Bab 19 [Ditinggal]

177 27 8
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Pagi ini Tunggal sedang bersiap untuk wawancara kerja, ternyata lamaran kerjanya waktu itu di tindak lanjuti, dia sudah sempat berpikir jika lamarannya di tolak karena selama dua minggu tidak ada balasan.

Baru kemarin dia mendapat balasan yang mengatakan jika akan dilakukan wawancara hari ini. Tunggal merasa tidak sabar, jika lolos dia akan langsung magang selama 3 bulan sebelum bisa jadi karyawan tetap.

"Udah rapi sama cakep sekarang waktunya berangkat," kata Tunggal.

Di bawah Tunggal mencari Banyu, entah kemana perginya. "Kalian lihat Banyu gak?" tanya nya.

"Di kamarnya gak ada mas?" tanya Robby.

"Udah gue cek kagak ada," jawab Tunggal.

Sebelum turun dia melihat kamar Banyu, kamar itu sudah kosong dan sepertinya tidak di tempati dari semalam.

"Gak tau mas dari tadi gak ada lihat keluar kamar," kata Robby.

"Gimana nih semalem dia bilang mau nganterin gue wawancara, mana waktunya udah mepet" ujar Tunggal dengan panik.

Dia bingung sekarang, masalahnya tempat wawancaranya ini jauh dan Tunggal tidak tau jalannya. Banyu sudah janji jika akan mengantarnya, jika tahu begini dia akan siap-siap lebih awal dan naik taksi online saja.

"Aku anterin aja mas, tapi tunggu bentar yah aku mau ganti baju," tawar Robby.

"Makasih ya Rob, ganti bajunya cepetan," pinta Tunggal.

Tunggal merasa kesal dengan Banyu yang pergi seenaknya dan tidak memberikan kabar, tidak masalah jika janjinya hanya sekedar jalan-jalan, tapi ini dia berjanji untuk mengantar wawancara telat sedikit saja Tunggal akan kehilangan kesempatan.

"Mas ayo," ajak Robby.

Mereka berdua berangkat, di jalan Robby beberapa kali mendahului kendaraan besar agar lebih cepat sampai tujuan. Tempatnya berjarak 45 menit dari kost dan bisa di pangkas jadi 30 menit jika ngebut.

"Makasih yah, kalo gak ada lo udah telat gue," kata Tunggal.

"Sama-sama mas, nanti pulangnya naik taksi online aja jangan angkot," pesan Robby.

Robby ada kelas siang jadi dia tidak bisa menjemput Tunggal, karena masih baru dan belum hafal daerah sini, dia menyarankan untuk naik taksi online atau ojek online.

"iya-iya gue ngerti, lo balik nya hati-hati," tukas Tunggal.

Sebelum pergi Robby memastikan jika Tunggal sudah masuk ke gedungnya terlebih dahulu, setelah di pastikan Tunggal sampai dengan aman dan selamat barulah Robby pergi dari sana.

Robby masuk dengan santai ke dalam kost, dia berpapasan dengan Banyu yang keluar terburu-buru.

"Mau kemana?" tanya Robby.

"Cari mas Tunggal," balasnya.

"Mas Tunggal udah aku anterin, lain kali kalo gak bisa nepatin janji gak usah sok-sokan umbar janji." Robby menepuk pundak Banyu dan berjalan masuk.

Banyu sendiri terdiam sebentar, baru setelah itu dia masuk dan pergi ke kamarnya. Dia sebenarnya tidak ada niat untuk mengingkari janjinya, pagi ini dia sudah mengusahakan sampai di kost secepat mungkin, tapi ternyata masih terlambat.

"Argh jancok," umpat Banyu.

Jika saja semalam Dista tidak membuat masalah dan mengadu ke ibunya, Banyu pasti bisa tetap di kost dan mengantar Tunggal untuk pergi wawancara.

Kota istimewa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang