Bab 14 [Keributan di pagi hari]

204 29 6
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Setelah menyimak grup untuk waktu yang lama, Tunggal memilih untuk offline. Semakin disimak makin tidak jelas juga percakapannya, bahkan pembahasan sudah berganti jadi saling cerita pengalaman bercinta masing-masing.

"Hah, gue ini beneran gay ya," kata Tunggal.

Dia masih tidak percaya jika dia jadi gay dan suka dengan Banyu. Perasaan baru sebulan yang lalu dia patah hati karena cewek, sekarang malah suka dengan cowok. Tunggal merasa jika semuanya terlalu cepat, selain itu dia juga tidak ingin galau lagi.

"Masa sih gue jadi suka sama Banyu, niatnya kan cari mbak-mbak Jawa kok malah sama mas-mas Jawa" gumam Tunggal.

Dia masih tidak bisa menerima jika hatinya kepincut sama Banyu, yang notabene mas-mas Jawa dengan kulit sawo matang, dan bukannya mbak-mbak Jawa yang punya senyum manis.

"Anjir lah gue jadi suka berondong," umpat Tunggal.

Selama ini Tunggal tidak pernah berhubungan dengan yang lebih muda, semua yang dekat dengannya memiliki umur di atasnya, dan baru dengan Denis dia menjalin hubungan dengan yang seumuran.

"Bodo amat lah, gue pengen tidur," kata Tunggal.

Tunggal memaksakan diri untuk menutup mata, meski masih jam 20.00 WIB. Dia ingin mengistirahatkan otaknya, Tunggal sudah cukup lelah untuk menghadapi dunia tipu-tipu.

Butuh waktu setengah jam bagi Tunggal untuk bisa tertidur. Tunggal tertidur lelap, mungkin karena lelah Tunggal tidak sadar jika ada yang masuk ke kamarnya. Orang itu berhenti di samping ranjang, menatap Tunggal untuk waktu yang lama, sebelum membungkuk untuk mencium bibir Tunggal.

"Manis, dari awal aku udah penasaran banget sama bibir mas," ucap Banyu.

Yah yang masuk ke kamar Tunggal adalah Banyu, jangan kaget. Sejak awal Tunggal di sini Banyu memang sering keluar masuk kamar Tunggal. Sejak melihat Tunggal untuk pertama kali, Banyu sudah tertarik dengan Tunggal. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa menyentuh Tunggal dengan intim.

"Aku beneran suka sama kamu mas," kata Banyu.

Dia menempelkan bibirnya dan mulai melumat bibir Tunggal, sejak tadi dia ingin sekali menciumnya. Bibir yang tipis dan berwarna merah muda itu sudah menggodanya sejak tadi.

Setelah puas mencium bibir Tunggal, Banyu keluar dari kamar dengan perlahan. Tunggal sendiri tidak merasa terganggu, besok mungkin dia akan kaget saat melihat bibirnya bengkak.

###

Keesokan paginya Tunggal terbangun karena suara ribut di bawah, ada teriakan dan makian, belum lagi suara barang-barang berjatuhan. Dengan kesal Tunggal memilih untuk bangun, melihat apa yang terjadi di bawah.

"Mereka lagi apaan sih bangke, ini masih jam tujuh," teriak Tunggal.

Dengan perasaan kesal yang ketara Tunggal turun ke bawah. Di bawah ada Wisnu dan Dimas yang tengah menahan Banyu, ada sosok pria lain yang berdiri membelakanginya.

"Orang gak ada otak pagi-pagi udah ribut di tempat orang lain," gerutu Tunggal.

"Mas Tunggal wes gak ganggu mbak Denis, dadi lapo sampean rene?¹" kata Banyu.

¹"Mas Tunggal sudah tidak ganggu mbak Denis, jangan ngapain kamu kesini"

²"Jare sopo Tunggal gak tau ganggu Denis, arek e sek chat Denis." teriakan Angga terdengar jelas sampai ke atas

Kota istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang