Bab 3 [Melepaskan semuanya]

328 36 2
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Tunggal benar-benar patah hati, dia merasa jika apa yang diperjuangkan tidak ada timbal baliknya. Denis memilih bersama dengan orang yang bisa menemaninya setiap saat. Tunggal hanya orang sepele, yang hanya bisa mengobati rindunya lewat panggilan video.

Dengan hubungan jarak jauh, yang Tunggal lakukan hanya mengirimkan pesan akan pergi kemana dan memberikan bukti foto, memberikan hadiah yang bisa dia lakukan untuk mengganti waktu jalan-jalan. Semuanya dia usahakan agar Denis merasakan kehadiran secara dekat, tapi nyatanya itu tidak cukup.

"Mas jangan sedih, sebelum balik gimana kalo kita main dulu. Aku ada tempat yang cocok buat galau." Banyu menepuk pundak Tunggal untuk memberikan semangat.

Dia tidak bisa mengatakan jika Tunggal tidak perlu memikirkan masalah ini. Terdengar jika dia tidak peduli, karena jelas tidak mungkin untuk tidak memikirkan rasa sakit hati yang dirasakan. Mudah untuk kita yang tidak mengalami mengatakan itu, tapi sulit bagi yang merasakannya.

"Ayo lah kita kesana, lagian malu kalo ketemu yang lain lagi galau gini," balas Tunggal.

Tunggal tidak ingin membuat penghuni kost lain khawatir.

Banyu melajukan motornya, melewati bangunan bersejarah yang berderet di sepanjang jalan, kota ini memiliki banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang bisa di kunjungi. Kota yang menggabungkan budaya tradisional dan modern, membentuk satu kesatuan yang unik.

Menjauh dari keramaian kota, keduanya mendatangi pantai Kesirat yang ada di daerah Gunungkidul. Keduanya duduk lesehan di tepi tebing tinggi yang langsung menghadap ke laut.

Deburan ombak dan angin yang berhembus membuat Tunggal merasa nyaman, tidak banyak orang di sini karena mungkin sudah siang. Keduanya sampai di sini sekitar jam dua siang jadi matahari masih panas, Tunggal benar-benar merasakan jika amarah dan perasaan negatif lainnya menghilang seakan terbawa ombak dan angin.

"Kalo mas pengen luapin emosinya keluarin aja, mas bisa teriak sekencang-kencangnya disini mumpung sepi gak ada orang." Saran Banyu.

Berteriak adalah cara yang paling mudah untuk melampiaskan perasaan.

Tunggal mengambil nafas dalam. "Agrh kenapa ini kejadian sama gue!" dalam satu tarikan nafas Tunggal berteriak sekencang-kencangnya.

Rasa sesak yang menyiksa dadanya mereda, sedikit demi sedikit. Tunggal berteriak beberapa kali lagi dan semua rasa sesak itu hilang dan dia kembali tenang.

"Makasih ajak gue kesini, rasanya lebih lega," kata Tunggal.

"Sama-sama mas, tadi aku juga kaget waktu lihat cewek yang jadi pacar mas itu mbak Denis," balas Banyu.

Jujur jika tadi Banyu juga syok saat melihat Denis membuka pintu. Ternyata dugaannya benar, Denis yang dimaksud Tunggal itu anak bapak kost.

"Ternyata dunia ini benar-benar sempit, gue cari Denis dan ketemu sama kalian yang kenal dia," kata Tunggal.

Tunggal awalnya tidak percaya jika di dunia ini memiliki banyak kebetulan yang terjadi.

"Rasanya sakit banget waktu tau Denis sama yang lain, padahal gue udah bela-belain buat dateng kesini ketemu orangtuanya. Tapi mungkin ini takdirnya, kalo gue gak nekat kesini mungkin gak akan tau kenyataannya dan terus penasaran kenapa Denis ngilang." Tunggal menghela nafas lagi.

Meski merasa di rugikan karena ongkos yang di gunakan untuk kesini, tapi anggap saja perjalanan kali ini liburan. Tidak ada salahnya dia mengambil jeda sebentar untuk liburan, sebelum nantinya kembali ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

"Mas ketemu mbak Denis itu dimana sih, kok bisa kenal jauh banget gini?" tanya Banyu.

Banyu cukup penasaran, Jakarta dengan Jogja itu lumayan jauh dan setahunya Denis tidak pernah pergi ke luar kota.

