halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen
happy reading
###
"Gue mau jujur kalo gue gay, mungkin," kata Tunggal. Nada suaranya jadi lebih pelan di bagian akhir.
"Mungkin? yang jelas dong mas," kata Dimas.
Dia jelas kaget dengan fakta jika Tunggal gay, meski Dimas bukan yang homophobic dia tetap syok jika ada orang disekitarnya yang gay. Apalagi jawaban Tunggal yang kesannya ragu-ragu dan menggantung seperti itu membuatnya jadi berpikiran yang negatif.
"Terus yang cowok chat mas itu gimana?" tanya Banyu.
Banyu meminta penjelasan Tunggal, jangan sampai Tunggal terlibat perlakukan bebas, karena bertemu dengan orang mesum di media sosial.
"Itu cuma kenalan biasa, gak ada yang lebih," jelas Tunggal.
Entah kenapa dia tidak suka jika Banyu menganggapnya kenal dekat dengan mereka. Dia hanya kenalan sebatas nama dan tempat tunggal, tidak ada interaksi lain lagi, atau mungkin belum.
"Bentar deh, aku masih syok," kata Dimas.
Dia menyandarkan tubuhnya, kepalanya pusing sekali memikirkan hal mengejutkan pagi ini. Semua yang terjadi benar-benar mendadak dan cepat, Dimas tidak bisa mencernanya dengan benar.
"Maaf buat kalian gak nyaman." Tunggal menundukkan kepalanya mereka bersalah.
"Mas. Kita gak ngerasa gimana-gimana, kita cuma kaget aja." jelas Wisnu.
Semua ini terlalu mengejutkan, Tunggal yang awalnya mereka tahu lurus malah tiba-tiba jadi gay. Siapa yang tidak syok mendengarnya, kemarin Tunggal masih galau karena Denis.
"Kalian gak benci atau jijik sama gue?" tanya Tunggal.
"Buat apa kita benci sama mas. Orientasi seksual mas itu pilihan mas, kita gak ada urusan. Apapun pilihan yang mas ambil itu utusan mas pribadi, mas pasti udah tau resikonya dan siap buat semua," jelas Wisnu.
"Kalian gak mau maki-maki gue karena jadi gay?" tanya Tunggal sekali lagi.
"Buat apa, selama mas gak merugikan kita yah itu urusan mas. Jujur aku pribadi gak peduli sama orientasi seksual mas, selama mas gak suka sama aku ya bodo amat," kata Dimas.
"Jadi kalian gak keberatan?"
Ketiganya menggeleng, hal ini membuat Tunggal lega hanya Robby yang Tunggal tidak tahu pendapatnya. Meksi sering menggodanya, Tunggal tahu jika itu hanya candaan.
"Lagi apa nih kalian." Orang yang baru saja Tunggal sebut datang.
"Sini Rob, gue mau ngomong penting," kata Tunggal.
Dengan kebingungan dan raut wajah penuh rasa penasaran Robby ikut duduk bersama mereka.
"Mau ngomong apa mas, kok aku jadi deg-degan," kata Robby.
"Jadi gini, gue mau bilang kalo gue gay," kata Tunggal tanpa beban.
"Hah." Robby berteriak kencang.
"Mas bisa bilang sekali lagi," pinta Robby, dia takut jika salah dengar.
"Gue gay Robby, artinya gue suka cowok," kata Tunggal sekali lagi.
"Aku tau arti gay, tapi ini mas beneran gay?" tanya Robby, raut tidak percaya terlihat jelas di wajahnya.
"Iya Robby, gue mau jujur karena takut kalian gak nyaman," balas Tunggal.
"Bentar mas, kasih aku waktu buat cerna semuanya," kata Robby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota istimewa
Teen Fictionkembali ke kota istimewa tempat dimana aku bertemu dengan kamu, orang yang paling istimewa. Disini juga kisah kita dimulai dan diakhiri. Start : 08 Juni 2024 Ending : 01 September 2024