidak membuka suara dia fokus mengompres mata Tunggal dengan hati-hati dan lembut.
Setelah selesai Banyu membereskan semuanya, sedangkan Tunggal tengah memukul-mukul sandaran sofa karena malu. Bisa-bisanya dia menangis dan memeluk Banyu seperti tadi, selain itu sikap lembut Banyu yang membantunya mengompres mata, hal ini membuatnya ingin menghilang dari bumi.
Kenapa ada pria selembut Banyu, Tunggal benar-benar akan jatuh cinta dengan Banyu jika dia perempuan. Laki-laki lembut seperti Banyu tidak boleh terlewat sebagai pasangan idaman.
"Mas kenapa?, masih ada yang gak nyaman?" tanya Banyu.
Banyu yang baru saja kembali dari dapur kebingungan saat melihat tingkah Tunggal yang aneh.
"Gue udah baik-baik aja kok, gue mau ke kamar dulu ya buat bersih-bersih," jawab Tunggal.
Tunggal langsung melesat dengan cepat meninggalkan Banyu yang masih kebingungan, sebelumnya Tunggal masih jadi pria yang sedih karena putus cinta tapi sekarang dia malah kembali jadi ceria.
"Yah gak papa lah mas Tunggal gitu, daripada kayak tadi," gumam Banyu.
Dia geleng-geleng kepala menatap Tunggal yang sudah menghilang di balik pintu kamar.
Sementara itu di kamar Tunggal tengah berguling-guling di kasur, dia benar-benar di buat salah tingkah dengan perhatian yang Banyu berikan. Tunggal menggigiti bantal, guna meredam keinginan untuk berteriak.
Sikap lembut Banyu memang benar-benar berbahaya, dia sebagai pria saja dibuat meleleh dengan kelembutannya. Banyu pasti memiliki banyak pacar dengan sikapnya yang selembut itu, pasti dia sudah banyak bergonta-ganti perempuan.
"Bangke bener si Banyu, gue yang cowok aja dibuat ngereog jungkir balik," kata Tunggal.
Tunggal menarik nafas untuk menenangkan diri. Bisa gila jika dua terus mendapatkan serangan kelembutan dari Banyu.
Pesona kelembutan Banyu ternyata bisa mempengaruhi semua gender. Atau memang metal Tunggal saja yang yupi, baru di berikan perhatian seperti itu sudah kelimpungan sendiri.
Yah lihat saja nanti apakah Tunggal masih kuat menghadapi pesona kelembutan mas-mas Jawa atau dia akan kalah dan takluk di pelukan mas-mas Jawa.
###
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota istimewa
Подростковая литератураkembali ke kota istimewa tempat dimana aku bertemu dengan kamu, orang yang paling istimewa. Disini juga kisah kita dimulai dan diakhiri. Start : 08 Juni 2024 Ending : 01 September 2024