"Waktu itu gue ada kegiatan di Jogja, waktu jalan di Malioboro gak sengaja kehilangan kamera dan temen Denis yang nemuin itu ketinggalan di bangku taman. Kita awalnya cuma kenalan sebatas nama udah gitu aja, tapi gak tau kenapa Denis bisa tau Ig gue dan DM dari situ kita kenal deket." Tunggal menceritakan awal pertemuan mereka yang dia sendiri tidak ingat betul.

"Jadi sekali ketemu dan itu cuma sekilas aja?" tanya Banyu. Ekspresi terkejut terpampang jelas di wajahnya.

Banyu benar-benar cukup kagum dengan ketulusan cinta yang Tunggal miliki.

"Yah itu sih dari yang Denis bilang, gue sebenarnya gak terlalu inget kejadian itu. Gue kenal dia yang benar-benar ya pas udah saling DM sebelum itu gue gak merasa mengenal," jawab Tunggal.

Kejadian kehilangan kamera itu sudah lama sekali sekitar tiga tahun yang lalu.

"Apa sih yang buat mas jatuh cinta? kalian berdua gak pernah ketemu langsung dan sifat orang di sosmed bisa beda jauh sama di kenyataan," kata Banyu.

Mendengar pertemuan mereka yang tidak berkesan Banyu jadi penasaran, apa yang membuat Tunggal yakin dengan Denis padahal mereka tidak pernah bertemu langsung.

"Awalnya gue cuma jadiin dia penghilang sepi, wajar masih mahasiswa semester 3 belum sibuk banget. Yang buat jatuh cinta mungkin sikap perhatian dia dan satu hal yang benar-benar gue cari, sifat dimana dia gak banyak nuntut gue buat ada waktu. Selama ini gue denger cerita temen gue kalo LDR pasti ceweknya cerewet masalah kesibukan." jelas Tunggal.

Tunggal sendiri bukan tipe pria yang suka di tuntut untuk selalu ada di samping pacarnya, dan selalu di minta untuk mengerti pacarnya. Sebenarnya dia bukan tipe yang cuek, hanya saja terkadang jika sibuk dia lebih memilih untuk tidak ingin di ganggu.

Dan terkadang dia merasa terganggu saat perempuan bertingkah terlalu manja, dan tidak mengerti kesibukannya, sebagai laki-laki dia merasa jika posisinya serba salah. Jika dia tidak bekerja bagaimana cara menghidupi pacarnya, dan jika dia bekerja dia akan di hadapkan dengan banyaknya tuntutan dari pacarnya.

Tunggal hanya ingin menemukan sosok yang dewasa, tau kapan waktunya menghabiskan waktu bersama, dan kapan waktu untuk fokus pada diri masing-masing. Meski sudah menjadi kekasih waktunya tidak bisa dihabiskan selama 24 jam hanya untuk menemani pacarnya.

Dan saat bertemu dengan Denis, barulah Tunggal merasa jika perempuan yang dia cari ada di Denis, jadi meski hubungan mereka hanya sebatas virtual Tunggal serius dengan ini, dan ingin menghabiskan hidupnya bersama. Tapi kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasi, Denis sudah bersama orang lain.

Tunggal sendiri tidak tau akan mendapatkan lagi perempuan yang mengerti sifatnya atau tidak, jika tidak mungkin dia akan memilih hidup sendiri selamanya. Menghabiskan sisa hidupnya dengan perempuan yang tidak cocok hanya akan menyiksanya.

"Mas abis ini mau tetap stay Jogja apa balik ke Jakarta?" suara Banyu membuat Tunggal kembali ke dunia nyata.

"Balik ke Jakarta, alasan gue disini udah gak ada jadi mungkin gue kesini nantinya cuma buat singgah. Gue udah jatuh cinta sama kota ini," jawab Tunggal.

Sejak awal datang kesini Tunggal sudah jatuh cinta dengan Kota Istimewa ini.

"Banyak yang bilang Jogja memang kota yang selalu buat orang jatuh cinta, sekali kesini pasti bakal rindu," jelas Banyu.

Jogja sama seperti namanya, jadi kota istimewa yang sering di rindukan banyak orang.

Banyak orang yang jatuh cinta dengan kota ini, hingga banyak juga yang datang kembali atau malah menetap disini. Kota yang memiliki banyak sejarah dan budaya, seperti namanya Jogja memang istimewa di hati banyak orang.

Keistimewaan yang membuat banyak orang rindu dan datang kembali ke Jogja, orangnya yang ramah, lingkungan yang nyaman dan suasananya yang membuat kita ingin tinggal lama-lama. Jogja sepertinya mempunyai daya pikat dan mantra yang luar biasa.

###

TBC

Kota istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang